Dolar mengalami sedikit koreksi terhadap mata uang lainnya seiring dengan data inflasi dari sisi produsen yang turun lebih rendah dari perkiraan. Turunnya inflasi dari sisi produsen ini kemungkinan juga akan terjadi pada inflasi yang lebih penting yaitu dari sisi konsumen atau CPI yang akan dirilis malam ini. Data inflasi dari sisi produsen PPI bulan Desember mengalami penurunan menjadi 0.2% yang lebih rendah dari perkiraan stagnan sama seperti periode sebelumnya 0.4%. Dan data Core PPI yang tidak menyertakan BBM dan bahan pangan juga turun menjadi 0.0% dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 0.2%. Meskipun jika dibandingkan dengan data yang sama setahun sebelumnya, PPI mengalami kenaikan dari 3.0% menjadi 3.3% sesuai perkiraan. Sementara data Core PPI relative stabil 3.5% sesuai perkiraan sama seperti periode sebelumnya. Dengan data-data tersebut dan juga data di setkor tenaga kerja yang menunjukkan ekonomi di AS masih solid sehingga Fed tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya lagi. Ekspektasi pasar masih sama yaitu Fed baru akan memangkas suku bunga acuan setelah paruh pertama tahun ini. Sekaligus menunggu dampak dari agenda ekonomi dari Donald Trump yang akan dilantik pekan depan. Sejauh ini agenda ekonomi yang akan dijalankan pemerintahan baru di AS selain memicu pertumbuhan ekonomi, namun juga berpotensi besar akan menaikkan angka inflasi yang sudah menurun cukup signifikan sejak pandemi global 2 tahun lalu. Dilansir dari Bloomberg diberitakan bahwa AS akan menaikkan tarif impor terhadap mitra dagang secara bertahap mulai dari 2% hingga 5% per bulan guna menaikkan daya saing sambil tetap menahan agar inflasi tidak meningkat tajam. Menteri Keuangan pilihan Trump, Scott Bessent diperkirakan akan tetap menjaga deficit neraca perdagangan dan menggunakan kenaikan tarif tersebut sebagai alat negosiasi untuk menyeimbangkannya. Pejabat Fed yaitu Gubernur Fed Kansas City – Jeffrey Schmid masih optimis dengan mengatakan inflasi sudah mendekati target dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan momentum dimana kebijakan moneter sudah mendekati netral. Sedangkan Gubernur Fed New York – John Williams tidak menyinggung perihal kebijakan Fed dalam pidato semalam. Data CPI yang akan dirilis malam ini diperkirakan naik dari 0.3% menjadi 0.4% dengan Core CPI diperkirakan stabil 0.3%. Data akan dirilis pada pukul 20:30 WIB.
Yen terus menguat terhadap dolar seiring dengan semakin besarnya peluang Bank Sentral Jepang (BOJ) akan segera menaikkan suku bunga acuannya. Wakil Gubernur BOJ - Ryozo Himino dalam pidato dalam pertemuan pimpinan perusahaan kemarin mengatakan peluang kenaikan suku bungan acuan terbuka lebar pada pertemuan moneter BOJ pada 24 Januari yang akan datang. Hal yang sama diperkirakan oleh perusahaan jasa keuangan Goldman Sachs pekan lalu. Potensi inflasi yang terus cenderung meningkat di Jepang disertai dengan peluang diberlakukannya kenaikan tarif impor oleh AS semakin memperkuat peluang BOJ tersebut. Data di sektor tenaga kerja berupa upah juga sudah dirilis Senin lalu yang naik hingga level tertinggi dalam lebih dari 3 dekade juga berpotensi mendorong naik inflasi. Hari ini akan dirilis data machinery order.
Euro terangkat terhadap dolar oleh penguatan terhadap GBP hingga level tertinggi dalam 2.5 bulan terakhir dan masih belum jauh dari level terendah sebelumnya sejak November tahun 2022 yang lalu. Spekulasi akan terjadinya parity masih membayangi seiring dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan potensi inflasi kembali naik karena kenaikan tarif impor dari AS. Uni Eropa merupakan salah satu target utama dari Presiden Trump terkait dengan tidak seimbangnya neraca perdagangan. Sehingga kemungkinan akan menerima kenaikan tarif impor yang premium dibandingkan dengan mitra dagang AS lainnya. Ditambah dengan semakin tingginya harga minyak dunia membuat daya saing dan daya beli semakin menurun karena ketergantungan terhadap sumber energi dari negara lain. Sehingga membuat Bank Sentral Eropa (ECB) mengharuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya guna memicu pertumbuhan ekonomi. Hari ini hanya ada data inflasi di Prancis dan Industrial Production untuk Uni Eropa secara keseluruhan.
Poundsterling tidak saja melemah terhadap dolar namun juga melemah terhadap Euro hingga menyentuh level terendah dalam 2.5 bulan terakhir. Perdebatan akan rencana anggaran di Inggris masih menjadi kendala utama terhadap pertumbuhan ekonomi di Inggris. Dengan defisit anggaran yang semakin membengkak membuat pemerintah Inggris harus segera bertindak salah satunya dengan menaikkan pajak. Namun tentu saja hal ini akan membuat pelaku usaha akan berusaha menolaknya. Perdana Menteri Inggris - Keir Starmer masih tetap optimis dengan rencana anggaran Menteri Keuangan - Rachel Reeves yang mengajukan rencana kerja yang berupaya untuk menyeimbangkan neraca anggaran dengan pendapatan melalui pajak dalam jangka waktu 1 dekade mendatang. Dengan kondisi ekonomi yang cenderung menurun, Bank Sentral Inggris (BOE) diperkirakan akan mulai mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga acuannya lagi. Terlebih dengan inflasi yang kemungkin besar akan kembali naik akibat agenda Trump yang akan segera diberlakukan. Hari ini akan dirilis data inflasi CPI, PPI, WPI dan RPI serta HPI secara bersamaan.
Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://t.me/AGROdanaOFFICIAL
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial