Sejumlah Pejabat Fed masih mengungkapkan peluang kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut

Published on 09/25/2023

Dolar kembali menguat terhadap mata uang lainnya setelah sejumlah pejabat Fed di tempat berbeda mengungkapan masih perlunya kenaikan suku bunga acuan Fed untuk memastikan inflasi terkendali. Pekan lalu Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan moneter FOMC. Ini merupakan jeda pertama sejak siklus kenaikan suku bunga acuan dilakukan oleh Fed. Meski mempertahankan suku bunga acuan, namun Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Setelah pertemuan moneter berakhir, sejumlah pejabat Fed memberikan pendapatnya yang senada yaitu inflasi masih perlu terus dikendalikan. Gubernur Fed – Michelle Bowman mengatakan inflasi masih tinggi dan sudah semestinya Fed menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi lagi dan mempertahankan untuk waktu yang lebih lama hingga inflasi kembali ke level 2% seperti yang sudah ditargetkan. Bowman juga memperkirakan inflasi masih di atas target 2% hingga akhir tahun 2025 mendatang seiring dengan masih tingginya harga minyak mentah.  Gubernur Fed Boston – Susan Collins di tempat berbeda mengatakan terlalu dini mengatakan laju inflasi sudah menuju target 2% dan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan masih ada meskipun masih perlu menunggu sinyal yang lebih jelas dari data ekonomi yang ada. Collins menambahkan sektor tenaga kerja yang masih di atas tren dan aspek inflasi dari sektor jasa masih berpeluang mengangkat inflasi lebih tinggi. Sementara Gubernur Fed San Fransisco – Mary Daly senada dengan Collins yang masih perlu data fundamental ekonomi lebih lanjut untuk memutuskan perlu tidaknya menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut. Daly menambahkan siklus kenaikan suku bunga masih belum berakhir. Gubernur Fed Minneapolis – Neel Kashkari tidak membahas kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut secara langsung, namun mengatakan belanja konsumen terus meningkat melampaui perkiraan meskipun suku bunga acuan terus meningkat, yang artinya potensi inflasi masih bisa kembali naik sehingga Fed perlu bertindak lebih lanjut. Pekan ini akan dirilis data Kepercayaan Konsumen, data pertumbuhan ekonomi GDP dan indikasi inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) dan juga pidato dari sejumlah pejabat Fed termasuk Ketua Fed – Jerome Powell di hari Jumat dini hari nanti.

Euro mengalami koreksi terhadap dolar seiring dengan aktifitas bisnis di kawasan ini yang masih dalam zona kontraksi. Data PMI di sektor manufaktur terus menurun dari 43.5 turun menjadi 43.4 yang lebih rendah dari perkiraan naik 44.0. Sementara di sektor jasa meski meningkat menjadi 48.4 yang lebih tinggi dari perkiraan 47.7, namun masih di bawah ambang batas ekspansif 50. Data yang sama di sektor manufaktur di Jerman dan Prancis keduanya terus mengalami penurunan. Sedangkan di sektor jasa di Jerman masih lebih baik jika dibandingkan di Prancis. Hari ini akan dirilis data iklim bisnis di Jerman dan Belgia serta pidato dari Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) – Christine Lagarde.

Poundsterling berlanjut melemahterhadap dolar seiring dengan sejumlah data ekonomi yang terus menunjukkan penurunan aktifitas bisnis. Data PMI di sektor manufaktur meski meningkat dari 43.0 menjadi 44.2 yang lebih baik dari perkiraan 43.3 namun masih di bawah ambang ekspansif 50. Sedangkan di sektor jasa mengalami penurunan dari 49.5 menjadi 47.2 yang jauh di bawah perkiraan 49.3. Sebelumnya data Retail Sales cukup menjanjikan dengan kenaikan dari -1.1% menjadi 0.4% namun masih di bawah perkiraan naik hingga 0.5%. Dan data Kepercayaan Konsumen yang juga meningkat dari -25 menjadi -21 yang lebih baik dari perkiraan memburuk -26. Hari ini akan dirilis data Realized Sales dan data pertumbuhan ekonomi GDP pada hari Jumat nanti.