Periode: 12 - 16 Feb 2024

What to Expect from OIL?

Risiko geopolitik kembali ke pasar minyak minggu lalu setelah Israel menolak tawaran gencatan senjata dan mengebom Rafah, sebuah kota di perbatasan sehingga potensi turunnya ketegangan di Gaza cenderung kecil.

Selain itu dukungan kenaikan harga minyak juga berasal dari pernyataan yang relatif bearish dari EIA. Mereka menyatakan bahwa produksi minyak mentah AS tidak mungkin melampaui level saat ini, 13,3 juta barel per hari sampai awal 2025.

Di sisi lain, Iran menahan diri untuk melakukan tindakan militer langsung terhadap Israel dan AS. Mereka memprioritaskan kelangsungan hidup rezimnya di tengah tantangan internal, termasuk kerusuhan sipil maupun krisis ekonomi.

Kelompok militan yang didukung Iran sudah menyerang beberapa sasaran Israel dan AS di Timur Tengah sejak Israel luncurkan serangan di jalur Gaza. Hal ini ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Meski demikian, Teheran menghindari aksi militer langsung terhadap Israel dan sekutu utamanya, Amerika.

Ke depan, hal ini akan terus menjadi pondasi positif bagi harga minyak jika konflik berlanjut, terlebih hal yang ditakutkan, yaitu konflik mulai memicu Iran untuk langsung bertindak.

(oilprice)

Laporan Inflasi AS & Tahun Naga, Berkah untuk Emas & Saham ?

CPI basis bulanan AS naik lebih rendah dari perkiraan awal di bulan Desember. Hal itu ditunjukkan pada revisi data CPI yang dirilis pemerintah di hari Jumat. Pasar masih harus menunggu data inflasi yang akan dirilis 13 Februari 2024. Di samping itu, China dalam perayaan Imlek seminggu ke depan. Bagaimana dampak emas di tengah rilis data CPI AS dan juga di masa libur imlek?

Revisi CPI Desember

Indeks harga konsumen (CPI) naik 0.2% m/m di bulan Desember dibandingkan 0.3% seperti yang dirilis bulan lalu. Hal ini ditunjukkan dari revisi tahunan data CPI yang dikeluarkan BLS Departemen Tenaga Kerja. Tapi data bulan Desember direvisi naik dan menunjukkan CPI naik 0.2% dibanding 0.1% perkiraan sebelumnya.

Data-data tersebut datang dari perhitungan ulang tahunan yang merupakan faktor penyesuaian musiman.

Reaksi Pasar Saham

Saat data revisi dirilis, saham berjangka AS berhasil memperpanjang kenaikan sekitar 0.2% dan masih menunjukkan pembukaan yang solid di Wall Street. Imbal hasil Treasury tenor 10-tahun turun ke 4.1618%, dan dolar AS turun 0.08%.

Menurut Gennadiy Goldberg, kepala strategi suku bunga AS, TD Securities di New York mengatakan masih menunggu detail lebih banyak. Pasar bereaksi terhadap revisi turun dalam angka utama bulan Desember (m/m) karena data dibulatkan turun menjadi 0.2%, bukan 0.3% dan hal ini merupakan revisi penurunan yang signifikan terhadap inflasi utama di bulan Desember.

Dan Art Hogan, Ketua Strategis Pasar dari B Riley Wealth mengatakan setahun lalu saat revisi dikeluarkan dan tercatat lebih tinggi, hal itu mengubah sikap semua orang tentang akhir suku bunga dan durasi kebijakan moneter. Tapi revisi kali ini jauh lebih ringan dibanding tahun lalu sehingga Fed diyakini sudah selesai menaikkan suku bunga, dan data revisi tidak akan mengubah opini tersebut.

Tahun Naga ‘Ladang Cuan’ S&P 500

Tahun Naga biasanya menjanjikan kemakmuran dan kekuatan bagi pasar saham AS. Ini berarti rally terbaru yang membawa S&P 500 ke level 5.000 kemungkinan masih punya ruang untuk berlanjut, kata Tom Lee, kepala penelitian di Fundstrat Global Advisors.

Pasar ekuitas AS berkinerja ‘sangat baik’ selama tahun Naga sejak 1871 dengan gain rata-rata 12.7% per tahun, ini menurut catatan Lee. Hal ini juga berarti S&P 500 bisa naik ke 5.300 di akhir 2024, sekitar 6.4% dari level penutupan 5.026,61 di hari Jumat.

Tahun 2024, Imlek dimulai di hari Sabtu, 10 Februari, dan menandai dimulainya Tahun Naga. Naga dalam bahasa China berarti ‘panjang’ dan sesuai reputasinya, Lee menambahkan bahwa S&P 500 sudah menutup Tahun Naga dengan harga lebih tinggi sebanyak 75% (sejak 1871).

Tahun Naga Juga Dorong Permintaan Emas?

Minggu lalu, reporter MarketWatch menulis tentang bagaimana permintaan emas di China biasanya melonjak selama musim liburan Tahun Baru Imlek. Tahun ini berlangsung dari 10 sampai 17 Februari. Dan diperkirakan bisa membantu harga emas batangan dan produk terkait emas naik ke rekor baru. Logam kuning selalu dianggap tanda keberuntungan di China, biasa di beli sebagai hadiah hari raya, terutama di Tahun Naga.

Investor AS yang berharap penurunan harga emas untuk mulai menambah kepemilikan emas batangan mereka, bisa mendapatkan peluang menurut Adrian Ash, direktur penelitian di BullionVault.

Emas mendapat support kuat di atas $2.000 dari permintaan bank sentral yang tiada henti karena ketegangan geopolitik yang mengerikan saat ini, dan permintaan rumah tangga China yang sangat besar.

(marketwatch)

AS dan Inggris Rilis Data Inflasi dan Retail Sales, China Libur Panjang Perayaan Imlek

Kita memasuki minggu panas berikutnya setelah laporan NFP di awal bulan yang mengejutkan para pelaku pasar. Revisi inflasi di hari Jumat kemarin memberi harapan bahwa inflasi kemungkinan terus menunjukkan progres yang diharapkan Fed untuk tetap melunak. Selain itu retail sales juga akan dirilis dan menjadi catatan tambahan bagi Fed untuk pertimbangan kebijakan ke depan. Di sisi lain, Inggris juga merilis inflasi, retail sales dan GDP minggu depan. Posisi Inggris dan Eropa sedikit berbeda karena keduanya tidak secara resmi mengumumkan siap memangkas suku bunganya tahun ini. Namun, inflasi Inggris kemungkinan akan menjadi catatan tambahan bagi Bailey dan kawan-kawan di BOE. China libur panjang dan Jepang minim dengan data ekonomi.   

Fokus Pekan ini:

Minggu yang relatif minim data ekonomi AS telah berlalu dan pasar hanya mendapat 1 data penguat alasan kenapa Fed tidak tergesa-gesa menurunkan suku bunganya di pertemuan akhir bulan lalu. ISM Service yang cenderung kuat menunjukkan masih solidnya sektor ketenagakerjaan AS.

Minggu depan, inflasi AS dan retail sales termasuk di antara beberapa hal menarik minggu depan. Apakah ini akan berarti penurunan suku bunga di bulan Maret masih mungkin dilakukan?

AS

Data ekonomi AS sejak pergantian tahun masih jauh dari ideal karena para trader sudah memperhitungkan pemangkasan suku bunga sampai 175 bps di 1 tahap. Tapi ekspektasi ini sudah berkurang dan pasar kini hanya memperkirakan 125 bps saja karena beberapa analis menilai hal itu terlalu optimis, terutama setelah laporan NFP bulan Januari dirilis.

Revisi data inflasi AS di hari Jumat kemarin berhasil membantu meredakan ketegangan, tapi sekarang saatnya beralih ke data bulan Januari yang akan dirilis minggu depan. Inflasi CPI kembali akan menjadi perhatian utama karena pasar menantikan tanda-tanda lebih lanjut bahwa tekanan inflasi jangka pendek sudah mereda secara signifikan sehingga bisa kembali menaikkan peluang pemangkasan suku bunga di bulan Maret.

Namun demikian masih ada banyak rilis data lain yang juga akan dicermati oleh para trader. Retail Sales, klaim pengangguran dan juga sentimen konsumen merupakan beberapa di antaranya.

Inflasi kemungkinan menjadi yang paling penting, tapi kombinasi data-data lainnya yang dirilis akan membantu memberi gambaran yang lebih langkap bagi bank sentral. Bank sentral bertekad hanya akan melakukan pemangkasan di saat mereka cukup yakin bahwa inflasi akan kembali ke target 2% secara berkelanjutan.

EU

Zona Euro tampaknya berhasil menghindari resesi di akhir tahun lalu, tapi resesi tersebut kemungkinan hanya tertunda. Data GDP Q4 akan dirilis di hari Rabu dan diperkirakan menunjukkan zona Euro tidak tumbuh di beberapa bulan di akhir tahun. Hanya butuh sedikit saja data yang meleset dari perkiraan untuk membuat kawasan tersebut berisiko mengalami resesi di kuartal ini.

Meski demikian, para pembuat kebijakan ECB mungkin tidak akan terlalu terpengaruh oleh kondisi tersebut. Hal ini kemungkinan terjadi saat inflasi sedang turun, dan diperkirakan akan turun lebih jauh lagi dalam beberapa bulan mendatang. Dan beberapa pejabat ECB akan muncul minggu depan untuk memberi pandangan.

Inggris

Bank of England diperkirakan belum siap untuk memangkas suku bunga, tapi minggu depan pasar akan mendapat gambaran lebih baik tentang seberapa dekat pemangkasan suku bunga tersebut akan terjadi.

Rilis data yang paling menonjol tentu saja data CPI Inggris di hari Rabu. Mandat BOE adalah inflasi 2%, setengah dari inflasi di bulan Desember. Inflasi diperkirakan akan turun dalam beberapa bulan mendatang, tapi penurunan yang lebih besar di bulan Januari bisa membantu pemangkasan suku bunga yang lebih cepat. Sementara angka inflasi yang lebih tinggi bisa menjadi pemicu pemangkasan suku bunga yang lebih lambat dan menunjukkan terhentinya kemajuan dalam penurunan inflasi yang akhirnya berdampak pada berkurangnya ekspektasi suku bunga.

Laporan pekerjaan di hari Senin juga penting, terutama komponen pendapatan rata-rata karena hal ini merupakan kontributor utama terhadap tekanan inflasi. Sektor jasa yang paling dikhawatirkan oleh bank sentral. Pertumbuhan pendapatan rata-rata, termasuk dan tidak termasuk bonus, saat ini berada di atas 6% dalam 3 bulan sampai bulan Desember. Data ini terlalu tinggi untuk bisa konsisten dengan target inflasi 2%.

China

Ekuitas China libur perayaan Tahun Baru Imlek per 10 Februari hingga 17 Februari. Rabu hingga Jumat merupakan perayaan festival musim semi.

Hal ini membuat PBOC kemungkinan mundur dari agenda resmi 15 Februari untuk umumkan kebijakan suku bunga MLF, menjadi tanggal 18 Februari mendatang. Ketidakhadiran China kemungkinan tidak sepenuhnya negatif untuk Hong Kong yang diperkirakan mulai aktif di hari Rabu mendatang.

Jepang

Di hari Senin, Jepang juga libur perayaan Hari Nasional sehingga pasar diperkirakan akan relatif sepi di sesi Asia hari Senin dengan ketidakhadiran pasar Jepang dan China.

Aktivitas diperkirakan kembali normal di hari Selasa, tapi Jepang tidak merilis data apapun yang berpotensi memicu sentimen pasar. Setelah USDJPY kembali naik dekati level tertinggi, para pejabat BOJ dan juga pemerintah silih berganti memberi pernyataan, dan sejauh ini tidak menandakan apapun tentang intervensi yang nyata, melainkan intervensi verbal yang kurang efektif.

Pasar kemungkinan akan tetap dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil Treasury AS karena data inflasi AS akan menjadi yang utama di minggu depan.

(marketpulse, forexlive)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

CNY New year holiday, JPY National Holiday, EUR EU Economic Forecasts, ECB Lane speaks, US FOMC Member Bowman speaks

Selasa

CNY New Year holiday, US FOMC Member Barkin Speaks, UK BOE Gov Bailey speaks, US FOMC Member Kashkari speaks, JPY PPI, AUD NAB Business survey, JPY Machine Tool Orders, UK Avg Earnings, UK Claimant Count change, UK Unemployment Rate, CHF CPI, EUR German ZEW Economic Sentiment, US CPI

Rabu

CNY New year holiday, UK CPI, EUR ECB De Guindos speaks, EUR GDP, EUR Industrial Production, UK BOE Bailey speaks, US Crude Oil Inventories

Kamis

CNY New year holiday, JPY GDP, AUD Employment Change & Unemployment Rate, JPY Industrial Production, UK GDP, UK Industrial Production, CHF PPI, ECB Lagarde speaks, US Initial Jobless Claims, US Retail Sales, US NY Empire State Manufacturing, UK BOE PC Member Mann speaks, US Industrial Production

Jumat

CNY New year holiday, US Fed Waller speaks, US Fed Member Bostic speaks, UK Retail Sales, US Building permits, US Core PPI, US Housing Starts, US Michigan Consumer Sentiment, US Michigan Inflation Expectation, US FOMC Member Daly speaks

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Weekly ditutup doji candle dan kali ini nampak seperti dragonfly doji yang biasanya menandakan reversal bullish yang cukup kuat. Dengan fokus tertuju pada data GDP, peluang kenaikan sepertinya cukup kuat bagi Euro jika didukung dengan data GDP yang juga menguat, menghindarkan Eropa dari resesi. Namun, resistance 1.08960 akan menjadi area yang cukup kuat dalam waktu dekat sehingga penembusan di atas zona tersebut dibutuhkan untuk membuat kenaikan lebih dominan. Di sisi lain, data inflasi AS juga berpotensi pengaruhi pergerakan, di mana dolar akan diperkirakan sangat volatile saat data dirilis. Jika dolar menguat, praktis euro berpotensi kembali tertekan. Sebaliknya, jika dolar melemah pasca data, maka euro berpeluang mendapat dorongan tambahan minggu depan.

Resistance : 1.08960, 1.09317, 1.10320

Support :  1.07272, 1.06785, 1.05000

Outlook :  Bullish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly candle kembali ditutup bullish dan sepertinya belum terlihat gelombang tekanan turun yang diharapkan sebelumnya. Namun, RSI tetap mengisyaratkan kondisi berseberangan. Potensi bearish divergence sepertinya masih bisa mengancam sewaktu-waktu, terutama jika harga berhasil kembali turun saat inflasi AS juga menekan USDJPY. Namun, kondisi sebaliknya akan terjadi jika dukungan pada pasar saham tetap berlanjut. 37265 merupakan area tertinggi saat ini. Jika tembus, potensi lanjut naik. Sebaliknya support 35800 akan menentukan posisi bearish.  

Resistance : 37265, 37400, 37700

Support : 36600, 36400, 36250,

Outlook : Bullish

HANGSENG:  Weekly ditutup bullish dengan candle cenderung membentuk inverted hammer. Ini merupakan sinyal positif bagi reversal bullish, tapi area 16500 akan menjadi area penentu. Jika mampu tembus, kita akan segera melihat kenaikan lanjutan di atas 17000 ditengah libur China untuk imlek dan harapan bahwa PBOC memberi kejutan saat mulai aktif. Waspada dengan 15100!

Resistance : 16030, 16449, 16700

Support : 15396, 15000, 14792

Outlook : Bullish

CFD

Dow Jones: Weekly  ditutup doji candle, kontras dengan kondisi S&P500 dan Nasdaq. Wall Street akan berpeluang kembali lanjut naik jika data ekonomi mendukung minggu depan. Jika inflasi turun, ada peluang untuk kembali membuka ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih cepat dari Fed dan itu positif bagi saham. Di sisi lain, retail sales yang positif juga menjadi indikasi penguat bagi saham. Sebaliknya, retail sales negatif bisa menjadi negatif untuk saham, tapi positif untuk harapan turunnya inflasi di bulan-bulan berikutnya. Waspada dengan penurunan di bawah 38300, dan kondisi RSI yang cenderung mendekati overbought. Tapi tidak ditemukan indikasi bearish divergence dalam kasus Weekly.

Resistance : 38800, 39000, 39300     

Support :  38500, 38371, 37900

Outlook : Bullish

CRUDE OIL: Weekly ditutup bullish dan kembali membuka harapan untuk terjadinya rally tambahan, menguji level 79.25, high 2 minggu lalu sehingga jika tembus berpotensi membuka jalur kenaikan di atas zona 80 seperti yang diharapkan sebelumnya. Di sisi penurunan, waspadai kegagalan tembus zona 79 akan kembali memicu penurunan ke zona 76, atau bahkan di bawah area 74. Fundamental dibayangi geopolitik yang belum berkesudahan, tapi mudah diredam dengan inventori minyak AS. Jika inflasi AS turun, maka dolar melemah sehingga oil punya harapan kembali naik. Sebaliknya, jika inflasi AS naik, maka dolar menguat dan oil berpeluang kembali tertahan untuk lanjutkan rally.

Resistance : 77.60, 79.74, 82.00

Support : 74.15, 72.78, 70.66,

Outlook : Bearish

GBPUSD: Dragonfly Doji Weekly vs MA 200 Weekly vs MA 50 Weekly

Weekly ditutup dengan dragonfly doji yang serupa dengan Euro. Ini berarti punya harapan untuk reversal bullish minggu depan setelah dalam tekanan turun dalam 3 minggu terakhir. MA 50 di 1.25167 berhasil menahan tekanan turun berlebih, tapi MA 200 berada di 1.28477 menjadi penghalang. Butuh kenaikan di atas MA 200 Weekly untuk membenarkan potensi reversal bullish yang diharapkan dari kehadiran dragonfly doji. Jika inflasi Inggris menguat, ini akan mendorong pound naik lebih tinggi. Sebaliknya, inflasi yang lemah akan menekan turun karena ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih cepat.

Resistance :  1.27700, 1.28477, 1.3000

Support  :  1.25167, 1.24790, 1.22000

Outlook : Bullish

GOLD: Inflasi AS vs Imlek, Demand ‘Kontrol’ Market?

Posisi candle weekly tidak mendukung untuk kenaikan emas yang lebih tinggi, bahkan bukan mustahil jika emas kembali tertekan dan kali ini berpotensi lebih rendah dari level 2014 minggu lalu. Posisi ini juga akan lebih kuat jika inflasi AS ternyata naik atau stagnan di level bulan sebelumnya. Namun, imlek kemungkinan berperan mendukung tingkat permintaan emas sehingga penurunan diharapkan tidak terlalu dalam. Di sisi lain, jika inflasi AS lebih rendah seperti yang ditunjukkan pada data revisi, maka kemungkinan bisa memperkuat rebound emas minggu depan. Apalagi kondisi daily yang ditutup tepat di zona support dari pola rectangle. Jika support 2012 – 2014 kembali efektif, maka peluang kenaikan lebih terbuka lagi minggu depan. Namun, jika tembus, maka zona 2001 – 2005 akan menjadi harapan support terakhir di atas zona 2000. Inflasi yang lebih kuat di atas ekspektasi akan membuat emas tertekan di bawah 2000 sebelum akhirnya rebound karena efek permintaan emas dari China.

Resistance : 2037.00, 2048.20,  2065.27

Support :   2014.83, 2001.00, 1988.80

Outlook : Limited Bearish Expected

USDJPY: ‘Doji Star’ Daily, Weekly Retest 150 Sebelum ‘Intervensi Verbal’?

Weekly ditutup bullish dan kontras dengan posisi penutupan daily yang justru muncul doji star. Ini berarti bisa dibilang market masih ragu dan dilema di tengah penantian pembahasan upah tahunan Jepang yang baru selesai pertengahan Maret. Dengan kondisi imbal hasil AS yang naik, sulit bagi USDJPY tetap berada di bawah. Resistance 150.150 akan menjadi pemicu kenaikan lebih lanjut jika ditembus. Namun penurunan di bawah 147.600 dibutuhkan untuk tekanan yang lebih konfirm. ‘Intervensi verbal’ mungkin tidak efektif menekan turun, tapi bisa diharapkan di kisaran 150/151.

Resistance :  149.660, 150.762, 152.000

Support :  147, 600, 146.086, 143.408

Outlook : Bullish

Disclaimer:

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.262671.263161.262311.20313
EURUSD1.078401.078601.089031.05779
USDJPY149.257148.365148.148136.186
AUDUSD0.652340.651010.660340.67316
COMMODITIES
XAUUSD2025.192037.392036.011826.31
CLSCID76.5872.3475.6076.82
INDEKS SAHAM
DJI38711387363598732650
HSI15752155471704419739
NKI37100363203348527455
NASDAQ18036.5017685.2515957.0012039.00

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.