Weekly Newsletter Ed. 175

Published on 10/29/2023

Periode: 30 Okt - 3 Nov 2023

What to Expect from OIL?

Ketegangan di Timur Tengah meningkat di saat harga minyak turun ke area yang cukup berbahaya bagi para produsen utama OPEC+, seperti Arab Saudi. Sebelum 7 Oktober, harga minyak Dubai sempat berada di $85 per barel. Harga ini adalah titik impas bagi Riyadh dan aksi jual obligasi di awal bulan bisa menggagalkan pemangkasan produksi secara sukarela oleh Arab maupun Rusia.

Sementara itu, di paruh kedua Oktober, harga minyak mengabaikan dihapuskannya sanksi terhadap Venezuela. Meningkatnya persediaan minyak mentah AS dan juga bertahap melemahkan margin penyulingan dan ketahanan yang meresap ke dalam strategi penetapan harga sebagai dampak dari Timur Tengah.

China baru saja membeli minyak dari Arab Saudi dalam jumlah besar. Saudi Aramco mewaspadai lonjakan harga pengangkutan. Lonjakan biaya pengiriman VLCC sudah kehabisan tenaga dan harga pengiriman Saudi ke China kembali di bawah ambang batas $2 per barel, dan tidak ada pelonggaran serupa di pasar Suezmax di mana biaya masih naik 25% dibanding sebulan yang lalu, setinggi $4.90 per barel.

Konflik di Timur Tengah yang meluas berpotensi membuat pasar tetap waspada. Minyak berpotensi naik kembali di atas $90 jika terus menerus berada dalam pusaran konflik. Tapi bisa segera reda jika konflik Timur Tengah bisa diredam.

(oilprice)

Emas Tembus $2000, Apakah Bisa Berlanjut?

Emas naik melewati level $2000 per oz di hari Jumat. Kenaikan hampir 10% bulan ini meskipun imbal hasil AS melonjak dan dolar mengalami penguatan. Yang mengkhawatirkan adalah jika AS menyerang Iran, Iran berpotensi membalas dengan menutup selat Hormuz sehingga mendorong harga minyak naik jauh lebih tinggi.

Gaza Fokus Utama

Minggu lalu, emas dan perak berada di arah yang berbeda di mana emas naik tapi perak justru turun. Dan berita utama Gaza di hari Jumat telah mendorong emas lebih tinggi. Harga emas naik ke level $200 untuk pertama kalinya sejak bulan Mei.

Emas sudah menguat hampir 10% bulan Oktober meskipun imbal hasil AS melonjak naik. Hal ini terutama didorong oleh daya tarik emas sebagai safe haven saat terjadinya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

‘Comeback’ Emas Yang Mengesankan

Emas mengalami ‘comeback’ yang mengesankan saat harga mampu melampaui $2000 kembali. Bangkit dari level terendah bulan Oktober $1810. Para spekulan terpicu oleh ketegangan geopolitik dan tekanan beli dari pergeseran dana dari posisi short ke posisi net buy juga memicu kebangkitan tersebut.

Secara umum, total kepemilikan ETF yang didukung emas terus turun karena para manajer aset tetap fokus pada ekonomi AS yang kuat, kenaikan imbal hasil obligasi dan biaya kepemilikan logam mulia tanpa bunga.

Fokus Timur Tengah

Perhatian pasar saat ini beralih ke perkembangan di Timur Tengah.

Emas berada pada channel naik yang curam dimana hal ini menunjukkan kuatnya rally dan perlunya konsolidasi. Ole Hansen dari Saxo bank mengatakan penutupan di atas $2000 bisa mendorong emas melampaui rekor tertinggi sebelumnya yang tercatat di bulan Mei tahun ini (2079) dan Maret 2022.

Pergeseran Kebiasaan

Ada dua alasan yang mengubah perilaku pasar saat ini: geopolitik dan meningkatnya kesadaran akan kondisi keuangan Pemerintah AS yang mengerikan. Situasi antara Israel – Hamas hal paling mendesak. Jet-jet Amerika menyerang posisi-posisi yang berhubungan dengan Hamas di Suriah. Di saat yang sama, Presiden Putin mengundang para senior Hamas dan Iran ke Moskow untuk melakukan pembicaraan, dan kemungkinan hal ini yang membuat Amerika jengkel.

Aliansi Barat dengan tegas mendukung Israel dan Rusia memperhatikan kepentingan muslimnya dan konflik di Gaza yang terancam meluas. Bagi para trader emas, sepertinya kali ini berada di awal situasi yang memburuk.

Iran vs AS

Gambaran yang lebih besar saat ini adalah untuk tidak memberikan tempat bagi hegemoni Asia atas pengaruh di Timur Tengah. Saudi menjadi kunci untuk hal ini, di mana mereka tidak lagi bersujud pada AS, dan bekerja sama dengan Rusia dan Iran untuk kendalikan harga minyak.

Celakanya adalah realitas baru yang harus dihadapi pasar global. Jika AS menyerang Iran, maka Iran kemungkinan akan membalas dengan menutup Hormuz sehingga berdampak pada dorongan harga minyak jauh lebih tinggi. Dan kali ini berbeda dari masa lalu di mana dengan dipimpin oleh Saudi, dunia Arab mungkin akan bersatu di belakang Iran.

(oilprice)

rising-price-rates

BOJ Fokus ke Laporan Kuartal, Fed dan BOE Diperkirakan Tahan Suku Bunga, Non Farm Payroll Fokus Akhir Pekan!

High Volatility atau range pergerakan yang besar sepanjang minggu depan diharapkan terjadi. Fokus utama tertuju pada 3 bank sentral. BOJ, Fed dan BOE akan umumkan kebijakan suku bunga, BOJ diperkirakan akan sangat bergantung pada rencana Fed. Jika Fed memberi indikasi bertahan dan sinyal lebih cepat selesaikan kenaikan suku bunga, maka BOJ bisa saja menindaklanjuti dengan kenaikan suku bunga. Tapi laporan kuartalan BOJ akan menjadi pemicu seperti apa yang terjadi 1 tahun lalu. Sementara Fed kemungkinan besar menahan suku bunga, tapi masih menyisakan 1 kali kenaikan di akhir tahun karena data ekonomi yang masih cenderung kuat. Dan BOE, sepertinya masih akan terus dilanda dilema saat harus memilih menekan inflasi atau fokus dengan ekonomi yang sudah melambat.

Fokus Pekan ini:

Tidak ada kejutan dari musim laporan pendapatan beberapa emiten minggu lalu yang beragam dan tidak diterima dengan baik. Nasdaq membukukan kenaikan hampir 1% didukung oleh laporan keuangan Amazon, sementara sebagian indeks lainnya justru berakhir di zona merah.   

Sementara pernyataan dovish dari ECB minggu lalu membebani Euro setelah jeda suku bunga. Data ekonomi AS belum benar-benar mengubah keadaan, karena sebagian besar dirilis sesuai ekspektasi. Pasar menilai kemungkinan kenaikan suku bunga Fed minggu depan sangat kecil sehingga kemungkinan tidak akan ada perdebatan tentang perlunya pengetatan lebih lanjut saat ini.

AS

Minggu depan diperkirakan akan menjadi minggu yang sangat menentukan bagi dolar. Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, meskipun data GDP, pengeluaran dan belanja pribadi AS cukup kuat. Laju inflasi inti bulanan pun naik lebih tinggi.

Peluang untuk mempertahankan suku bunga dovish oleh fed hilang pasca PCE inti mencatatkan kenaikan terbesar dalam 4 bulan terakhir. Meskipun data ekonomi AS kuat, imbal hasil obligasi tetap turun karena konflik Timur Tengah meluas. Jet tempur AS menargetkan area yang terkait Iran di Suriah sebagai respon terhadap serangan yang dilakukan terhadap pasukan AS.

Minggu depan akan sangat menentukan bagi dolar dan berpotensi juga memicu pergerakan harga yang melampaui rentang harga yang tercatat di minggu lalu. Fed akan menjadi fokus utama yang secara luas diharapkan mempertahankan suku bunga di 5.5%. Pernyataan Powell seperti biasa akan menjadi penggerak utama pasca pengumuman. Meski tidak dijadwalkan adanya proyeksi ekonomi, tapi petunjuk dari Fed tentang sisa suku bunga di 2023 masih akan menjadi tujuan utama pasar.

Di sisi data, sehari sebelum Fed, market akan mencermati data ISM manufacture dan JOLTS yang diperkirakan tetap kuat, bersama ADP yang juga diperkirakan menguat. Sementara data utama adalah Non Farm Payroll di hari Jumat yang diharapkan turun ke 188K dari kenaikan sebelumnya 336K yang mengejutkan bulan lalu.

EU

Eropa akan merilis data inflasi dan juga GDP di hari Selasa. Inflasi CPI diharapkan turun ke 3.4% y/y dari sebelumnya 4.3% y/y, penurunan yang cukup signifikan. Ini pula yang memberi keyakinan bagi Lagarde untuk tidak terburu-buru menentukan kenaikan suku bunga berikutnya. Lagarde mengatakan bukan saatnya memberi panduan, tapi saatnya menentukan kebijakan berdasarkan data yang masuk.

Pertumbuhan GDP kuartal 3 diperkirakan turun di bawah 0, hal yang membebani bagi Euro yang sedang berjuang dengan inflasi.

Inggris

BOE akan menjadi pusat perhatian pasca keputusan suku bunga Fed. BOE diperkirakan juga akan mempertahankan suku bunga di 5.25%. Tidak ada kejutan diharapkan, dan dilema BOE tetap berlanjut saat harus mengedepankan tujuan mereka meredam inflasi, tapi di sisi lain kondisi data ekonomi cenderung menunjukkan data yang lemah.

Yang menarik dari BOE adalah perbedaan suara di antara para pembuat kebijakan BOE. Diperkirakan akan ada tambahan 1 orang yang menginginkan suku bunga dipertahankan, sementara yang berharap untuk naik hanya 3 dari 9 pejabat.

China

Akan menarik untuk mencermati perkembangan ekonomi China minggu depan. Data utama yang menjadi fokus adalah laporan manufaktur dan service resmi dari NBS. Keduanya diperkirakan naik tipis. Dan jika sesuai ekspektasi, maka seharusnya Hang Seng dan ekuitas China secara umum akan rebound. Tapi jika sebaliknya, maka ekuitas China dan Hong Kong cenderung turun.

Restrukturisasi utang developer besar Country Garden akan menjadi fokus utama berikutnya. Setelah dinyatakan gagal bayar minggu lalu, investor global mencoba mencermati kemungkinan pengajuan restrukturisasi utang tersebut ditolak oleh pemegang obligasi. Jika penolakan terjadi, maka hal ini akan membuat suram pasar ekuitas China dan Hong Kong minggu depan. Tapi jika terjadi kesepakatan, maka ekuitas akan rally.

Di sisi lain, perkembangan geopolitik dan juga keputusan suku bunga Fed juga akan menjadi penggerak ekuitas global. Itu sebabnya kemungkinan gangguan akan muncul jika geopolitik terus memanas, dan Fed memberi kejutan dengan menaikkan suku bunga di luar ekspektasi.

Jepang

Minggu depan nasib Yen selain dipengaruhi oleh dolar juga oleh kebijakan BOJ yang akan diumumkan di hari Selasa, 31 Oktober. Bank sentral diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga di -0.1% dan kebijakan tersebut berpotensi menjadi batu sandungan bagi Yen yang sedang dalam fokus utama. Pelemahan dikarenakan beda kebijakan antara Fed dan BOJ sehingga peluang tersebut bisa menjadi pemicu pelemahan lebih lanjut bagi Yen.

Di sisi lain, BOJ juga akan merilis laporan kuartalannya di hari yang sama. Dan berkaca pada Oktober 2022, BOJ bisa saja melakukan intervensi pada mata uangnya setelah laporan kuartal dirilis, meskipun suku bunga diperkirakan akan tetap bertahan.

Tindakan BOJ akan sangat bergantung pada apa yang diumumkan Fed sehari setelahnya. Jika Fed memberi indikasi selesai untuk kenaikan suku bunga, maka kemungkinan BOJ bisa memberikan kejutan bagi pasar dengan melakukan salah satu di antara menaikkan suku bunga atau “mengintervensi” mata uang yang sudah melemah sejak penurunan tajam 1 tahun lalu.

(marketpulse)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

EUR Economic Confidence, EU Foreign Ministers meeting, JPY PM Kishida speaks

Selasa

US Flash PMI, EUR Flash PMI (EZ, GER, FRA), UK Flash PMI, UK Jobless Claims, UK Unemployment, UN Security Council discuss Middle East situation, EU expected unveils plans for wind energy industry, RBA Gov Bullock speaks, IEA releases its World Energy Outlook annual report

Rabu

US New Home Sales, AUD CPI, CAD Rate Decision, GER Ifo Business Climate

Kamis

ECB Rate Decision, US Advance GDP Q3, Earnings from Intel and Amazon, EU Leaders Summit, BOE’s Cunliffe speaks

Jumat

US Personal Spending and Income, US Michigan Consumer sentiment, US PCE Core Deflator, CNY Industrial Profits, JPY Tokyo CPI, Earnings from Exxon

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Candlestick weekly ditutup dengan shooting star yang berarti menandakan reversal bearish kembali berpeluang mendominasi di minggu depan. Pasca kebijakan ECB minggu lalu yang mempertahankan suku bunga, pasar menilai pernyataan dari Presiden ECB Christine Lagarde sebagai sinyal dovish sehingga peluang bearish sepertinya lebih menekan euro di peluang berikutnya. Terlepas dari keputusan Fed minggu depan yang diperkirakan mempertahankan suku bunga, Euro sepertinya akan tetap kesulitan untuk menguat dibanding dolar. Support 1.04600 kemungkinan dengan mudah ditembus, dan target support berikutnya 1.02830 di depan mata. Terlebih dengan kondisi geopolitik yang masih tetap mengancam, kemungkinan zona Euro akan relatif terbebani. Resistance 1.0700 menjadi area wajib tembus untuk meminimalisir peluang bearish yang terlalu dalam.

Resistance :  1.06780, 1.07800, 1.08600

Support :  1.04044, 1.02830, 1.01062

Outlook :  Bearish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Saham Asia maupun Wall Street tampaknya masih akan terbebani oleh kondisi geopolitik yang tidak menentu. Tapi minggu depan akan lebih berbahaya bagi Nikkei karena ada 3 event yang berpotensi menggerakkan. Kebijakan BOJ paling disorot selain Fed, dan 1 lainnya tetap geopolitik. Candle weekly lebih rendah sehingga peluang penurunan lebih lanjut sangat terbuka. Support 30255 sepertinya mudah ditembus. Pantauan tertuju ke area 29300 karena beban yang dipikul pasar saham tidak mudah. Resistance 31460 akan menjadi penyelamat jika mampu tembus.

Resistance : 30620, 31000, 31460

Support : 30255, 30000, 29335

Outlook : Strong Bearish

HANGSENG:  Weekly candle ditutup bullish, seharusnya mendukung kenaikan minggu depan. Tapi posisi fundamental kurang mendukung, terutama masalah restrukturisasi utang Country Garden. Default resmi diumumkan sehingga HSI berpotensi gap down di hari Senin. Jika mengabaikan geopolitik, maka resistance 18300 bisa dicapai. Tapi support 16800 bisa ditembus jika kondisi memburuk.

Resistance : 17673, 18000, 18300

Support : 17000, 16823, 16536

Outlook : Bullish

CFD

Dow Jones: Long black candle menutup pergerakan minggu lalu sehingga peluang bearish sepertinya masih berpeluang berlanjut. Bahkan support 31425 kemungkinan bisa dicapai jika geopolitik semakin suram. Satu-satunya yang menjadi tumpuan harapan mungkin pernyataan Fed minggu depan dan NFP. Jika keduanya memberi sinyal yang dovish di sisi keputusan Fed dan NFP yang melunak, maka Dow bisa berbalik cepat dengan mengabaikan kondisi geopolitik sementara waktu. Gap down diharapkan di pembukaan hari Senin, tapi setelah itu market akan fokus lebih dulu dengan FOMC Meeting, dan diakhiri dengan data NFP di hari Jumat. Kita butuh melihat tembus resistance 33000 kembali untuk membuka jalur uptren, atau minimal mengurangi risiko bearish yang berlebih. Jika gagal, maka ancaman bearish jauh lebih serius ketimbang sebelumnya.

Resistance :  32744, 33000, 33540     

Support :  32117, 31650, 31430

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly candle ditutup bearish tapi memiliki tail bawah yang sangat panjang dan menunjukkan rejection kuat di zona support 82. Minggu depan akan menjadi salah satu penentu apakah oil akan lanjut naik di atas 90 atau tetap di bawah 85. Hal penting adalah geopolitik di Timur Tengah. Ada risiko bahwa konflik akan meluas. Terutama jika sampai AS melakukan serangan frontal ke sasaran lokasi yang didukung Iran. Iran dikhawatirkan berbalik menyerang dengan melakukan penutupan Selat Hormuz. Jika ini yang terjadi, maka supply minyak dunia bisa terhambat sehingga harga minyak dunia berpotensi naik lebih lanjut. Terlepas geopolitik yang masih tidak menentu, kebijakan Fed kemungkinan akan memberi sedikit ancaman jika Fed memutuskan akan tetap menaikkan suku bunga. Penurunan berpeluang terjadi meski pada akhirnya geopolitik juga yang mempertahankan penurunan tidak terlalu tajam. Waspadai support 82 dan 81.50! Jika tembus, potensi terlihat di kisaran 76/77 dan strong demand kemungkinan bisa muncul di area tersebut. Sebaliknya jika harga naik tembus di atas 88, maka peluang resistance 90 dan 93 menjadi sasaran empuk. Dan penembusan di atas 95 adalah risiko tertinggi minyak terbuka peluang lirik 100 dalam waktu dekat.

Resistance : 86.14, 91.98, 93.53

Support :  84.88, 81.49. 76.80

Outlook : Bullish

gold-usd

GBPUSD: “Buy on Rumor, Sell on Fact” Jelang Keputusan BOE

Sejarah menunjukkan peluang untuk kenaikan sesaat dibalas penurunan cenderung terjadi jelang pengumuman suku bunga BOE. Apalagi BOE diperkirakan mempertahankan suku bunganya minggu depan. Support 1.20000 benar-benar terancam dan sangat mungkin tekanan berlanjut hingga melirik zona 1.17400. terutama dengan kondisi geopolitik yang masih membayangi. Kewaspadaan diperlukan. Resistance 1.22800 dan MA50 di 1.23740 akan menjadi area yang memperkecil risiko penurunan jika mampu ditembus.

Resistance : 1.22183, 1.23060, 1.24790

Support  :  1.20696, 1.18400, 1.17386

Outlook : Bearish

GOLD: Geopolitik, FOMC, NFP, 2050 vs 1950?

Candle weekly kembali ditutup bullish berarti peluang naik masih sangat terbuka. Apalagi geopolitik yang masih tidak menentu, bahkan bisa saja pembukaan Senin dibuka gap up. Selanjutnya risiko dari FOMC meeting sepertinya 98% diharapkan bertahan sehingga peluang bullish sudah diperhitungkan. Market kemudian akan fokus dengan NFP di hari Jumat. Kabar buruknya akhir bulan mungkin saja menekan emas di hari Senin malam karena Selasa fokus akan tertuju pada Fed. Dan kabar baiknya, Monthly candle sejauh ini bullish kuat sehingga jika akhir bulan ditutup oleh candle putih panjang (long white candle), peluang di awal bulan secara teori akan lanjut naik. Tapi kemudian NFP akan menentukan apakah emas layak lanjut naik sentuh 2050 atau justru terkoreksi ke 1950.

Resistance : 2014, 2028, 2050

Support :  1996, 1984, 1952

Outlook : Bullish

USDJPY: “History” 2022 Berpotensi Terulang?

Weekly candle ditutup shooting star dan sejauh ini zona 150 – 152 cukup riskan bagi buyer. History Oktober 2022 menunjukkan akhir bulan saat laporan kuartal BOJ diumumkan, BOJ bisa melakukan intervensi, dan mungkin saja itu yang ditunggu minggu depan. Kita akan melihat perujangan BOJ untuk mencegah pelemahan Yen berlanjut. Support 146.08 akan menentukan, termasuk juga resistance 152. Jika sesuai ekspektasi dan juga history 2022, maka peluang bearish cenderung sangat terbuka kali ini. Tapi jika gagal, lihat keputusan Fed! Jika Fed tetap hawkish, maka USDJPY berpotensi ciptakan new high kembali.

Resistance : 150.000, 151.920, 154.00

Support :  148.150, 147.49, 144.528

Outlook : Limited Bullish

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.212021.216161.283331.14680
EURUSD1.056321.059261.099620.98860
USDJPY149.635149.839142.240148.780
AUDUSD0.633260.631250.671580.63980
COMMODITIES
XAUUSD2005.301978.861965.341633.50
CLSCID85.1788.3481.7486.22
INDEKS SAHAM
DJI32469332203570632769
HSI17400171652019414627
NKI30550312003330527530
NASDAQ14267.5014649.2515868.5011453.25

Disclaimer:

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.