Pekan ini ada pertemuan moneter FOMC – Fed, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang

Published on 09/18/2023

Dolar mengalami koreksi terhadap mata uang lainnya menjelang pertemuan FOMC hari Rabu pekan ini. Fundamental ekonomi yang dirilis di pekan lalu semakin memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan melakukan jeda dan tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter nanti. Dari sektor manufakturing menunjukkan peningkatan dengan indeks manufaktur di negara bagian New York meningkat tajam dari -19 menjadi +1.9 yang jauh lebih baik dari perkiraan -9.9. Industrial Production walau menurun 0.4% dari periode sebelumnya 0.7% namun tidak seburuk perkiraan turun ke 0.1%. Sedangkan import price juga meningkat dari 0.1% menjadi 0.5% yang lebih baik dari perkiran hanya naik ke 0.3%. Data-data ini semakin memperkuat argumen bahwa ekonomi di AS tidak akan mengalami resesi dan berpeluang mengalami soft landing. Sementara indeks sentimen konsumen dari University of Michigan menunjukkan penurunan tajam dari 69.5 menjadi 67.7 yang dibawah perkiraan 69.1 sementara ekspektasi inflasi mengalami penurunan menjadi 3.1% yang semakin mendekati target Fed walaupun data periode sebelumnya direvisi naik dari 3.3% menjadi 3.5%. Data ini semakin memperkuat peluang Fed untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya. Pertemuan moneter 2 hari FOMC yang dijadwalkan mulai esok hari dan berakhir pada Rabu lewat tengah malam menjadi titik penting apakah kondisi inflasi betul-betul terkendali dan suku bunga akan segera diturunkan atau inflasi masih berpotensi kembali naik seperti tercermin pada data CPI dan PPI yang dirilis pekan lalu dan perlu tindakan lebih lanjut dari Fed. Jika data terus menunjukkan tekanan inflasi terus turun maka Fed tidak perlu lagi menaikkan dan cukup mempertahankan suku bunga di bulan September dan juga di bulan November mendatang. Sehingga langkah moneter Fed berikutnya di tahun 2024  adalah mulai melonggarkan kebijakan moneter dengan mulai memangkas suku bunga acuan. Data dari CME’s FedWatch tool menunjukkan 97% peluang Fed mempertahankan suku bunga saat ini pada pertemuan bulan ini dan 68.5% hal yang sama pada pertemuan moneter di bulan November mendatang. Selain dari pertemuan moneter, pekan ini akan dirilis data di sektor perumahan sebelumnya dan data PMI di sektor manufaktur dan jasa setelah pertemuan FOMC serta data indeks manufaktur negara bagian Philadelphia dan data mingguan klaim pengangguran. Selain Fed, pekan ini Bank Sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) juga dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter  sehari setelah FOMC.

Euro akhirnya bergerak menguat terhadap dolar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam paska langkah mengejutkan Bank Sentral Eropa (ECB dengan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pekan lalu. Presiden ECB – Christine Lagarde dalam pidatonya mengindikasikan langkah tersebut merupakan langkah akhir dari siklus kenaikan suku bunga acuan ECB. Namun sejumlah petinggi ECB menolak gagasan tersebut dengan mengatakan masih perlu menaikkan suku bunga acuan jika memang diperlukan mengingat inflasi masih cukup jauh dari target 2%. Data inflasi CPI akan dirilis esok hari dan data penting berikutnya berupa kepercayaan konsumen dan data PMI di sektor manufaktur dan jasa.

Poundsterling masih cenderung melemah terhadap dolar dan Euro menjelang pertemuan moneter hari Kamis pekan ini. Fundamental ekonomi yang terus cenderung menurun mempersempit ruang bagi Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menekan inflasi yang masih tertinggi diantara negara maju G7 lainnya. Data ekspektasi inflasi konsumen dari BOE yang dirilis Jumat pekan lalu juga menunjukkan kecenderungan kembali naik dari 3.5% menjadi 3.6%. Sedangkan data inflasi CPI baru akan dirilis di hari Rabu nanti sehari sebelum pertemuan moneter MPC dari BOE. Diperkirakan BOE akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps dari 5.25% menjadi 5.50%. Setelah pertemuan moneter akan dirilis data Kepercayaan Konsumen, Retail Sales dan data PMI di sektor manufaktur dan jasa.