Dolar sedikit mereda setelah mengalami menguat terhadap mata uang lainnya paska berakhirnya pertemuan moneter FOMC kemarin dini hari. Sesuai perkiraan Fed melakukan jeda kenaikan dan mempertahankan suku bunga saat ini. Meski demikian Fed meyakini bahwa inflasi tetap berpotensi kembali naik sehingga Fed masih perlu melakukan tindakan untuk menurunkannya. Ketua Fed – Jerome Powell dalam konferensi pers mengatakan Fed tetap berkomitmen untuk mencapai dan mempertahankan kebijakan yang cukup ketat untuk menekan inflasi hingga target 2% secara bertahap sehingga perlu waktu yang lebih lama. Setidaknya Fed akan mempertahankan suku bunga yang tinggi saat ini untuk jangka waktu yang lebih lama. Ekspektasi pasar memperkirakan Fed akan mempertahankan tidak kurang sebelum Juli hingga September tahun depan. Tentu saja hal ini jauh di luar perkiraan awal dimana Fed diharapkan akan memangkas suku bunga acuan paling awal pada Maret atau Juni 2024 mendatang. Powell menambahkan meski beberapa faktor ekonomi di luar kendali Fed, namun langkah agresif Fed berpeluang besar tidak akan membuat ekonomi memburuk. Selain mempertahankan suku bunga acuan, Fed juga meningkatkan ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024 dari 1.1% menjadi 1.5%. Fed juga menaikkan perkiraan Personal Expenditure Consumption dari 3.2% menjadi 3.3% dan suku bunga acuan di akhir tahun 2024 mendatang menjadi 5.1% atau 50 bps lebih tinggi dari proyeksi awal. Hal ini menunjukkan optimisme Fed bahwa ekonomi di AS akan soft landing meskipun suku bunga acuan mencapai level tertinggi sejak awal tahun 2001. Kondisi ini berbanding terbalik dengan mitra dagang AS di Eropa yang ekonominya saat ini sedang terpuruk. Sehingga daya tarik mata uang dolar lebh tinggi dibandingkan dengan mata uang Eropa. Bank Sentral Jepang (BOJ) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter hari ini dengan agenda tetap mempertahankan kebijakan ultra longgarnya dengan suku bunga acuan masih sama seperti saat ini. BOJ diperkirakan akan meninggalkan kebijakan tersebut mulai tahun depan. Malam ini di AS akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa.
Euro tertahan dari penurunan terhadap dolar seiring penguatan terhadap crown paska kenaikan suku bunga acuan dari Bank Sentral Swedia dan Bank Sentral Norwegia. Sebelumnya Bank Sentral Swiss (SNB) dalam pertemuan moneternya memutuskan untuk melakukan jeda kenaikan dan mempertahankan suku bunga acuan saat ini walau masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan moneter berikutnya. Ini merupakan jeda pertama sejak SNB menaikkan suku bunga acuannya pada Maret 2022 yang lalu. Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) sekaligus Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) – Joachim Nagel dalam pidato semalam mengatakan suku bunga tinggi masih diperlukan dan untuk waktu yang lebih lama. Komentar ini semakin memudarkan spekulasi bahwa ECB akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga guna menekan infasi saat ini. Sedangkan Presiden ECB – Christine Lagarde semalam tidak menyinggung kebijakan moneter dalam pidatonya. Fundamental ekonomi di Uni Eropa masih negatif dengan data kepercayaan konsumen semakin menurun menjadi -18 yang lebih buruk dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya -16. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa.
Poundsterling merosot tajam terhadap dolar hingga level terendah sejak Maret lalu paska keputusan Bank Sentral Inggris (BOE) yang lumayan mengejutkan dengan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter MPC kemarin. Ini merupakan pertama kalinya sejak Desember 2021 lalu BOE berhenti menaikkan suku bunga acuan selama 14 kali sebelumnya. Keputusan ini diambil setelah data inflasi CPI yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan penurunan dari 6.8% menjadi 6.7% yang jauh dibawah perkiraan semakin naik 7.0%. Dan data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, bahan pangan, tembakau dan alkohol juga menurun cukup signifikan dari 6.9% menjadi 6.2% yang jauh di bawah perkiraan hanya turun 6.8%. Keputusan BOE ini hanya berbeda 1 suara voting dengan perbandingan 5 suara mempertahankan melawan 4 suara untuk terus menaikan suku bunga acuan. Meski demikian BOE masih membuka peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan moneter MPC berikutnya seiring dengan inflasi yang relatif masih tinggi di antara negara maju G7 lainnya. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa.