Fokus pasar pekan ini data inflasi CPI AS pada hari Rabu dan pertemuan moneter ECB hari Kamis

Published on 09/11/2023

Dolar cenderung terkoreksi terhadap mata uang lainnya menjelang data inflasi yang akan dirilis dalam pekan ini. Mata uang dolar sebelumnya sudah naik selama 8 pekan berturut-turut didorong oleh fundamental ekonomi di AS yang lebih baik dibandingkan dengan negara maju lainnya. Data di sektor tenaga kerja dan kepercayaan konsumen yang stabil masih berpotensi untuk kembali menaikkan angka inflasi. Seperti yang diperkirakan inflasi naik dibandingkan periode bulan lalu dan juga tahun lalu, namun core inflasi yang tidak menyertakan komponen bahan pangan dan BBM diperkirakan turun. Perkiraan tersebut masih dapat naik seiring dengan harga minyak dunia yang terus cenderung naik. Dengan inflasi yang meningkat maka peluang Fed kembali menaikkan suku bunga acuan semakin besar.  Namun jika inflasi semakin menurun maka Fed tidak perlu lagi menaikkan suku bunga acuan dan akan melakukan jeda dengan mempertahankan suku bunga acuan saat ini pada pertemuan moneter di tanggal 21 September nanti. Kenaikan suku bunga acuan Fed diperkirakan baru akan dilakukan pada pertemuan moneter berikutnya di bulan November mendatang dengan peluang mencapai lebih dari 40%. Penguatan mata uang dolar menjadi perhatian otoritas keuangan Jepang yang mulai khawatir akan berdampak buruk pada perekonomian meski sejauh ini pelemahan mata yang Yen akan menguntungkan Jepang sebagai negara pengekspor utama dunia. Menteri Keuangan – Shunichi Suzuki Jumat lalu mengatakan pergerakan mata uang yang cepat sangat tidak diinginkan dan otoritas keuangan mempersiapkan pilihan terhadap hal tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh diplomat tinggi Jepang – Masako Kanda yang mengatakan otoritas keuangan Jepang sedang mempersiapkan opsi untuk menghadapi perubahan pasar yang spekulatif saat ini. Begitu pula dengan Sekretaris Kabinet – Hirokazu Matsuno yang mengatakan pemerintah mengawasi pasar secara intens saat ini. Nilai mata uang Yen yang melemah hingga diatas 147 terhadap dolar sudah lebih tinggi dari level 145 tahun lalu dimana pemerintah Jepang melakukan intervensi. Sementara itu pemerintah China masih belum menemukan formula stimulus ekonomi guna kembali menggerakkan ekonomi yang mengalami deflasi saat ini. Hari ini tidak ada data ekonomi yang akan dirilis.

Euro bergerak naik seiring dengan koreksi mata uang dolar meskipun faktor fundamental relatif masih cenderung turun dan juga kekhawatiran akan terjadinya resesi di kawasan ini belum memudar. Hal ini membebani keputusan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada pertemuan moneter yang dijadwalkan pada hari Kamis ini. Data inflasi di Jerman masih sama seperti periode bulan sebelumnya 0.3% dan industrial order di Prancis megalami peningkatan tajam dari -0.9% menjadi +0.8% yang lebih baik dari perkiran +0.2%. Meski positif namun data ini belum mewakili Uni Eropa secara keseluruhan sehingga belum terlalu berdampak terhadap kekhawatiran pejabat ECB tersebut. Pekan ini selain pertemuan moneter ECB, akan dirilis juga data Sentimen Ekonomi dari ZEW dan Industrial Production sebelum pertemuan moneter ECB dan data neraca perdagangan setelahnya.  

Poundsterling juga menjauh dari level terendah dalam 3 bulan terakhir menjelang rilis data di sektor tenaga kerja esok hari. Pelemahan mata uang dolar masih menjadi penyebab utama penguatan mata uang GBP. Sementara Bank Sentral Inggris (BOE) masih diharapkan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter pekan depan seiring dengan inflasi yang masih tinggi diantara negara maju G7 lainnya. Namun dengan prakiraan data di sektor tenaga kerja yang akan dirilis besok membuat peluang tersebut semakin mengecil. Diperkirakan sektor tenaga kerja semakin melemah dengan berkurangnya penambahan lapangan kerja dan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Selain data tersebut pekan ini juga akan dirilis data pertumbuhan ekonomi GDP dan ekspektasi inflasi.