Hasil pertemuan FOMC jadi fokus utama pasar malam nanti

Published on 09/20/2023

Dolar bergerak menguat terhadap mata uang lainnya meski masih dengan range yang sempit menjelang berakhirnya pertemuan moneter FOMC malam nanti. Meski hampir dapat dipastikan Fed akan mempertahankan suku bunga acuan saat ini namun diperkirakan Fed akan memperpanjang jeda suku bunga ini hingga awal paruh kedua tahun 2024 mendatang. Seiring dengan harga minyak dunia yang terus meningkat membuat ekspektasi inflasi menurun menjadi terkendala. Hasil pertemuan moneter FOMC akan diumumkan pada Kamis dini hari pukul 01:00 WIB. Dan yang paling ditunggu adalah konferensi pers dari Ketua Fed – Jerome Powell 30 menit kemudian. Powell diharapkan masih akan menyuarakan hal serupa yang disampaikan pada pertemuan Jackson Hole beberapa waktu lalu yaitu perlunya kenaikan suku bunga acuan jika memang diperlukan. Data inflasi dari negara tetangga Kanada semalam kembali menunjukkan inflasi meningkat menjadi 4.1% dari periode sebelumnya yang direvisi juga naik dari 3.7% menjadi 3.9%. Kenaikan ini terjadi seiring dengan harga minyak dunia yang terus meningkat. Dikhawatirkan hal serupa akan terjadi di AS sehingga Fed perlu mempertahankan suku bunga acuan lebih lama dari yang diperkirakan. Selain dari kenaikan harga minyak dunia faktor lain dari potensi naiknya inflasi adalah potensi kenaikan upah dari aksi mogok pekerja di sektor otomotif dari top 3 perusahaan otomotif di AS. Serta potensi terjadinya penutupan  pemerintahan karena kehabisan anggaran dalam 2 pekan mendatang. Faktor-faktor ini akan menjadi pertimbangan Fed dalam mengambil keputusan moneter malam ini. Setelah Fed, Bank Sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter selain sejumlah bank sentral lainnya di Eropa.  

Euro kembali melemah terhadap dolar meski sebelumnya sempat menguat setelah tersiar indikasi Bank Sentral Eropa (ECB) akan segera mengurangi kelebihan likuiditas dalam sistem perbankan. Tidak kurang dari 6 sumber menyatakan ECB mempersiapkan debat untuk mengurangi multi triliun Euro dana talangan yang sebelumnya digunakan untuk memicu ekonomi paska pandemik beberapa waktu lalu. Langkah tersebut diperkirakan akan dilaksanakan mulai bulan depan. Data inflasi CPI di Uni Eropa sedikit menurun dari 5.3% menjadi 5.2% sedangkan data Core CPI yang tidak menyertakan BBM, bahan pangan, tembakau dan alkohol masih belum berubah di angka 5.3%. Dengan angka-angka ini ekspektasi akan kenaikan suku bunga acuan oleh ECB kembali meningkat. ECB di luar perkiraan sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter pekan lalu. Malam ini akan dirilis data inflasi dari sisi produsen PPI di Jerman.  

Poundsterling juga ikut tertekan terhadap dolar mendekati level terendah dalam 3 bulan terakhir menjelang pertemuan moneter MPC – Bank Sentral Inggris (BOE) esok hari. Diperkirakan BOE akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps, namun juga diperkirakan ini merupakan kenaikan suku bunga acuan untuk terakhir kali meski inflasi relatif masih tinggi. Kondisi ekonomi yang terus memburuk membuat spekulasi akan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga BOE tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang jauh di bawah perkiraan, aksi mogok pekerja di rumah sakit dan sekolah serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat semakin memperburuk ekonomi yang terus tertekan oleh tingginya harga minyak dunia. Hari ini akan dirilis data inflasi CPI dengan perkiraan kembali meningkat dari 6.8% menjadi 7.0% namun data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, bahan pangan, tembakau dan alkohol mengalami penurunan dari 6.9% menjadi 6.8%. Dan juga dari inflasi PPI, RPI dan HPI