Imbal Hasil Kembali Naik, Rally Emas Tertahan!

Published on 09/06/2023

/*! elementor – v3.15.0 – 20-08-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Fokus Data ISM Malam Nanti! Penggerak Pasar Data Factory Order dirilis -2.1, sedikit lebih baik dibanding ekspektasi -2.5%. Tapi data merupakan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang dirilis +2.3%. Data tercatat sebagai penurunan pertama kalinya setelah 4 kenaikan beruntun. Data tersebut bisa ... Read more

Fokus Data ISM Malam Nanti!

Penggerak Pasar

Data Factory Order dirilis -2.1, sedikit lebih baik dibanding ekspektasi -2.5%. Tapi data merupakan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang dirilis +2.3%. Data tercatat sebagai penurunan pertama kalinya setelah 4 kenaikan beruntun. Data tersebut bisa dibilang hampir sama dengan ekspektasi sehingga tidak menjadi penggerak market utama di malam itu. 

Sementara kenaikan imbal hasil terbilang misterius karena tidak ditemukan alasan yang terlalu jelas. Beberapa pengamat menilai hal tersebut karena faktor arus yang melepas obligasi di kondisi suku bunga bank yang masih tinggi. Beberapa lainnya mengutip aksi jual rate-lock perusahaan jelang penerbitan obligasi penuh di bulan ini.

Ancaman mogok dari serikat pekerja otomotif di AS masih belum terlihat berpengaruh pada pasar sehingga belum tentu dianggap sebagai alasan dolar menguat untuk saat ini. Tapi hal tersebut akan terlihat saat mendekati deadline yang ditetapkan UAW (Serikat Pekerja Otomotif di AS) 14 September. Data ISM Services PMI malam ini kemungkinan belum memperhitungkan dampak tersebut.

Fed Speaker

Waller dan Mester memberikan pandangannya. Waller mengatakan risiko dari “melakukan terlalu banyak” dan “melakukan terlalu sedikit” saat ini cenderung berimbang. Menurut Waller, data minggu lalu dengan jelas menunjukkan pasar tenaga kerja yang mulai melemah. Sementara pengangguran masih sama seperti kondisi 1 tahun yang lalu sehingga perubahan tidak terlalu besar bagi Waller. 

Yang menandakan konsistensi hawkishnya adalah saat menyebut “tidak berpikir satu kali kenaikan lagi akan membawa ekonomi ke resesi”. Tapi Waller setuju dengan Powell bahwa data terbaru akan membuat Fed untuk melanjutkan “dengan hati-hati”. 

Mester mengatakan lebih jelas bahwa Fed kemungkinan harus menaikkan sedikit lebih tinggi. Mester menilai pasar tenaga kerja menjadi lebih seimbang sejauh ini. Masih banyak waktu sebelum keputusan di bulan September dan Fed akan mendapat banyak data dan informasi pada waktunya. 

Dengan harga bensin kembali naik, Fed harus sangat memperhatikan hal tersebut. Semakin lama inflasi berada di atas 2%, semakin besar kemungkinan risiko terwujud. Mester menekankan kalaupun suku bunga dinilai naik terlalu banyak dan perekonomian kehilangan momentum lebih dari yang dibutuhkan, Fed masih bisa menurunkan suku bunga. Kuatnya pasar tenaga kerja dan permintaan membuat Mester yakin bahwa dampak dari kurangnya pengetatan akan lebih besar saat ini.

Fokus Malam ini

ISM Services PMI malam ini, dan diharapkan turun tipis di 52.5 dari sebelumnya 52.7. Sementara versi S&P Global diharapkan turun ke 51.0 dari sebelumnya 52.3. Perbedaan hasil kemungkinan bisa terjadi, tapi kami akan fokus dengan data yang dirilis oleh ISM.

Data yang lebih baik dari ekspektasi akan membuat dolar lanjut menguat dan emas turun. Sebaliknya, data yang lebih lemah dari ekspektasi akan membuat dolar berbalik turun dan emas naik.

Ikuti Market Updata dan Tekhnikal Analisisnya di Youtube Agrodana.

BANNER YOUTUBESumber : Forexlive, Reuters