Weekly Newsletter Ed. 185

Published on 01/07/2024

Periode: 8 - 12 Jan 2024

What to Expect from OIL?

Harga minyak WTI berbalik rebound di sesi perdagangan hari Jumat, melanjutkan kenaikan yang sebelumnya terjadi di hari Rabu. Data NFP sepertinya tidak terlalu bergeming bagi minyak yang saat ini berada dalam kondisi bullish karena beberapa fundamental yang berdampak.

Ketegangan di Timur Tengah kemungkinan masih mendukung harga minyak. Perkembangan terakhir Biden dilaporkan berencana menyusun penyerangan balik bagi kelompok militan Houthi yang didukung Iran karena ulahnya dianggap mengganggu pasokan minyak mentah di Laut Merah.

Faktor lainnya adalah Eropa yang berpotensi menghadapi Musim Dingin di bulan Januari pasca cuaca yang hangat di Desember.

Sementara faktor negatif hanya muncul dari laporan EIA yang menunjukkan peningkatan dalam inventori di Amerika untuk gas dan distilat, meskipun untuk minyak mentah justru turun. Data EIA menunjukkan inventori minyak mentah turun 5.5 juta barel, dan tercatat 2% di bawah rata-rata 5 tahun untuk saat ini.

Mungkinkan minggu depan minyak WTI naik di atas level $75 per barel? Semua fundamental menunjukkan potensi yang memungkinkan.

(oilprice)

Inflasi AS dan China Fokus Utama, Sensitif untuk Emas?

Data pekerjaan bulan Desember yang dirilis hari Jumat kemarin secara mengejutkan kuat, didukung dengan meningkatnya pertumbuhan upah. Hal tersebut membuat inflasi menjadi sorotan di awal tahun baru.

CPI bulan Desember yang akan dirilis di hari Kamis, akan membantu Wall Street untuk menilai apakah inflasi tetap dalam tren menurun atau terjebak di dekat 3%.

Ekspektasi Suku Bunga

Sebelum data NFP bulan Desember dirilis, investor global memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga paling cepat di bulan Maret. Nampaknya hal itu tidak banyak berubah. Ekspektasi investor tetap bertahan menurut CME FedWatch tools.

Kini investor kembali fokus dengan inflasi yang juga menjadi rujukan bagi kebijakan FOMC berikutnya.

Inflasi AS

Data akan dirilis di hari Kamis jam 20.30 WIB. CPI Desember diperkirakan akan naik 0.2%. Begitu juga dengan inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi.

Meskipun kenaikan inflasi konsumen tidak akan besar, tapi hal itu akan menghentikan beberapa kemajuan yang terjadi pada inflasi baru-baru ini. Inflasi y/y kemungkinan bisa naik dari 3.1% menjadi 3.3% y/y.

Kemudian inflasi inti bisa saja melambat dari 4% menjadi 3.8% y/y. Inflasi inti bisa menarik lebih banyak perhatian di Wall Street mengingat data tersebut merupakan prediktor yang lebih baik untuk tren inflasi di masa depan.

Tingkat Utang AS

Laporan selanjutnya adalah defisit anggaran federal (Federal Budget Deficit) yang akan dirilis di hari Jumat, jam 02.00 WIB. 

Laporan bulan Desember diperkirakan akan mencapai sekitar $62.5 miliar. Total defisit untuk tahun fiskal 2024 dikhawatirkan bisa meningkat dari gap tahun lalu yang sentuh $1.7 triliun.

Melebarnya defisit akan menjadi titik terang dalam negosiasi Pemerintahan Biden dan para negosiator Partai Republik. Ancaman government shutdown terus membayangi karena keduanya berjuang untuk mencapai kesepakatan pengeluaran selama sisa tahun fiskal.

Inflasi China

Investor juga akan mencermati angka inflasi China minggu depan. Ekspektasi untuk meringankan biaya pinjaman di tahun 2024 meningkat, terutama pasca PBOC melemahkan nilai tukar mata uang domestik yang paling besar dalam lebih dari 6 bulan terakhir.

Pemulihan ekonomi yang lemah di China membuat otoritas setempat dihadapkan pada tekanan untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dan menyediakan likuiditas yang cukup.

Logam Mulia

Emas COMEX awalnya menyambut tahun baru dengan catatan positif, dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed di bulan Maret. Tapi, pasca notulen FOMC dirilis, emas sempat bergerak di bawah $2040 per troy ounce.

Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi konflik berkepanjangan di Gaza mendukung permintaan safe haven untuk emas sehingga bisa mencegah penurunan yang terlalu dalam. Sementara kelesuan logam mulia juga dikarenakan lesunya aktivitas manufaktur di China dan kawasan lain sehingga berdampak pada permintaan. Jadi, inflasi AS dan China akan menjadi fokus utama minggu depan, yang akan memberikan gambaran terkait kebijakan moneter bank sentral. (marketwatch, moneycontrol)

finance-money-technology

Pasca NFP, Fokus Beralih ke Inflasi AS, China dan Tokyo. Inggris Sepi Data, Eropa Tunggu Retail Sales

Rintangan pun langsung dimulai di minggu pertama tahun 2024 setelah tema utama beralih ke data NFP yang dirilis solid di hari Jumat, melengkapi beberapa data ekonomi lainnya yang dirilis menguat beberapa hari sebelumnya. Dolar kembali perkasa, tapi surut menjelang penutupan market di akhir pekan. Geopolitik mungkin masih membayangi. Tapi minggu depan adalah waktunya pasar mencermati laporan inflasi dari Kawasan AS, China dan Tokyo. Fokus utama tentunya pada AS yang dikhawatirkan akan menggeser waktu pemangkasan suku bunga Fed jika masih menguat. Di sisi lain Inflasi yang rendah di China juga jadi sorotan betapa lemahnya permintaan domestik. Dan Eropa akan menanti laporan retail sales yang bisa menjadi petunjuk seberapa optimis konsumen Eropa saat ini.

Fokus Pekan ini:

Laporan pekerjaan AS dirilis lebih tinggi, 216K vs ekspektasi 170K, dan lebih tinggi dibanding data November yang direvisi turun ke 199K. Tidak hanya itu, tingkat upah juga naik ke 0.4% m/m dibanding ekspektasi 0.3%, tapi cenderung stabil dibanding November.

Laporan tersebut merupakan pengingat awal bagi para investor bahwa segala sesuatunya tidak selalu berjalan sesuai ekspektasi, terlepas dari apa yang terjadi beberapa bulan terakhir. Investor bangkit di akhir 2023 dengan penuh harapan bahwa bukan hanya siklus pengetatan yang berakhir, tapi 2024 diharapkan terjadi soft landing dan lebih banyak pemangkasan suku bunga.

Apakah pandangan pasar berubah pasca NFP? Ternyata tidak sepenuhnya. Pasar tenaga kerja masih melambat secara bertahap dan meski upah sedikit lebih kuat, tapi tren yang lebih luas cukup menjanjikan. Itu sebabnya dolar yang awalnya naik saat NFP dirilis, justru berbalik melemah dengan imbal hasil obligasi AS yang juga berbalik turun sehingga emas sentuh level tertingginya di hari Jumat.

AS

Keseruan mungkin belum berakhir. Pasca NFP minggu lalu, pasar akan beralih fokus ke inflasi minggu depan termasuk beberapa hal lain yang mungkin bisa menjadi petunjuk. Menguatnya NFP minggu lalu belum mengubah sentimen utama.

Senin diawali dengan ekspektasi inflasi konsumen 1 tahun dari NY Fed, dilanjutkan dengan pernyataan dari Raphael Bostic dari Fed. Selasa dan Rabu cenderung tidak terlalu berpengaruh dengan data tingkat 2 seperti wholesale inventories di hari Rabu.

Presiden Fed New York John Williams kembali menjadi sorotan di hari Kamis pagi. Sebelumnya Williams menyoroti ekspektasi market yang terburu-buru. Bukan mustahil pernyataan berikutnya lebih terdukung oleh data NFP minggu lalu yang relatif solid.

Inflasi inti dan utama dirilis di hari Kamis bersama klaim pengangguran mingguan. Inlfasi diperkirakan naik tipis, tapi pasar akan fokus dengan core inflation. Dan Jumat diakhiri dengan inflasi di sisi produsen (PPI) yang juga diperkirakan naik tipis.

EU

Zona euro akan fokus dengan data retail sales di hari Senin yang diperkirakan melemah. Daya beli konsumen Eropa sepertinya mulai terdampak oleh tingginya harga.

Di hari Selasa, tingkat pengangguran zona Euro diperkirakan stabil. Dan zona Euro juga akan merilis buletin ekonomi mereka di hari Kamis.

Sementara petinggi ECB De Guindos akan muncul dengan pernyataan di hari Rabu.

Inggris

Inggris akan memulai minggu depan dengan laporan BRC yang memonitor penjualan ritel di Inggris, yang akan dirilis hari Selasa, dan diperkirakan turun.

Sisanya akan menunggu laporan pertumbuhan GDP dan juga Industrial Production di hari Jumat. Masing-masing diperkirakan menguat.

Pound mungkin punya kesempatan untuk kembali naik jika data GDP menunjukkan hasil yang meningkat atau menghindarkan Inggris dari ancaman resesi.

China

China berada dalam sorotan setelah PBOC dikabarkan sedang merencanakan untuk memberi langkah-langkah yang mendukung ekonomi China untuk bangkit.

Tapi hal tersebut belum terlihat sampai penutupan pasar minggu lalu.

Minggu depan, pasar akan mencermati inflasi konsumen dan produsen  China yang akan dirilis di hari Jumat. Inflasi tahunan diperkirakan kembali turun meski bulanan diperkirakan naik. Melemahnya inflasi menjadi fokus pasar karena menunjukkan betapa lemahnya permintaan domestik di China sehingga sulit mengharapkan pertumbuhan yang tinggi.

Berbagai cara dipertimbangkan pemerintah dan bank sentral China untuk mendukung ekonomi. Salah satu yang paling terdepan adalah pelonggaran di sisi properti untuk kembali membangkitkan perekonomian China yang terpuruk 2 tahun terakhir pasca permasalahan di sektor properti akibat gagal bayarnya developer terkemuka di negeri tersebut.

Jepang

Senin merupakan libur bagi pasar Jepang yang merayakan Respect for The Aged Day. Fokus langsung tertuju pada data CPI inti dari Tokyo yang dirilis hari Selasa dan juga pengeluaran rumah tangga. 

Inflasi Tokyo diperkirakan turun dari 2.3% menjadi 2.1%. Hal ini akan menjadi catatan khusus bagi BOJ yang sedang menyusun rencana untuk bisa keluar dari suku bunga negatif. Tapi syarat utama yang diinginkan Kazuo Ueda adalah tingkat upah yang harus naik sejalan dengan stabilnya inflasi.

Inflasi Amerika juga akan pengaruhi pergerakan USDJPY berikutnya karena Yen masih minim petunjuk terbaru dari BOJ sehingga masih dipengaruhi dari pergerakan imbal hasil obligasi Amerika.

(marketpulse)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

Japan Holiday, EUR German Factory Orders, CHF CPI, GBP Mortgage Rate, EUR Unemployment Rate, NY Fed 1-year Consumer Inflation Expectations

Selasa

US FOMC Member Bostic speaks, JPY Household spending, JPY Tokyo CPI, UK BRC Retail sales monitor, AUD Building Approvals, AUD Retail Sales, EUR German Industrial Production, EUR Unemployment Rate, CAD Building Permits

Rabu

US EIA Short-term energy outlook, CNY New Loans, EUR ECB De Guindos speaks, EUR ECB Schnabel speaks, UK BOE Gov Bailey speaks, US Cushing Crude Oil Inventories

Kamis

EUR German Buba Balz speaks, US FOMC Member Williams speaks, UK RICS House Price Balance, EUR Economic Bulletin, US Continuing Jobless Claims, US CPI

Jumat

AUD Home Loans, CNY CPI, CNY PPI, UK GDP, UK Industrial Production, UK Manufacturing Production, EUR Spain CPI, EUR ECB’s Lane speaks, US PPI, US FOMC Member Kashkari speaks

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Kenaikan gagal terwujud setelah candle Weekly didominasi tekanan turun dan 3 candle terakhir menunjukkan pola Evening Star. Secara teknis ini isyarat bahwa Euro berpeluang kembali ditekan minggu depan. Terutama jika harga mampu tembus di bawah low minggu lalu 1.08760. Meskipun sempat rebound di hari Jumat beberapa jam pasca data NFP AS, tapi bullish perlu pembuktian setidaknya harus berada di atas 1.10700. Jika gagal, maka euro berpeluang tetap dalam jalur penurunan. Support berikutnya melirik zona 1.07410. Tapi jika 1.08760 tetap bertahan, maka selanjutnya akan bergantung pada data ekonomi Eropa yang hanya fokus pada retail sales dan unemployment rate. Jangka pendek, double bottom di H4 mungkin masih harus menunjukkan validasi lebih dulu karena di hari Jumat kemarin sempat tembus neckline resistance, tapi kemudian berakhir di bawah neckline sehingga potensi keberhasilannya diragukan.

Resistance : 1.10320, 1.12748, 1.15487

Support :  1.08760, 1.07272, 1.05000

Outlook :  Bearish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly berakhir bullish meskipun tail bawah cukup panjang, namun memiliki real body yang agak panjang sehingga hammer mungkin tidak ideal. Kenaikan akan kembali bergantung pada mata uang Yen yang dipengaruhi oleh imbal hasil Treasury AS dan data ekonomi AS. Sementara level 33950 akan menjadi area wajib tembus untuk membuka peluang rally terbaru. Jika gagal tembus, maka Nikkei berpeluang ditekan turun. Range diperkirakan cukup lebar di kisaran 33900 – 33100.

Resistance : 33600, 33745, 33950

Support : 33250, 33000, 32810

Outlook : Bullish

HANGSENG:  Weekly ditutup bearish dan dua candle terakhir cenderung membentuk pola Dark cloud cover sehingga secara teknis tekanan turun masih membayangi minggu depan. Terlebih jika support 16492 kembali ditembus. Support 15977 berpeluang disentuh kembali jika zona tersebut ditembus. Sementara pasar masih akan tunggu inflasi China di akhir pekan, maka penurunan benar-benar berpeluang dominan, kecuali jika PBOC muncul dengan pengumuman stimulus yang diharapkan.

Resistance : 16740, 16950, 17390

Support : 16258, 15933, 15500

Outlook : Bearish

CFD

Dow Jones: Weekly candle ditutup bearish dan RSI menunjukkan tanda-tanda overbought mulai muncul. Potensi penurunan sepertinya masih membayangi, terlebih dengan data NFP di hari Jumat yang solid, ada kekhawatiran bahwa Fed kemungkinan menunda pemangkasan suku bunganya. Di sisi lain, market masih menunggu inflasi minggu depan sehingga pembalikan bisa saja terjadi jika inflasi lanjut melunak. Support 37500 akan menjadi cerminan. Jika ditembus, maka peluang penurunan lanjutan sangat terbuka, dan peluang munculnya kembali di bawah 37000 juga cukup potensial. Di sisi kenaikan, perlu penembusan di atas 38108 agar bullish kembali dominan sekaligus menciptakan peluang untuk rekor tertinggi baru.

Resistance : 37900, 38200, 38500     

Support :  37516, 37284, 37040

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly ditutup bullish meskipun sempat terancam oleh potensi penurunan di minggu terakhir tahun 2023. Peluang kenaikan kini semakin kuat didukung oleh faktor teknikal dan juga fundamental saat ini. Teknikal menunjukkan area 69 – 70 yang cukup kuat sehingga harga berbalik ditutup naik di hari Jumat lalu. Kini potensi bullish memerlukan validasi dari area 75. Jika harga mampu naik di atas resistance 75, peluang rally berpotensi lanjut dengan level 77- 80 menjadi area paling potensial didekati. Secara fundamental, gangguan mungkin muncul terkait melambatnya ekonomi China sehingga permintaan relatif lemah. Sisanya, fundamental cenderung mendorong harga minyak karena ketegangan di Timur Tengah dan konflik Gaza yang berkepanjangan. Dan dalam daily chart kita masih proses untuk Wave C dari Elliott Wave yang memasuki fase rebound dengan peluang penembusan level 76.15 sangat terbuka.

Resistance : 74.64, 76.27, 79.74

Support : 72.19, 70.66, 68.58

Outlook : Bullish

usdollar-note-spread

GBPUSD: MA200 Weekly Gagal Tembus, Tekanan Kembali Membayangi!

Weekly ditutup dengan doji dan kali ini cenderung sebagai hanging man. Minggu sebelumnya shooting star berhasil menghalangi kenaikan, tapi dengan munculnya hanging man seharusnya tekanan turun masih akan dominan. Terlebih MA 200 Weekly gagal tembus. Saat ini 1.2835 menjadi resistance penting. Selama MA 200 sulit ditembus, maka kenaikan apapun pada poundsterling akan berakhir dengan ancaman tekanan. Satu-satunya data penting yang mungkin berpengaruh signifikan adalah GDP. Inggris butuh data GDP yang lebih kuat untuk membalikkan keadaan.

Resistance :  1.27748, 1.28450, 1.3000  

Support  :  1.25560, 1.24790, 1.22000

Outlook : Bearish

GOLD: Bearish Masih Mengancam, Inflasi Penentu berikutnya!

Candle Weekly ditutup bearish dan memvalidasi profit taking ataupun koreksi yang muncul di minggu terakhir 2023. Peluang penurunan sepertinya masih memiliki peluang, terlebih data NFP yang solid di hari Jumat yang membuat ekspektasi sedikit bergeser. Tapi peluang bullish juga tidak hilang sepenuhnya karena pasca NFP emas berhasil rebound cepat. Sentimen minggu depan akan bergantung bagaimana inflasi inti dirilis. Jika konsisten turun, maka emas punya peluang bangkit lagi, tapi bullish perlu validasi penutupan di atas 2079 untuk memperkuat pondasi tersebut. Di sisi penurunan, waspadai retest 2024 yang bisa memicu penurunan kembali dan support 2014 sebagai potensi support berikutnya. Tapi jika 2063 mampu ditembus, kita punya peluang untuk kembali melihat zona 2070-an dan potensi berikutnya berhadapan dengan resistance psikologis 2079 – 2082. Inflasi inti yang lebih rendah menjadi kuncinya!

Resistance : 2050,  2065, 2079.80

Support :  2035, 2028, 2014

Outlook : Bearish

USDJPY: Bullish Engulfing Weekly, Kenaikan terakhir sebe-lum ‘Balik Badan’?

Candle Weekly ditutup bullish dan 2 candle terakhir terdeteksi sebagai bullish engulfing. Secara teknis ini peluang untuk kenaikan lanjutan dan USDJPY berpeluang lirik zona 146 dalam waktu dekat. Di sisi lain, kenaikan ini mungkin akan menjadi penentuan apakah bullish berlanjut sampai zona lebih tinggi, atau justru menjadi kenaikan terakhir dan tertahan di zona 147-148 sebelum akhirnya turun? Semua akan ditentukan dari data inflasi AS dan Tokyo yang akan dirilis minggu depan. Imbal hasil Treasury AS masih sangat sensitif bagi USDJPY saat ini.

Resistance :  145.959, 146.447, 147.483

Support :  142.477, 140.945, 139.560

Outlook : Short-term Bullish

Disclaimer:

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.271661.269541.220181.21040
EURUSD1.094131.101261.057281.07040
USDJPY144.612142.431149.338131.070
AUDUSD0.671470.679850.643140.68160
COMMODITIES
XAUUSD2044.592052.451848.591823.80
CLSCID73.9373.4290.7280.44
INDEKS SAHAM
DJI37707376963375233309
HSI16587163431788419911
NKI33490333153174025765
NASDAQ16464.2516960.5014892.5011038.25

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.