Dolar semakin menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya dan menjadi aset safe haven menyusul serangan dari Israel  ke sejumlah fasilitas militer di wilayah Lebanon sebagai balasan atas serangan Iran ke Israel hari Selasa lalu. Kamis pagi ini Israel melakukan serangan balik ke beberapa lokasi yang diduga sebagai basis militer Hizbullah yang di dukung Iran. Meskipun negara-negara G7 mendesak Israel untuk menahan diri agar ketegangan di Timur Tengah tidak meningkat menjadi siklus yang tidak dapat terkendali. Aksi mogok kerja pekerja bongkar-muat di pelabuhan sepanjang pesisir Timur dan Teluk sudah memasuki hari ketiga juga menjadi kekhawatiran akan memicu kembali kenaikan inflasi. Meskipun dalam jangka pendek mungkin tidak banyak berpengaruh karena sejumlah perusahaan sudah melakukan pencegahan dengan meningkatkan pengiriman sebelum aksi mogok dimulai. Aksi mogok sepakat ditunda hingga 15 Januari 2025 mendatang saat pergantian kontrak kerja yang baru. Penundaan ini terjadi setelah pemerintah AS yang mendukung serikat pekerja menekan perusahaan pengapalan dengan kenaikan upah sebanyak 62% dalam jangka waktu 6 tahun. Sebelumnya serikat pekerja menuntut kenaikan sebanyak 77% dan perusahaan pengapalan hanya menyetujui kenaikan 50%. Dari data ekonomi berupa data PMI di sektor jasa dari ISM mengalami peningkatan 54.9 jauh melampaui perkiraan hanya naik 51.7 dari periode sebelumnya 51.5. Ini merupakan angka tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir. Meskipun komponen tenaga kerja mengalami penurunan dari 50.2 menjadi 48.4. Hal serupa juga dialami pada sektor manufaktur yang sudah dirilis sebelumnya. Dan juga laporan mingguan klaim pengangguran mengalami kenaikan dari 219K menjadi 225K yang sedikit melampaui perkiraan naik 222K. Sementara menurut Challenger, Gray & Christmas, Inc. angka PHK di bulan ini turun 4% dari 75.891 menjadi hanya 72.821. Meskipun jika dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya terjadi peningkatan tajam sebanyak 53% dari periode sebelumnya yang hanya 1.0%. Sedangkan dari data-data di sektor tenaga kerja yang dirilis sebelumnya cukup positif yaitu data JOLTS dan ADP. Data penting yang akan dirilis malam ini berupa laporan Non-Farm Payroll (NFP) dengan perkiraan sedikit menurun 140K dari periode sebelumnya 142K. Dengan tingkat pengangguran masih stabil 4.2% namun upah rata-rata diperkirakan mengalami penurunan dari 0.4% menjadi 0.3%.

Yen melemah hingga level tertinggi dalam 6 pekan terakhir setelah pejabat Bank Sentral Jepang (BOJ) sepakat dengan pendapat Perdana Menteri yang baru Shigeru Ishiba untuk menunda kenaikan suku bunga acuannya. Sehari setelah dilantik PM Ishiba melakukan pertemuan dengan Gubernur BOJ – Kazuo Ueda dan mengeluarkan pernyataan bahwa kondisi ekonomi saat ini masih belum tepat untuk menaikkan suku bunga acuan. Pernyataan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan BOJ untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat ini. Pejabat BOJ lainnya – Asahi Noguchi kemarin juga sepakat bahwa BOJ harus melangkah secara hati-hati dan perlahan agar tidak membahayakan ekonomi saat ini. Dengan ini ekspektasi akan langkah BOJ untuk menaikkan suku bunga semakin memudar dan investor mengalihkan asetnya ke komoditas lainnya. Terlebih dengan semakin meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hari ini tidak ada data ekonomi yang akan dirilis.

Euro juga berlanjut melemah terhadap dolar seiring dengan semakin besarnya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Mengabaikan data ekonomi Uni Eropa yang membaik, data PMI di sektor jasa mengalami kenaikan 51.4 yang lebih baik dari perkiraan stagnan sama seperti periode sebelumnya 50.5. Sedangkan data inflasi dari sisi produsen PPI mengalami penurunan hanya 0.6% yang lebih tinggi dari perkiraan turun hingga 0.4%, namun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 0.8% menjadi 0.7%. Sebelumnya data inflasi CPI juga mengalami penurunan sehingga membuka peluang bagi ECB untuk kembali memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan moneter 2 pekan mendatang. Hari ini akan dirilis data Retail Sales di Italia dan juga data Industrial Production di Prancis.

Poundsterling merosot tajam selain karena penguatan mata uang  dolar, namun juga oleh komentar tidak terduga dari Gubernur Bank Sentral Inggris (BOE). Gubernur BOE – Andrew Bailey dalam wawancara dengan media Guardian kemarin mengatakan BOE dapat bergerak lebih agresif memangkas suku bunga acuan jika tekanan inflasi terus menurun. Komentar ini bertolak belakang dengan pernyataan Bailey dalam beberapa kesempatan sebelumnya. Perubahan ini tentu saja semakin memperkuat ekspektasi akan langkah pemangkasan suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter di bulan November mendatang. Data ekonomi juga mengalami penurunan dengan data PMI di sektor jasa turun menjadi 52.4 yang lebih rendah dari perkiraan stagnan sama seperti periode sebelumnya 52.8.  Hari ini akan dirilis data PMI di sektor konstruksi.

Cek info lain di
https://agrodana-futures.com/
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial