Penutupan pemerintah AS dipastikan menunda rilis data ekonomi yang berdampak pada ekonomi secara keseluruhan

Published on 10/02/2023

Dolar kembali menguat terhadap mata uang lainnya meskipun kemungkinan terjadi penutupan sejumlah instansi pemerintah karena belum tercapainya kesepakatan dana darurat oleh Kongres AS. Anggota Partai Republik garis keras di DPR AS menolak rancangan dana darurat yang diajukan oleh pemimpin partai tersebut membuat ketidakpastian akan terbukanya sejumlah instansi pemerintah akan dihentikan mulai hari ini. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada rilis data fundamental pekan ini dan juga berpotensi negatif pada pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan – Janet Yellen mengatakan penutupan instansi pemerintah ini akan berpengaruh besar pada perkembangan ekonomi karena akan menunda sejumlah program yang ditujukan pada usaha kecil dan juga menghambat kelancaran proyek infrastruktur besar. Sementara itu indikasi inflasi di AS mulai menurun dengan data Core Personal Consumption Expenditure yang dirilis Jumat lalu menjadi 0.1% yang lebih rendah dari perkiraan sama seperti periode sebelumnya 0.2%.  Dan jika dibandingkan dengan data setahun lalu juga mengalami penurunan dari 4.3% menjadi 3.9% ini merupakan penurunan di bawah 4% dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Data-data ini semakin memperkuat peluang Fed untuk tidak meneruskan kenaikan suku bunga acuan seiring dengan inflasi yang semakin mendekati target 2%. Penutupan instansi pemerintah juga mendukung hal tersebut jika tidak ada data yang dirilis karena hal tersebut. Gubernur Fed New York – John Williams mengatakan suku bunga acuan sudah mendekati puncaknya, namun masih perlu dipertahankan untuk waktu lebih lama hingga target inflasi 2% tercapai. Spekulasi Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter FOMC di bulan November mendatang meningkat dari 80.7% menjadi 85.8% menurut CME Group’s Fedwatch tool. Pekan ini dijadwalkan sejumlah data di sektor tenaga kerja akan dirilis termasuk laporan Non-Farm Payroll, data PMI di sektor manufaktur dan jasa serta data neraca perdagangan. Namun data ekonomi AS terancam tidak jadi rilis karena belum disetujuinya anggaran darurat tersebut. Pejabat Fed juga dijadwalkan akan memberikan pidato termasuk Ketua Fed – Jerome Powell malam nanti.

Euro kembali tertekan terhadap dolar setelah sempat sedikit menguat sebelumnya. Data inflasi di kawasan ini juga mulai turun signifikan dari 5.3% menjadi 4.5% yang lebih rendah dari perkiraan hanya turun ke 4.8%. Begitu pula dengan data Core inflasi yang juga turun menjadi 4.3% yang lebih rendah dari perkiraan 4.5% dan data periode sebelumnya direvisi lebih rendah dari 5.3% menjadi 5.2%. Penurunan ini membuat ekspektasi Bank Sentral Eropa (ECB) akan melakukan jeda pada pertemuan moneter mereka di bulan November mendatang. Presiden ECB – Christine Lagarde juga tidak menyinggung perihal kebijakan moneter pada pidato hari Jumat malam lalu.  Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa serta data Retail Sales dan juga pidato dari Presiden Lagarde di tempat yang berbeda.

Poundsterling juga sempat bergerak menguat terhadap dolar namun kembali tertekan di penutupan. Penguatan terjadi seiring dengan data pertumbuhan ekonomi GDP di Inggris yang cukup stabil 0.2% sesuai perkiraan sama seperti periode sebelumnya. Ini merupakan indikasi yang baik bahwa ekonomi di Inggris relatif stabil sejak mengalami pandemik yang lalu. Jika aktifitas ekonomi terus stabil maka Bank Sentral Inggris (BOE) kemungkinan tidak lagi perlu melanjutkan kenaikan suku bunga setelah jeda sebelumnya. Pekan ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur, jasa dan konstruksi serta data di sektor perumahan.