Dolar terus cenderung menguat terhadap hampir semua mata uang lainnya  kecuali terhadap Yen. Mata uang Yen menguat setelah dukungan dari politisi senior Jepang untuk segera dilakukan normalisasi kebijakan moneter oleh Bank Sentral Jepang (BOJ). Pertemuan moneter BOJ dijadwalkan pada akhir bulan ini atau pekan depan dengan perkiraan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk kedua kali setelah BOJ mengakhiri kebijakan moneter ultra longgarnya pada bulan Maret lalu. Sementara itu Federal Reserve juga dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter hanya beda sehari dari BOJ dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuan namun sangat diharapkan akan memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter FOMC berikutnya di bulan September mendatang. Data ekonomi yang dirilis semalam cenderung negatif dengan data di sektor perumahan dimana penjualan mengalami penurunan cukup dalam dari 4.11M menjadi hanya 3.89M yang lebih rendah dari perkiraan hanya turun 3.99M. Dan data indeks manufaktur di negara bagian Richmond juga turun dalam 2 bulan terturut-turut dari -10 menjadi -17 yang jauh lebih jelek dari perkiraan membaik -7. Namun indeks jasa di negara bagian ini justru meningkat dari -7 menjadi +5. Hal ini sesuai dengan pendapat dari pejabat Fed yang meski yakin inflasi akan turun, namun terus mewaspadai inflasi di sektor jasa. Data ekonomi yang akan dirilis malam ini diharapkan akan memperjelas apakah kekhawatiran tersebut beralasan kuat yaitu data PMI di sektor manufaktur dan jasa. Keduanya justru diperkirakan kebalikannya dengan data di sektor manufaktur meningkat dan di sektor jasa mengalami penurunan. Dan kedua data tersebut merupakan gambaran yang lebih besar karena bersifat nasional. Selain data ini juga akan dirilis data lain berupa neraca perdagangan dan data di sektor perumahan. Pejabat Fed juga dijadwalkan akan memberikan pidato yaitu Gubernur Fed – Michelle Bowman dan Gubernur Fed Dallas – Lorie Logan. Sementara itu dari panggung politik, Kamala Haris yang menggantikan posisi Presiden Biden dalam pilpres di bulan November mendatang untuk pertama kali mengungguli Donald Trump menurut polling Reuters/Ipsos dengan unggul margin 2% yaitu 44% melawan 42%. Hal yang sebaliknya terjadi selama Biden menjadi kandidat presiden.

Yen menguat terhadap mata uang dolar seiring dengan komentar dari politisi senioir Jepang yang mendorong normalisasi kebijakan moneter. Anggota senior partai yang berkuasa di Jepang – Toshimitsu Motegi mengatakan Bank Sentral Jepang (BOJ) harus memberikan indikasi yang jelas untuk segera melakukan normalisai kebijakan moneter termasuk kenaikan suku bunga acuan yang stabil. Komentar ini semakin memberikan tekanan bagi BOJ untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter yang dijadwalkan di akhir bulan ini. Meskipun sejumlah analis memperkirakan BOJ akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dan hanya akan menjalankan program tapering seperti yang sudah diungkapkan pada pertemuan moneter sebelumnya. BOJ diharapkan akan memangkas anggaran belanja harian untuk pembelian obligasi guna menyeimbangkan neraca keuangannya. Data PMI di sektor manufaktur yang dirilis pagi ini menunjukkan sektor ini kembali masuk dalam zona kontraksi di bawah ambang batas 50 menjadi hanya 49.2 turun dari periode sebelumnya 50.0 dan lebih jelek dari perkiraan meningkat 50.5.

Euro juga melemah terhadap dolar menjelang data PMI di sektor manufaktur dan jasa yang akan dirilis malam ini. Dengan sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) yang cukup yakin bahwa ECB bisa menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 2 kali di tahun ini setelah bulan Juni lalu menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya. Meskipun belum dipastikan ECB akan melaksanakannya langkah tersebut akan dilaksanakan pada pertemuan di bulan September atau menunggu bulan Desember yang akan datang. Selain data PMI, pasar juga menunggu pidato dari Presiden ECB – Christine Lagarde yang dijadwalkan pada hari Kamis mendatang.

Poundsterling juga mengalami koreksi terhadap dolar seiring dengan semakin menipisnya peluang Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menurunkan suku bunga acuannya. Setelah data ekonomi di sektor ritel menunjukkan daya beli rakyat inggris mengalami penurunan tajam yang semestinya menekan inflasi namun tidak diharapkan karena BOE menginginkan inflasi turun tanpa membuat ekonomi melambat. Pertemuan moneter MPC – BOE dijadwalkan pada 1 Agustus mendatang. Meski demikian optimisme akan perubahan ke arah lebih baik terus meningkat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri – Keir Starmer yang menang dalam pemilu di awal bulan Juli lalu. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa dengan perkiraan keduanya terus mengalami peningkataan di atas ambang batas 50 yang artinya masih dalam zona ekspansif.