Weekly Newsletter Ed. 183-184

Published on 12/24/2023

Periode: 25 Des 2023 - 5 Jan 2024

What to Expect from OIL?

OPEC+ menghadapi angka produksi minyak AS yang memcahkan rekor dan meningkatnya pasokan dari produsen non-OPEC+ lainnya, termasuk Brasil, Guyana, Kanada dan Norwegia. Beberapa analis menilai harga minyak tidak mungkin mencapai $100 per barel di tahun 2024, kecuali jika terjadi eskalasi geopolitik besar yang menyebabkan terhalangnya pasokan dalam jumlah besar.

Dengan pemangkasan terbaru yang diumumkan untuk kuartal pertama 2024, aliansi OPEC+ berusaha tetap mengontrol ketat pasokan minyak global. Brasil sudah diundang untuk menjadi bagian dari OPEC+ mulai Januari 2024, tapi sudah menyatakan bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam pengurangan produksi.

OPEC+ mencoba mempertahankan harga minyak di atas harga terendah dengan mengobrankan pangsa pasarnya, tapi mungkin tidak akan berhasil menaikkan harga terlalu banyak. Hal ini akan terjadi jika OPEC+ gagal memperpanjang pemangkasan setelah Maret 2024, menurut beberapa analis.

OPEC, termasuk Iran, memiliki sekitar 5.5 juta barel per hari kapasitas cadangan menurut data ING. Kapasitas tersebut seharusnya memberi kenyamanan pada pasar mengingat bahwa jika kekuatan harga kembali naik signifikan, kapasitas ini bisa mulai kembali ke pasar.  Bagaimanapun juga manajamen pasar minyak dari OPEC+ akan menjadi kunci ke mana harga akan bergerak tahun depan.

(oilprice)

January Effect Bentrok Non Farm Payroll Pertama 2024!

January effect adalah kecenderungan musiman yang terjadi untuk saham-saham yang naik di bulan tersebut. Secara garis besar, sejak 1938, sekitar 29 dari 30 tahun kenaikan yang terjadi di bulan Januari – Februari menghasilkan kenaikan rata-rata tahunan S&P 500 sebesar 20%.

Ada Hubungan Dengan Desember?

January effect secara teori terjadi saat investor menjual posisi yang merugi di bulan Desember agar mendapat keuntungan dari pajak, dan kemudian membeli kembali posisi baru di bulan Januari.

Sejak awal abad ke-20, data menunjukkan beberapa kelas aset tersebut mengungguli pasar secara keseluruhan di bulan Januari, terutama menjelang pertengahan bulan. Bankir Sidney Wachtel pertama kali menyadari efek ini di tahun 1942. Tapi, tren ini tidak terlalu terlihat dalam beberapa tahun terakhir karena pasar yang mulai menyesuaikan diri. 

Gagal di 2022

Beberapa analis menganggap January Effect kurang penting di tahun 2022. Hal ini dikarenakan semakin banyak orang yang menggunakan program pensiun yang dilindungi pajak, sehingga mereka tidak memiliki alasan yang kuat untuk menjual saham di akhir tahun untuk menghindari kerugian pajak.

Bulan terbaik Investasi

Di luar pembelian kembali saham yang kena pajak dan juga investor yang memasukkan bonus uang tunai ke pasar, beberapa penjelasan lain yang cukup masuk akal untuk January Effect adalah psikologi investor. Beberapa investor meyakini bahwa Januari adalah bulan terbaik untuk memulai investasi atau bahkan menindaklanjuti resolusi Tahun Baru untuk mulai berintvestasi demi masa depan.

Aksi jual akhir tahun juga menarik minat pembeli yang tertarik dengan harga yang lebih rendah karena investor tahu bahwa penurunan bukan didasarkan pada aspek fundamental perusahaan.  Dan dalam skala besar, hal ini bisa mendorong harga lebih tinggi di bulan Januari.

Riset Tentang January Effect

Fenomena bisa terlihat pada perusahaan kecil dan saham yang sebelunya turun. January effect sebagai sebuah anomali ekonomi membutuhkan evaluasi ulang terhadap asumsi rasionalitas dan efisiensi pasar. Jadi, penelitiaan-penelitian tersebut menggarisbawahi pentingnya faktor psikologis di pasar keuangan dan keterbatasan kerangka kerja ekonomi saat ini.

Return tercatat positif sejak tahun 2000 – 2023 (24 tahun terakhir) menunjukkan Indeks Saham Rata-rata meningkat signifikan. Dow 45.83%, S&P 500 45.83%, Nasdaq 54.17%, Nikkei 54.17%, dan Hang Seng 58.33%.

Sedangkan negative return rata-rata yang terlihat dalam 24 tahun terakhir menunjukkan Dow turun sekitar -0.74%, S&P 500 -0.26%, Nasdaq naik 0.78%, Nikkei turun -1.07% dan Hang Seng naik 0.42%.

Non Farm Payroll Pertama 2024

Data NFP adalah data ekonomi pertama yang akan dicermati pasar setelah CPI kemarin menunjukkan penurunan yang cukup berarti. Fed membutuhkan data inflasi yang terus turun berkelanjutan mencapai target 2% dan pasar tenaga kerja yang melonggar. Jika data NFP tersebut relatif menunjukkan angka yang lebih rendah, maka ekspektasi pasar semakin besar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed pertama.

Tapi tingkat pengangguran juga akan dicermati bersama tingkat upah yang diharapkan melemah. (investopedia)

investment-risk-analysis

Akhir Tahun Yang Ringan, Awal Tahun Langsung Fokus Data Besar Non Farm Payroll AS!

Tahun 2023 hanya sekitar 3-4 hari ke depan yang efektif dalam pasar global. Kita mungkin tidak akan melihat berita ataupun data ekonomi yang relatif signifikan mengubah sentiment pasar yang sudah terbentuk sejauh ini sejak pengumuman kebijakan Fed. Seharusnya tidak ada masalah untuk rally akhir tahun berjalan mulus, kecuali jika terdapat perubahan data maupun berita besar lainnya. Sementara fokus utama akan langsung tertuju pada awal tahun 2024 yang dibuka dengan data pekerjaan AS. Investor akan mencermati data non farm payrolls di hari Jumat minggu pertama Januari yang juga akan menjadi salah satu pertimbangan Fed dalam pertemuan berikutnya. Akankah pasar mendapatkan yang diharapkannya dari data NFP pertama bulan Januari?

Fokus Pekan ini:

Minggu depan relatif singkat bagi mayoritas kawasan yang menyisakan 4 hari aktif jelang akhir tahun 2023. Sementara 2 minggu ke depan kita akan langsung bertemu dengan non farm payroll di hari Jumat minggu pertama.

Fokus utama minggu depan realtif ringan untuk beberapa kawasan. Dan minggu pertama Januari adalah minggu sibuk untuk AS yang akan merilis laporan pekerjaan disertai manufaktur dan non-manufaktur ISM. Inggris dan Eropa akan kembali dengan data PMI manufaktur dan jasa. Inflasi zona Euro juga dirilis. Dan tak kalah penting Jerman merilis tingkat pengangguran dan juga retail sales.

AS

Selasa relatif ringan dengan data ekonomi yang relatif bisa diabaikan karena jarang memberi dampak signifikan terhadap sentimen pasar. Rabu, departemen keuangan akan merilis lelang obligasi tenor 2- tahun. Kamis, lelang obligasi tenor 50 tahun, klaim pengangguran mingguan dan pending home sales.  Dan hari Jumat ditutup dengan data PMI Chicago.

Awal tahun, diawali dengan rilis data PMI Manufaktur dari S&P Global. Dilanjutkan dengan data ISM Manufacture PMI di hari Rabu dan JOLTS Job Openings. Seperti biasa, data JOLTS ini akan memberi gambaran situasi lapangan pekerjaan di AS.

Lanjut di hari Kamis, ADP Employment dan PMI Services. Keduanya akan mempengaruhi sentimen terkait ketenagakerjaan. Bahkan ADP selalu dikaitkan dengan NFP Jumat, meski tidak terbukti ada korelasi positif antara keduanya.

Dan Jumat minggu pertama dengan data non farm payroll yang ditunggu-tunggu diikuti average hourly earnings dan juga unemployment rate. Data non farm payrolls akan menjadi pemicu sentimen di awal tahun karena pasar dan Fed membutuhkan gambaran ketenagakerjaan yang longgar untuk memvalidasi ekspektasi pemangkasan suku bunga di pertemuan berikutnya. Data yang kuat akan menahan ekspektasi pasar yang menginginkan pemangkasan lebih cepat di bulan Maret. Tapi data yang lemah akan membuat ekspektasi pasar semakin kuat untuk pemangkasan yang dipercepat. 

EU

Tidak ada data ekonomi minggu depan. Tapi minggu pertama Januari relatif ramai data. PMI Manufaktur zona Euro mengawalinya di 2 Januari. Jerman merilis laporan pekerjaan di hari Selasa.

Dilanjutkan dengan PMI Service zona euro hari Kamis dan data penting ditutup oleh CPI zona euro di hari Jumat.

Inggris

Minggu depan adalah minggu tersingkat bagi Inggris yang memperpanjang liburnya di hari Selasa dan tutup lebih cepat di hari Jumat untuk perayaan Tahun Baru.

Data ekonomi pun relatif moderat yang berarti tidak terlalu signifikan bagi penggerak market dengan data indeks perumahan dari Nationwide di hari Jumat.

Nasib pound mungkin lebih cenderung bergantung pada data eksternal seperti dampak dari data AS yang menggerakkan dolar.

China

Sama halnya denga Inggris, kawasan China pun relatif sepi data minggu depan dan juga relatif singkat bagi pasar ekuitas China.

Sementara minggu pertama Januari, pasar akan mencermati PMI manufaktur dari Caixin yang akan dirilis hari Selasa, 2 Januari dan PMI Services dari Caixin di hari Kamis. Keduanya menjadi salah satu tumpuan data ekonomi yang cenderung menggerakkan pasar. Data yang lemah menunjukkan aktivitas ekonomi yang belum pulih di China. Tapi sejauh angka di atas 50, maka seharusnya kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan bagi ekuitas China dan Hong Kong.

Pasar masih menunggu gebrakan dari pemerintah China maupun bank sentral China PBOC untuk mengadopsi kebijakan yang memicu pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini permasalahan di properti masih membayangi.

Jepang

Fokus minggu depan diawali dengan CPI inti BOJ yang dirilis hari Selasa. Beberapa data inflasi sebelumnya dari beberapa versi menunjukkan bahwa inflasi Jepang masih tinggi dan di atas target 2%.

Di hari Kamis, Jepang merilis dara industrial production. Data yang relatif tinggi menunjukkan aktivitas ekonomi yang membaik meski demand domestik masih menjadi permasalahan utama,

Dan Jepang hanya akan merilis 1 data ekonomi di minggu pertama Januari. Fokus akan tertuju di data PMI Services dari Jibun Bank yang dirilis hari Jumat.

Sementara pasar masih akan menantikan proyeksi terbaru dari BOJ terkait kapan mereka akan mulai memperketat kebijakan moneter. Kenaikan upah menjadi topik utama yang disyaratkan BOJ sebelum memutuskan kenaikan suku bunga. Sayangnya pembahasan upah tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat.

(marketpulse)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

25 Desember – Libur Natal, 1 Januari – US PMI Manufacture

Selasa

26 Desember – Libur Natal untuk Inggris, Canada, Australia dan Sebagian besar Eropa, JPY BoJ Core CPI. 2 Januari – CNY Caixin Manufacture PMI, EUR PMI Manufacture, GER PMI Manufacture, UK PMI Manufacture, US PMI Manufacture

Rabu

27 Desember – No Data. 3 Januari – German Unemployment Rate, US ISM Manufacture PMI, US JOLTS Job Openings

Kamis

28 Desember – JPY Industrial Production, US Jobless Claims, US Pending Home Sales. 4 Januari – CNY Caixin Services PMI, EUR PMI Services, German PMI Services, UK PMI Services, GER CPI, US ADP, US PMI Services

Jumat

29 Desember – Inggris dan Australia Tutup Lebih Awal, US Chicago PMI, UK Nationwide HPI, Spain CPI. 5 Januari – JPY Services PMI, UK Halifax House Price, Ger Retail Sales, UK Construction PMI, EUR CPI, US Avg hourly earnings, US Non Farm Payrolls, US Unemployment Rate, CAD Unemployment Rate, US ISM Non -Manufacture PMI

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Sepertinya bullish masih berpihak pada euro untuk minggu depan setelah minggu lalu harga berakhir di resistance dan candle Weekly ditutup bullish. Hal ini sekaligus menepis keraguan pasar yang melihat potensi penurunan sebelumnya pasca beberapa data ekonomi yang lemah. Pelemahan dolar sepertinya menjadi alasan utama untuk saat ini karena euphoria pasar masih berkisar pada potensi pemangkasan suku bunga Fed meskipun beberapa analis dan juga pejabat Fed mengingatkan bahwa pemangkasan baru sebatas pembicaraan, belum keputusan. Resistance 1.10320 yang terdekat dan mungkin mudah ditembus. Hanya saja Daily menunjukkan kondisi sebaliknya didukung juga dengan potensi bearish divergence. Jika ini yang dominan, maka penurunan bisa terjadi di awal pembukaan hari Selasa. Selanjutnya respon pasar terhadap dolar yang akan menggerakkan mengingat Eropa minim data minggu depan ke akhir tahun. Dan di awal 2024, kemungkinan masih cenderung berbasis data manufaktur Eropa dan juga data penting penggerak dolar.

Resistance : 1.10320, 1.12748, 1.15487

Support :  1.07272, 1.05000, 1.02830

Outlook :  Bullish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly ditutup bullish dan sepertinya terbantu oleh pergerakan positif di pasar AS. Jika 33745 berhasil ditembus, maka valid untuk lanjutkan rally. Sebaliknya, jika gagal ditembus, waspaai dengan support 32400, dan 32080 dalam 2 minggu ke depan. Minim kemungkinan BOJ mengubah kebijakan moneter dalam waktu dekat sehingga Nikkei berpeluang ciptakan new high lebih dulu sebelum turun.

Resistance : 33400, 33745, 33950

Support : 32810, 32410, 32115

Outlook : Bearish

HANGSENG:  Weekly ditutup bearish dan penurunan nampaknya masih mendominasi. Dengan status akhir tahun yang kian dekat, semakin kecil kemungkinan perubahan kebijakan terjadi. Tapi awal tahun akan berbeda. Dengan harapan January effect berdampak ke saham, support 15933 dan 14615 akan menjadi harapan pantulan terjadi di zona tersebut. Tapi bullish butuh validasi dari penembusan resistance 17200 dalam 2 minggu ke depan. Jika gagal, maka peluang rally kemungkinan masih tertahan. Sebaliknya support 15000 dalam waktu 2 minggu ke depan juga cukup penting.

Resistance : 16598, 16900, 17390

Support : 16258, 15933, 15500

Outlook : Bearish

CFD

Dow Jones: Weekly candle ditutup spinning tops sehingga penentunya adalah pergerakan minggu depan. Jika berhasil ditutup bullish, maka awal tahun berpeluang lanjut lebih tinggi. Sebaliknya, jika ditutup turun, maka awal tahun berpotensi turun, tapi akan tergantung juga dengan data NFP yang dirilis 5 Januari. Kabar baiknya adalah santa claus rally mungkin masih memiliki kesempatan menghabiskan 2023 dengan penutupan positif. Kabar buruknya, kita belum melihat koreksi signifikan sejak 4 minggu terakhir sehingga peluang koreksi ataupun profit taking minggu depan sangat terbuka dengan asumsi bahwa pasar cenderung melepas beberapa sahamnya untuk memperingan pajak, lalu membeli kembali di Januari. Support 36814 dan 37000 kemungkinan menjadi batas support ideal untuk koreksi normal. Selama penurunan tidak lebih rendah dari 36233 atau low minggu lalu, maka potensi kenaikan 2 minggu ke depan masih cukup potensial. Tapi hati-hati juga dengan data NFP yang bisa mengejutkan di awal Januari!

Resistance : 37900, 38200, 38500     

Support :  37516, 37284, 37040

Outlook : Bullish

CRUDE OIL: Weekly ditutup Shooting Star meski dengan real body warna putih. Posisi penutupan tidak mencerminkan ekspektasi morning star yang diharapkan sehingga peluang bullish sepertinya relatif tertahan. Efek akhir tahun kemungkinan belum akan membuat dorongan yang dibutuhkan bagi pasar minyak. Tapi kondisi melemahnya dolar, jika terus berlanjut bisa menjadi potensi tidak terduga di mana minyak bisa kembali rebound, terutama memasuki Januari. Pantulan Januari mungkin akan lebih kuat jika didukung oleh penutupan minggu terakhir Desember 2023 yang relatif naik sehingga memperkecil peluang tekanan bearish di awal tahun depan. Support 67.69 sejauh ini menjadi cerminan support psikologis. Tapi jika tidak terjadi penurunan yang lebih dari 67, maka ekspektasi kami adalah demand mulai mendorong naik di kisaran 69 – 70, dan resistance mulai kembali melirik area 75 – 77 dalam 2 minggu ke depan.

Resistance : 73.78, 74.64, 76.27

Support : 70.66, 68.58, 66. 83

Outlook : Bullish

GBPUSD: Akhir Tahun Sideways, Awal Tahun Peluang Naik?

Weekly ditutup dengan spinning tops sehingga peluang bullish maupun bearish masih berimbang. Tapi selama tidak terjadi kenaikan di atas MA 200 di 1.28380, maka sulit bagi poundsterling berkembang lebih lanjut terhadap potensi bullish. Jika tekanan turun tekan zona 1. 26110, maka peluang bearish cenderung lebih kuat, terutama untuk akhir 2023. Sebaliknya, jika mampu dittutup di atas 1.28380, maka peluang rally di awal tahun sangat memungkinkan.

Resistance :  1.27748, 1.28450, 1.3000  

Support  :  1.25560, 1.24790, 1.22000

Outlook : Bearish

GOLD: Rally Akhir Tahun vs NFP

Candle Weekly ditutup bullish sehingga formasi 3 candle terakhir cenderung membentuk morning star yang menandakan bullish masih akan dominan minggu depan. Meski minim data, sentimen pasar terkait ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed masih dominan sehingga dorongan kenaikan tetap terbuka. Selain itu formasi Higher High – Higher Low juga terlihat dalam komposisi Weekly. Jika sesuai perkiraan, maka kenaikan juga berpotensi lanjut di awal tahun 2024. Tapi di hari Jumat, semua akan bergantung pada NFP. Data ini bisa memicu perubahan signifikan jika data cenderung sangat kuat. Sebaliknya, jika data dirilis melemah, kita akan dapatkan kenaikan lebih lanjut yang menguntungkan emas. Butuh penutupan di atas 2079 untuk akhir tahun 2023 supaya menjaga peluang kenaikan lanjutan di bulan Januari. Tapi jika gagal, maka potensi Januari adalah koreksi turun, meskipun awal Januari masih bisa mengandalkan NFP lebih dulu. Waspadai penurunan di bawah 2030 dalam 2 minggu ke depan!

Resistance :  2065, 2079.80, 2100

Support :  2048, 2028, 2007

Outlook : Bullish

USDJPY: Short-term Rebound expected, Januari Tunggu BOJ!

Candle Weekly ditutup inverted hammer sehingga potensi rebound tampakmnya cukup terbuka. Terlebih kita belum mendapatkan petunjuk apapun dari BOJ tentang perubahan kebijakan. Penurunan di bawah 141 dibutuhkan untuk kelanjutan tekanan turun. Sementara kenaikan diharapkan tertahan di zona 145/146 dalam waktu dekat. Waspadai potensi awal tahun dengan kondisi BOJ yang belum jelas, maka peluang tersebut tetap bergantung pada imbal hasil Treasury AS!

Resistance :  143.870, 144.528, 146.440

Support :  140.945, 139.560, 136.643

Outlook : Short-term Bullish

Disclaimer:

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.269541.268011.220181.21040
EURUSD1.101261.089421.057281.07040
USDJPY142.431142.150149.338131.070
AUDUSD0.679850.670120.643140.68160
COMMODITIES
XAUUSD2052.452019.561848.591823.80
CLSCID73.4272.1090.7280.44
INDEKS SAHAM
DJI37696376643375233309
HSI16343168171788419911
NKI33315327053174025765
NASDAQ16960.5016814.0014892.5011038.25

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.