Dolar kembali cenderung menguat terhadap mata uang lainnya menjelang rilis data inflasi malam ini. Semalam dalam rilis nota minuta pertemuan moneter FOMC bulan lalu pejabat Fed menunjukkan dukungan era baru pelonggaran kebijakan moneter dengan menyetujui pemangkasan jumbo 50 bps dan masih akan terus dilanjutkan dengan pemangkasan berikutnya. Namun pemangkasan jumbo di awal era tersebut tidak menjadi patokan bahwa Fed akan melakukan hal yang sama pada pertemuan moneter selanjutnya. Gubernur Fed Dallas – Lorie Logan menyatakan dukungan untuk pemangkasan jumbo pada pertemuan lalu itu tapi pemangkasan berikutnya mengharapkan tidak sebanyak pemangkasan pertama tersebut karena masih adanya resiko inflasi yang belum sampai target yang diinginkan serta masih adanya ketidakpastian seputar prakiraan ekonomi di masa mendatang. Dari 12 anggota voting FOMC, hanya Gubernur Fed – Michelle Bowman yang menolak pemangkasan tersebut. Selebihnya dapat diyakinkan oleh Ketua Fed – Jerome Powell untuk memangkas 50 bps bukan hanya 25 bps seperti rencana awal mereka. Dan dengan data Non-Fam Payroll yang menunjukkan sektor tenaga kerja di AS masih solid maka keputusan tersebut dinilai sudah tepat dan akan mengantarkan ekonomi AS menuju soft landing seperti yang diharapkan. Dengan keyakinan bahwa inflasi segera mencapai target 2% Fed, maka data inflasi CPI yang akan dirilis malam ini sepertinya tidak akan banyak berpengaruh pada pemangkasan suku bunga acuan Fed selanjutnya. Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter di bulan November mendatang dengan peluang mencapai 79.4% dan 20.6% sisanya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan menurut CME’s FedWatch Tool. Tidak jauh berbeda menurut LSEG, peluang Fed memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps mencapai 83% dan sisanya 17% akan tetap mempertahankan suku bunga. Data inflasi malam ini berupa CPI juga menunjukkan tekanan inflasi semakin mendekati target Fed sehingga sudah tidak terlalu penting lagi. Sementara itu setelah pernyataan dari perencana ekonomi China kemarin yang mengecewakan, Menteri Keuangan China dijadwalkan akan memberikan rincian stimulus ekonomi yang akan disampaikan pada hari Sabtu di akhir pekan ini. Selain itu pelaku pasar juga menantikan laporan keuangan sejumlah perbankan di AS hari Jumat nanti.

Yen masih cenderung menguat seiring dengan pernyataan Wakil Menteri Keuangan urusan Hubungan Internasional yang baru – Atsushi Mimura bahwa pemerintah Jepang mengawasi ketat pergerakan mata uang Yen untuk menghindari agar tidak terjadi aksi spekulatif yang akan merugikan ekonomi Jepang. Sementara langkah moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) yang agresif untuk segera menaikkan suku bunga acuan kembali menghadapi tantangan dari Perdana Menteri yang baru juga – Shigeru Ishiba yang sebelumnya sering mengkritik kondisi moneter yang longgar di Jepang secara mengejutkan menyatakan kondisi ekonomi di Jepang saat ini belum siap untuk kenaikkan suku bunga acuan berikutnya. Sedangkan data inflasi di Jepang terus meningkat, data inflasi dari sisi produsen PPI meningkat dari 2.6% menjadi 2.8% yang jauh lebih tinggi dari perkiraan turun 2.3%. Dengan resiko inflasi meningkat maka semestinya BOJ perlu menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter yang akan datang.

Euro semakin tertekan terhadap dolar seiring dengan semakin besarnya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan seiring dengan inflasi yang sudah turun 1.8% di bawah target 2%. ECB diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter pekan depan dan akan dilanjutkan dengan pemangkasan pada pertemuan moneter terakhir di tahun ini pada bulan Desember mendatang. Hari ini akan dirilis nota pertemuan moneter ECB bulan lalu.

Poundsterling masih tertekan terhadap mata uang dolar meskipun fundamental ekonomi masih cenderung positif. Data di sektor perumahan menunjukkan daya beli rakyat Inggris terus meningkat terbukti dengan harga properti yang terus meningkat 11% yang lebih tinggi dari perkiraan hanya naik 9% meskipun data periode sebelumnya direvisi menurun menjadi 0%. Dengan ekonomi yang solid ini memungkinkan bagi Bank Sentral Inggris (BOE) untuk memikirkan kembali langkah pemangkasan suku bunga acuan seperti yang diungkapkan oleh Gubernur BOE – Andrew Bailey yang mengatakan suku bunga acuan sangat memungkinkan untuk dipangkas jika memang diperlukan. Namun pernyataan tersebut mendapat sanggahan dari Ketua Ahli Ekonomi BOE – Huw Pill semalam mengatakan ECB perlu berhati-hati dalam menentukan langkah moneter selanjutnya agar tidak berdampak negatif pada ekonomi. Hari ini masih ada data hasil survey Kondisi Kredit di Inggris.

Cek info lain di
https://agrodana-futures.com/
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial