Bank Sentral Eropa (ECB) segera mengakhiri siklus pengetatan moneternya

Published on 09/15/2023

Dolar terus berlanjut menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan fundamental ekonomi di AS yang semakin membaik dan juga akan berakhirnya langkah pengetatan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB).  Data retail sales di AS mengalami kenaikan 0.6% yang jauh lebih baik dari perkiraan hanya naik 0.2% meskipun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 0.7% menjadi hanya 0.5%. Begitu pula dengan data Core Retail Sales yang tidak menyertakan komponen otomotif mengalami kenaikan ke 0.6% yang juga lebih baik dari perkiraan 0.4%, meskipun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 1.0% menjadi hanya 0.7%. Dari data sektor ritel tersebut sepertinya daya beli rakyat AS masih cukup kuat meski suku bunga acuan terus naik. Sementara itu data lain berupa laporan mingguan klaim pengangguran naik tapi hanya mencapai 220K yang masih di bawah perkiraan naik hingga 226K dari periode sebelumnya 217K. Sedangkan data inflasi dari sisi produsen PPI seperti data CPI yang sudah dirilis sebelumnya ikut naik ke 0.7% yang lebih tinggi dari perkiraan 0.4% dan data periode sebelumnya juag direvisi naik dari 0.3% menjadi 0.4%. Sedangkan data Core PPI yang tidak menyertakan komponen BBM dan bahan pangan mengalami penurunan 0.2% sesuai perkiraan dari periode sebelumnya yang juga direvisi naik dari 0.3% menjadi 0.4%. Meski tanda-tanda inflasi berpotensi kembali naik, namun dengan melihat data Core inflasi yang cenderung landai membuat spekulasi Fed masih perlu menaikkan suku bunga acuan menjadi menurun. Menurut CME’s FedWatch Tool spekulasi akan langkah jeda Fed pada pertemuan moneter FOMC pekan depan justru semakin meningkat dari 96% menjadi 97%. Dan peluang kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC berikutnya di bulan November justru menurun dari 41% menjadi hanya 35.3%. Meski Fed tidak diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan namun fundamental ekonomi di AS masih lebih baik daripada negara maju G7 lainnya sehingga mendongkrak permintaan akan mata uang dolar. Hari ini akan dirilis data indeks manufaktur negara bagian New York, data Industrial/Manufakturing Production dan data dari University of Michigan berupa sentimen konsumen dan ekspektasi inflasi.

Euro merosot tajam terhadap dolar meskipun Bank Sentral Eropa (ECB) di luar perkiraan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps. Sebelumnya ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan mengingat fundamental ekonomi di kawasan ini yang terus cenderung menurun. Meski diputuskan untuk menaikkan suku bunga acuan namun kenaikan kali ini diperkirakan akan menjadi yang terakhir. Hal ini disampaikan oleh Presiden ECB – Christine Lagarde dalam konferensi pers dengan mengatakan jika suku bunga dipertahankan di level saat ini diharapkan inflasi akan terus turun. Setelah pidato mata uang Euro turun ke level terendah sejak Maret lalu dan merupakan penurunan terbanyak dalam sehari sejak Juli lalu.

Poundsterling semakin melemah seiring dengan penguatan mata uang dolar. Selain karena data pertumbuhan ekonomi GDP yang turun tajam dan sektor tenaga kerja yang sehari sebelumnya kesemuanya menurun mulai terdampak oleh kenaikan suku bunga acuan. Kondisi ekonomi yang terus cenderung menurun dan juga oleh cuaca yang tidak bersahabat membuat aktifitas ekonomi semakin terpuruk. kondisi ini semakin mempersempit ruang bagi Bank Sentral Inggris (BOE) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Hari ini akan dirilis data Ekspektasi Inflasi Konsumen.