Bulletin Q1 2024

Published on 12/29/2023

Agrodana bulletin Q1 2024. Top trade picks HK Index Hang Seng, Australian Dollar and many more. Hot Topics Q1 2024 Global Economic Slowdown? Our Free swap is extended

Quarterly Bulletin

BULLETIN Q1 2024

Bulletin Q1 2024

Sekapur Sirih

Salam sehat dan sejahtera bagi kita semua,

Puji Tuhan, tahun 2023 PT Agrodana Futures mendapat penghargaan dari Bursa ICDX sebagai Most Contributing Broker tahun 2023. Agrodana selalu berkomitmen memberikan layanan yang terbaik demi kemajuan industri PBK di Indonesia. Tahun 2024 adalah tahun politik Indonesia di mana akan dilakukan pemilihan umum untuk memilih Presiden, Wapres, kepala daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat baik di pusat maupun daerah. Semoga Pemilu dapat berjalan dengan lancar. Pemilu yang aman dan damai akan memberikan efek yang baik bagi kemajuan ekonomi dan investasi di Indonesia.

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah, semoga tahun 2024 industri PBK ini selalu tumbuh dan berkembang serta menggerakkan ekonomi bangsa. Segenap Management dan staff PT AGRODANA FUTURES mengucapkan:

“SELAMAT HARI NATAL 25 DESEMBER 2023 & SELAMAT TAHUN BARU 1 JANUARI 2024”

Salam,
Laurentius Gunawan
Direktur Utama

gun-bulletin

Daftar Isi

02

Hot Topic Q1 2024

06

Indeks Saham HK - Hang Seng

08

AUDUSD - Dolar Australia

10

indikator Envelopes

11

Flash Manufacturing PMI

15

Psikologi Trading

HOT TOPIC Q1 2024

GLOBAL ECONOMIC SLOWDOWN


Ekonomi AS telah berhasil menghindari resesi di tahun 2023 dan memasuki tahun 2024 para analis sepakat bahwa resesi AS yang telah diperkirakan selama dua tahun sebelumnya tidak akan terjadi. Jajak pendapat Reuters yang dilakukan mulai 2022 dan hingga pertengahan 2023 secara konsisten menunjukkan probabilitas akan terjadinya resesi di AS dengan peluang di atas 60%. Seiring dengan pemulihan pasca pandemi dan stimulus senilai triliunan dolar di pasar global dengan bank-bank sentral yang hawkish. Indikator dari survei manufaktur hingga kurva imbal hasil AS yang terbalik dan rencana pengeluaran fiskal yang besar semuanya meneriakkan perlambatan bahkan memasuki resesi. Sehingga terus disuarakan peringatan kepada semua pihak baik korporat maupun individu untuk bersiap-siap menghadapi perlambatan yang disebabkan oleh lemahnya permintaan konsumen di tahun 2024 ini.

Goldman Sachs, Morgan Stanley, UBS, Barclays dan institusi keuangan lainnya sepakat bahwa prospek bisnis tahun 2024 ini mungkin lebih suram dibandingkan dengan tahun sebelumnya begitu pula dengan pertumbuhan global yang dibatasi oleh tingginya suku bunga, harga minyak yang masih cenderung naik dan melemahnya ekonomi China walau optimis peluang kecil untuk terjadinya resesi.

Beberapa skenario ancaman resiko akan terjadinya pelambatan ekonomi global dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Dari sisi ekonomi, meskipun kebijakan moneter yang ketat di tahun 2024 ini dapat diasumsikan telah berakhir namun masih terdapat risiko moderat bahwa inflasi akan kembali meningkat pada tahun 2024 yang mendorong bank sentral untuk melanjutkan pengetatan hinggs akhir tahun. Kenaikan suku bunga yang dihasilkan dapat memicu serangkaian peristiwa yang pada akhirnya akan mengakibatkan resesi global.

Untuk sementara resiko ini probalitasnya cukup rendah karena Fed dipastikan akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 75 bps di tahun ini seperti yang tergambar dari dot plot hasil pertemuan moneter FOMC di bulan Desember lalu. Dari sisi ekonomi, meskipun kebijakan moneter yang ketat di tahun 2024 ini dapat diasumsikan telah berakhir namun masih terdapat risiko moderat bahwa inflasi akan kembali meningkat pada tahun 2024 yang mendorong bank sentral untuk melanjutkan pengetatan hinggs akhir tahun. Kenaikan suku bunga yang dihasilkan dapat memicu serangkaian peristiwa yang pada akhirnya akan mengakibatkan resesi global.

Dan langkah ini akan segera diikuti oleh bank sentral lainnya di belahan dunia lainnya. Dari sisi politik dengan pemilu terutama di AS dipastikan akan mewarnai perdagangan di bursa saham dan pasar mata uang sepanjang tahun ini. Selain AS masih ada pemilu di Parlemen Eropa, Inggris, India, Indonesia dan Taiwan di tahun 2024 ini. Ada kekhawatiran akan propaganda politik beresiko semakin meruncing seiring dengan pemanfaatan AI (Artificial Intelligence).

Kecerdasan Buatan ini berpotensi mengganggu asas netralitas pemilihan umum dan merusak kepercayaan terhadap institusi politik dengan menggunakan AI generatif yang dapat menyebarkan disinformasi dalam kampanye melalui teks, gambar, audio, dan video di tahun-tahun mendatang. Hal ini dapat mengubah hasil pemilihan umum dan secara lebih luas mengikis kepercayaan pemilih terhadap sistem politik. Sedangkan dengan pergantian pemerintahan dapat dipastikan akan mengubah kebijakan politik dalam dan luar negeri yang dapat berpengaruh pada keputusan investasi di pasar.

Dari geopolitik ada perang Israel-Hamas yang berpotensi berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas. Dengan semakin banyaknya negara lain yang bersimpati pada perjuangan Palestina mungkin akan terlibat, mengubah konflik ini menjadi konflik regional dan memperluas dampak ekonomi dan geopolitik di sekitar kawasan yang bertikai. Hal ini juga akan mengakhiri upaya-upaya pemulihan hubungan Israel-Arab. Meski sudah ada upaya-upaya untuk gencatan senjata terus diupayakan dan dengan melibatkan PBB dan badan perdamaian lainnya. Selain perang di Ukraina oleh invasi dari Rusia juga masih berlangsung walaupun sudah dengan intensitas yang jauh menurun.

Di sisi lain beberapa waktu lalu pemerintah China bergerak untuk mencaplok Taiwan dan hal ini masih berpotensi kembali terjadi di tahun ini hingga 2027 mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Taiwan yang menyatakan bersiap sekaligus meminta dukungan dari pihak barat sebagai sekutunya untuk menghadapi konflik dengan China hingga tahun 2027 mendatang. Pihak inteligen AS mendapat bocoran Presiden China Xi Jinping memerintahkan militer untuk bersiaga menyerbu Taiwan karena China menganggap Taiwan sebagai propinsi pemberontak dan harus diambil kembali ke pangkuan China. Xi sejak menjabat sebagai Presiden di tahun 2012 lalu terus menekankan Taiwan sebagai isu yang tidak patut diturunkan dari generasi ke generasi. Konflik antara keduanya akan sangat membebani ekonomi Taiwan terutama industri semikonduktornya akan terputus untuk sementara waktu dari rantai pasokan global. Perang lintas Selat juga dapat menarik partisipasi militer dari AS, Australia, Korea Selatan, dan Jepang serta mendorong Uni Eropa dan pemerintah negara-negara sekutu AS untuk memberlakukan kembali embargo perdagangan dan investasi di China.

Faktor alam berupa cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim juga beresiko mengganggu rantai pasokan global. Meski peristiwa cuaca ekstrem hingga saat ini masih bersifat sporadis dan terisolasi secara geografis, tetapi dapat mulai terjadi dengan cara yang lebih tersinkronisasi. Kekeringan dan gelombang panas yang parah dapat berdampak besar pada produksi, menyebabkan kekurangan pangan, membebani rantai pasokan global, dan menaikkan biaya rumah tangga. Kekurangan pangan di beberapa bagian dunia dapat menyebabkan migrasi massal yang dapat memicu konflik diantara negara-negara tersebut yang dapat merembet ke negara lain di sekitarnya. Selain itu subsidi hijau (green subsidies) juga akan meningkatkan potensi terjadinya perang harga yang akan menjadi gejolak ekonomi baru.

Dari berbagai potensi resiko tersebut diatas membuat beberapa institusi perbankan besar global memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat pada tahun 2024. Dengan ekonomi global diperkirakan tumbuh 2,9% tahun 2023 lalu dan pertumbuhan tahun depan akan melambat menjadi 2,6%. Sedangkan Amerika Serikat menjadi negara yang menonjol dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia terbaru dari IMF (rilis sebelum pecahnya perang antara Israel dan Hamas). IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan AS tahun 2023 menjadi 2,1% (sama dengan tahun 2022) dan 1,5% pada tahun 2024 (naik 1% dari diperkirakan pada bulan Juli 2023 lalu). Sebagian besar pakar ekonomi percaya dan optimis ekonomi global akan terhindar dari resesi meskipun sudah ada tanda-tanda "resesi ringan" di Eropa dan Inggris.

Prakiraan pertumbuhan ekonomi dari berbagai institusi keuangan global terdapat pada table di bawah ini. Sementara IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2.9% di tahun 2024 dari sebelumnya 3.0% di tahun 2023 dan 3.5% ditahun 2022 yang lalu. Ketua Ahli Ekonomi IMF – Pierre Olivier Gourinchas mengatakan "Perekonomian global berjalan tertatih-tatih, tidak berlari kencang," menyinggung perlambatan ekonomi yang terjadi di saat dunia belum sepenuhnya pulih dari pandemik COVID-19, menyusul Perang Rusia di Ukraina dan konflik Timur Tengah yang berpengaruh pada harga minyak.

AS sebagai eksportir energi tidak terlalu terpukul dibandingkan negara-negara di Eropa dan tempat lain oleh kenaikan harga minyak yang lebih tinggi yang melonjak setelah Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu dan baru-baru ini melonjak lagi karena pengurangan produksi Arab Saudi. Dan konsumen di AS telah lebih dari bersedia untuk membelanjakan tabungan yang mereka kumpulkan selama pandemi. 

Gourinchas menambahkan kenaikan harga minyak sebesar 10% akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,15% dan meningkatkan inflasi global sebesar 0,4%, IMF mengestimasikan kejadian tersebut di atas telah memangkas produksi ekonomi dunia sekitar $3,7 triliun selama tiga tahun terakhir dibandingkan dengan tren sebelum COVID-19. Sejauh ini ekonomi dunia telah menunjukkan performa yang luar biasa," kata Gourinchas. Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya di seluruh dunia secara agresif menaikkan suku bunga untuk memerangi tingginya inflasi. Kenaikan ini telah membantu meringankan tekanan harga tanpa membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Kombinasi tersebut semakin memperkuat alasan bahwa ekonomi akan mengalami soft landing di mana inflasi dapat ditekan tanpa menyebabkan resesi. Kondisi ini merupakan kondisi ideal yang diharapkan oleh hampir semua bank sentral. IMF melihat inflasi harga konsumen global turun dari 8,7% pada 2022 menjadi 6,9% tahun 2023 dan 5,8% pada 2024.

Sedangkan institusi perbankan memproyeksikan inflasi di AS dalam tabel berikut:

Situasi menjadi lebih suram di 20 negara yang menggunakan mata uang euro dan lebih terekspos pada kenaikan harga energi. IMF menurunkan pertumbuhan zona euro menjadi 0,7% tahun 2023 dan 1,2% pada tahun 2024 ini. IMF juga memperkirakan ekonomi Jerman akan menyusut 0,5% tahun 2023 sebelum pulih ke pertumbuhan 0,9% tahun ini. Perekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia diperkirakan akan tumbuh 5% tahun 2023 dan 4,2% di tahun 2024 ini keduanya merupakan downgrade dari perkiraan IMF di awal paruh kedua tahun lalu. Ekonomi China diharapkan akan bangkit kembali seiring dengan upaya untuk mengatasi masalah di sektor properti yang sedang mengalami kesulitan likuiditas.

IMF juga menyatakan kekhawatirannya akan negara-negara di dunia sedang sibuk masuk ke dalam blok-blok geopolitik akan dapat berpotensi membatasi perdagangan internasional dan menghambat pertumbuhan ekonomi global. Sebagai contoh AS dan sekutu-sekutunya telah menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Dan juga terhadap China dalam upaya untuk tidak terlalu bergantung pada impor seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan Beijing. IMF mencatat bahwa tahun lalu negara-negara memberlakukan hampir 3.000 pembatasan baru dalam perdagangan atau naik 3x lipat dari tahun 2019 yang kurang dari 1.000 pembatasan. IMF melihat perdagangan internasional tumbuh hanya 0,9% tahun 2023 dan akan naik menjadi 3,5% pada tahun 2024 ini, turun tajam dari rata-rata tahunan di tahun 2000 hingga 2019 sebesar 4,9%. Dengan pelambatan yang sudah diperkirakan, bank sentral dapat mengukur langkah moneter bank sentral yang akan diambil untuk memastikan ekonomi global tidak akan mengalami resesi seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Federal Reserve dan bank sentral lainnya akan memangkas suku bunga acuan secara bertahap yang tidak sebanyak dan setajam kenaikan sebelumnya.

TOP TRADE PICKS Q1 2024

Hang Seng Dekati Low 2022, 2024 Waktunya Rebound?


Tahun 2023 merupakan tahun yang penuh gejolak tak terduga bagi indeks Hang Seng yang berada di jalur penurunan untuk tahun keempatnya secara beruntun. Kondisi ini cukup kontras dengan pasar ekuitas lainnya di mana Wall Street dan Nikkei tercatat positif dalam 1 bulan terakhir, terutama pasca keputusan FOMC Desember yang beralih dovish.

Gagal Rebound Pasca Covid-19
China tergolong paling lambat dalam mencabut pembatasan COVID-19 di antara semua kawasan. Banyak orang percaya bahwa 2023 akan menjadi tahun pemulihan untuk pasar ekuitas China dan Hong Kong. Tren positif sempat dicatat saham Hong Kong di bulan pertama 2023. Tapi itu pun tercatat sekaligus sebagai puncaknya. Tanda-tanda kekhawatiran mulai bermunculan terhadap ekonomi China, mulai dari penurunan tajam di sektor property, konsumsi domestik yang lemah, dan merosotnya ekspor. Semua berkembang menjadi krisis yang sistemik dan keraguan pun meluas. Hang Seng pun tergerus lebih dari 20% dan mulai memasuki pasar bearish sejak bulan Agustus dan sentuh level terendah tahunan di bulan Desember.

Sektor Positif dan Negatif
Per akhir November, sektor energi dan telekomunikasi menjadi 2 sektor yang mencatatkan kenaikan masing-masing 17.97% dan 15.25%. Sementara sektor property dan consumer tetap mengalami penurunan lebih dari 20% yang diakibatkan oleh semakin parahnya krisis property yang menerpa China daratan dan pasar konsumsi domestik yang mengalami kontraksi.

Jauh Tertinggal dibanding Nikkei dan Dow Jones!
Hang Seng kemungkinan besar masih akan terus bergulat dengan dampak dari penurunan dan juga kinerja buruk di tahun-tahun mendatang. Hang Seng tertinggal cukup jauh di belakang dibandingkan Dow Jones, S&P 500, Nasdaq dan Nikkei dalam 4 tahun terakhir. Kesenjangan kemungkinan bisa terus melebar karena berkurangnya likuiditas modal global akibat kurangnya kepercayaan untuk pemulihan yang cepat.

Pesimisme
Meski IMF memperkirakan GDP 2023 akan tumbuh 5.4%, ada beberapa pandangan mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lambat yang akan menjadi kondisi normal baru bagi China. Sektor property yang lemah, dengan permintaan internal dan eksternal lemah bisa membatasi pertumbuhan ekonomi China di bawah 5%, terendah dalam lebih dari 2 dekade terakhir.

Optimisme
Salah satu yang dinantikan adalah dukungan stimulus fiskal skala besar dari Pemerintah Beijing. Sejak kuartal 2 tahun 2023, pemerintah sudah mengeksplorasi berbagai cara untuk kembali menghidupkan pasar investasi, termasuk penerbitan $137 miliar dalam bentuk utang negara dan peningkatan defisit fiskal yang tidak pernah terjadi di pertengahan tahun. Meski dampak dari langkah stimulus hanya singkat pada pasar saham, tapi dukungan pemerintah berpotensi mendukung rebound aktivitas ekonomi di tahun yang akan datang.

Outlook 2024
Ekonomi Hong Kong memiliki kekuatan dan kemampuan beradaptasi baik sektor jasa, perdagangan, dan logistic khususnya. Krisis keuangan Asia 1998 dan krisis keuangan global 2008 menunjukkan keberhasilan Hong Kong mengatasi rintangan, terlebih jika China mengerahkan sumber daya kebijakan untuk mendukung Hong Kong. Alasan untuk optimis lainnya adalah saat Wall Street (Dow Jones, Nasdaq, S&P500) dan Nikkei sentuh level tertinggi, Hang Seng berada di level terendah dan kategori “murah” untuk hadapi kuartal 1 2024. January effect dan Lunar New Year ada di baris terdepan.

TECHNICAL OUTLOOK

2 Cara Melihat Weekly Chart

Area arsir coklat adalah zona terendah yang pernah dicapai tahun 2022. Level 14615 di 30 Oktober 2022 berhasil rebound dan melejit sampai 29 Januari 2023 sentuh level 22742 sebelum akhirnya terkoreksi. Per 25 Desember 2023, harga menyentuh level 16272 dan ditutup di 16343, cukup dekat dengan zona arsir coklat kisaran 14615 – 16235. Ini berarti secara keseluruhan harga sudah mulai memasuki area bottom yang bisa diasumsikan cukup rendah. Meski demikian, diharapkan 1 minggu terakhir di akhir 2023 kembali terkoreksi, ditandai RSI yang masih bisa menukik. Jika sesuai dengan perhitungan kami terhadap Elliott Wave, maka kita berada di titik terakhir dari wave 5 (merah = major trend).

Data selama 10 tahun terakhir (2014-2023) menunjukkan Hang Seng mencatatkan return positif sebanyak 7x dengan average return 2.40% di bulan Januari.

Dan berarti semakin dekat untuk pantulan bertahap mengikuti wave A-B-C dalam Elliott Wave. Daily menunjukkan secara detail pergerakan penurunan. Dan lagi-lagi menunjukkan proses yang mulai mendekati ke titik akhir dari tekanan turun wave 5 Elliott Wave. Jika sesuai perhitungan, maka area 15867 (high 2 Nov 2022) adalah area support terdekat yang mungkin dicapai dalam waktu dekat jika 15977 (low Desember 2023) ditembus. Dan level terendah 31 Okt 2022 di 14615 adalah support terendah yang diperkirakan bisa menjadi area demand paling kuat.

Rekomendasi:

BUY on Dip
Area : 1) 15550 – 15700
2) 14850 – 15000 (opsi Averaging)
Target : 1) 17000, 2) 20000
Stop Loss : 13000

Rebound diharapkan bertahap mengikuti wave A-B-C dari Elliott Wave pasca selesai turun wave 5.

Caution:
Risiko gagal mungkin terjadi, terutama jika harga turun menekan di bawah 14615, membentuk rekor level rendah baru sebelum akhirnya rebound. Jadi sebaiknya, STOP LOSS di pasang idealnya di bawah 14615!

AUDUSD - Dolar Australia

Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 12 tahun terakhir di 4,35% sesuai ekspektasi dalam pertemuan moneter mereka pada 5 Desember lalu. Hal ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak waktu bagi RBA untuk menilai kondisi ekonomi dan memutuskan apakah akan melakukan pengetatan lebih lanjut atau mengikuti langkah Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang hampir dipastikan akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Gubernur RBA - Michele Bullock mengatakan apakah kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan akan tergantung pada data ekonomi yang akan datang dan penilaian risiko yang berkembang.

Berbeda dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan penurunan suku bunga yang lebih awal dan agresif dari Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa pada tahun 2024 dengan lebih dari 100 basis poin, sementara RBA diperkirakan hanya akan memangkas 15 basis poin di akhir tahun depan. Dengan perbedaan ini akan membuat mata uang AUD lebih menarik dibandingkan dengan dolar ataupun Euro.

Pada grafik daily AUDUSD terlihat pola membentuk Cup & Handle yang sudah berjalan. Pola cup and handle merupakan pola sinyal bullish atau bullish continuation. Dengan kedalaman Cup yang menjadi target setelah terjadi break out yaitu harga keluar dari formasi tersebut. Meskipun saat ini entry poin sudah dilalui namun strategi ini masih valid karena belum tercapai target maupun tersentuh stop loss poin-nya.

Rekomendasi:

Disarankan untuk ambil posisi BELI sesuai dengan faktor fundamental diatas dan juga indikasi akan bersilangannya MA200 dengan MA100 yang semakin mengerucut.

Posisi BUY di harga saat ini 0.67720 dengan Target Utama di 0.70942 dan target 50% di level 0.68919. Sedangkan Stop Loss yang cukup aman ada di garis entry poin 0.66881 namun jika berani ambil resiko lebih Stop Loss menurut teori di buku ada pada level 0.65212

Bulletin Q1 2024

TRADING DENGAN INDIKATOR ENVELOPE

Analisa Teknikal

Envelope atau MA Envelope adalah salah satu indikator bawaan dari Metatrader 4. Indikator ini sepintas terlihat seperti Bollinger Bands, karena Envelopes adalah versi sederhana dari Bollinger Bands. Indikator ini adalah kombinasi dari 3 (tiga) Garis Moving Averages (MA). Yang menandai MA pada harga atas dan MA harga bawah, yang kemudian menghasilkan kanal yang disebut range pergerakan. Kanal itu sendiri mewakili rentang trading normal yang aman, sementara dua fungsi MA atas dan bawah tadi adalah sebagai penanda tingkat overbought dan oversold. Sementara garis MA lainnya adalah garis tengah yang merupakan pergerakan rata-rata dan sebagai penanda trend yang sedang berlangsung.
Envelope merupakah salah satu alat bantu atau indikator tambahan dalam trading, dan biasanya digunakan untuk trading scalping atau di timeframe kecil, seperti di grafik 4 jam atau lebih kecil. Secara harafiah, Envelope adalah garis yang simpangan (Deviasi) dalam kisaran tertentu di atas dan di bawah garis rata-rata pergerakan. Dalam hal ini angka Deviasi dapat disesuaikan dengan kondisi market atau kebiasaan trader itu sendiri.

Sederhananya, garis bawah dan garis atas bertindak sebagai level Support dan Resistance, yang memungkinkan trader memanfaatkan pembalikan pergerakan saat harga menyentuh salah satu garis. Garis yang tengah menunjukkan arah tren pada saat itu. Harga berada di atas garis tengah dapat disebut kondisi market masih uptrend, sedangkan jika harga memotong middle line dari atas ke bawah diidentifikasi market berubah menjadi downtrend.

Rumus MA Envelopes adalah sebagai berikut:
Upper Band = Mat + ( U% x Mat )
Lower Band = Mat + ( L% x Mat)
Keterangan:
Mat : Current Moving Average Value
U% : Upper percentage value
L% : Lower percentage value

Trader menggunakan Envelope untuk menentukan range trading. Ketika harga mencapai batas atas, harga dianggap jenuh beli, dan sinyal jual akan muncul. Sebaliknya, ketika harga mencapai batas bawah, harga dianggap jenuh jual dan sinyal beli dihasilkan. Indikator Envelope biasanya digunakan bersama dengan bentuk analisis teknikal lainnya seperti formasi candle stick dan indikator RSI, untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Misalnya, trader dapat mengidentifikasi peluang potensial ketika harga bergerak di luar range dan kemudian melihat pola grafik atau metrik volume untuk mengidentifikasi kapan titik kritis akan terjadi. Namun seringkali harga bertahan cukup lama di area luar range dan ini bisa membingungkan trader.

Kesimpulan, Indikator Envelope dapat menjadi alternatif yang lebih baik dari Simple Moving Averages serta dapat menjadi sistem analisis teknikal siap pakai bagi trader. Indikator ini juga dapat dikombinasikan dengan indikator lain. Namun, selalu ingat juga bahwa tidak ada jaminan 100% bahwa indikator ini tidak akan memberikan informasi yang salah dari waktu ke waktu. Pemahaman dan pengamatan yang baik sangat dibutuhkan, terutama dalam hal pengaturan Deviasi dan periode analisa dan penggunaan time frame yang tepat, agar akurasi analisa menjadi semakin baik.

ANALISA FUNDAMENTAL

FLASH MANUFACTURING PMI

Salah satu elemen penting dari Analisa Fundamental adalah data ekonomi suatu negara yang diumumkan setiap bulannya. Data ini memiliki dampak yang beragam, bisa berdampak kecil sedang ataupun berdampak signifikan terhadap naik dan turunnya nilai mata uang ataupun nilai saham. Kali ini kita coba bahas salah satu data ekonomi Amerika Serikat yang berdampak signifikan yaitu Flash Manufacturing PMI. Data yang selalu diumumkan satu minggu sebelum data ISM Manufacturing PMI.

Apa itu Flash Manufaturing PMI ?
PMI Manufaktur Flash adalah perkiraan manufaktur suatu negara, berdasarkan sekitar 85% hingga 90% dari total respon dari Survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) setiap bulannya. Pengertian Flash disini adalah perkiraan awal data PMI. Setiap pembacaan PMI Manufaktur Awal diatas 50 menunjukkan kondisi yang membaik, sedangkan angka dibawah 50 menunjukkan iklim ekonomi yang memburuk. PMI manufaktur awal merupakan perkiraan masa depan sektor manufaktur suatu negara dan dimaksudkan untuk memberikan indikasi awal yang akurat mengenai data PMI akhir nantinya.

Memahami PMI Manufaktur Flash
PMI Manufaktur Flash merupakan angka perkiraan dimana angka PMI Final mungkin akan ditetapkan nantinya. Kenapa ada PMI Flash, tujuannya adalah untuk memberikan indikasi awal yang akurat mengenai data akhir PMI yang akan di umumkan kemudian. Karena PMI awal merupakan salah satu indikator ekonomi pertama yang dirilis setiap bulan, dan memberikan bukti adanya perubahan kondisi ekonomi sebelum data statistik pemerintah lainnya diumumkan, maka PMI ini dapat mempunyai dampak yang signifikan terhadap pasar, khususnya pasar valuta asing. Angka indeks yang berada di atas 50 menunjukkan kondisi perekonomian yang membaik, sedangkan angka di bawah 50 menunjukkan iklim perekonomian yang memburuk.

Pembacaan sekilas adalah perkiraan awal atau lanjutan dari total tanggapan terhadap suatu survei. Dalam hal ini, laporannya adalah manajer pembelian di sektor manufaktur. PMI mengungkapkan kondisi perekonomian di industri yang disurvei dan laporan "kilas" bulanan dapat dipandang sebagai indikator lanjutan dari kondisi tersebut. PMI menggunakan survei kuesioner bulanan terhadap perusahaan-perusahaan terpilih yang memberikan indikasi awal mengenai kinerja sektor swasta. Hal ini dicapai dengan melacak perubahan variabel seperti output, pesanan baru, dan harga di sektor manufaktur, konstruksi, ritel, dan jasa. Pengumuman informasi awal PMI merupakan indikator penting, karena informasi ini ada sebelum pengumpulan data dari semua survei.

Pro dan Kontra Data Flash PMI

PMI adalah indikator yang tepat waktu, dirilis pada hari pertama setiap bulan setelah bulan survei, dan PMI Flash juga tepat waktu seminggu sebelum data ISM PMI diumumkan. Indikator Ini adalah indikator utama yang akurat mengenai keadaan perekonomian AS. PMI merangkum kesehatan sektor manufaktur AS menjadi satu angka, yaitu persentase, sehingga lebih mudah buat semua orang untuk memahaminya.

PMI hanya mencakup sektor manufaktur, yang kepentingannya bagi perekonomian AS telah berkurang selama beberapa tahun terakhir. Sebaliknya, survei bulanan Laporan Non-Manufaktur ISM tentang Bisnis dan laporan sektor jasa AS, yang mewakili lebih dari 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap lebih penting bagi sebagian orang. Data yang digunakan untuk menghitung PMI, bersifat subyektif dan oleh karena itu, rentan terhadap kesalahan. PMI awal tidak mencakup 100% hasil survei sehingga mungkin terbukti tidak akurat pada bulan tertentu setelah dirilis.

BASIC KNOWLEDGE

PSIKOLOGI TRADING

Sukses seorang Trader dalam melakukan trading dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal terkait dengan system trading, analisa pasar, manajemen risiko, sentimen pasar dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor dari dalam diri Trader itu sendiri, termasuk sikap mental dan psikologi dalam mengeksekusi seluruh faktor eksternal yang disebut diatas.

Apa itu Psikologi Trading?
Psikologi Trading mengacu pada emosi dan kondisi mental yang membantu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam melakukan transaksi. Psikologi trading sama pentingnya dengan faktor lainnya, seperti pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam trading.
Disiplin dan Pengambilan risiko adalah dua aspek paling penting dalam psikologi trading. Ketakutan, keserakahan, harapan dan penyesalan juga berperan dalam perilaku trading dan pengambilan keputusan.

Memahami Psikologi Trading
Psikologi trading dapat dikaitkan dengan beberapa emosi dan perilaku tertentu yang sering menjadi katalisator dalam transaksi di market. Karakterisasi konvensional mengenai perilaku trading dengan emosional berasal dari keserakahan atau ketakutan.
Keserakahan dapat dianggap sebagai keinginan berlebihan akan kekayaan, begitu ekstrem sehingga terkadang mengaburkan rasionalitas dan penilaian. Keserakahan dapat mengarahkan trader ke arah berbagai perilaku yang tidak optimal. Hal ini mungkin termasuk melakukan perdagangan berisiko tinggi, membeli intrumen yang belum dipahami, hanya karena harganya naik dengan cepat, atau membeli mata uang tanpa meneliti faktor yang mempengaruhi fluktuasinya.

Sebaliknya, rasa takut menyebabkan trader menutup posisi sebelum waktunya atau menahan diri mengambil risiko karena kekhawatiran akan kerugian yang signifikan. Ketakutan sangat terasa saat pasar sedang bearish, dan faktor emosi yang kuat dapat menyebabkan para trader bertindak tidak rasional karena terburu-buru keluar dari pasar, dan ketakutan sering kali berubah menjadi kepanikan.

Penyesalan dapat menyebabkan seorang trader melakukan transaksi, setelah awalnya melewatkannya karena harga bergerak terlalu cepat. Hal ini merupakan pelanggaran disiplin perdagangan dan seringkali mengakibatkan kerugian langsung dari harga mata uang yang jatuh dari level tertingginya.

Mengapa Psikologi Trading Penting?

Kinerja portofolio trader terkait dengan keputusan investasi yang dibuat, yang dapat dipengaruhi emosi dan kecenderungan subjektif. Penggunaan data fundamental maupun teknikal dapat digunakan untuk membuat keputusan. Terlepas dari data yang digunakan, bias (prasangka subjektif), dan heuristik (jalan pintas dan pola mental yang tidak disadari), dapat memengaruhi pengumpulan dan interpretasi data oleh individu dan pengambilan keputusan yang berpotensi menyebabkan kinerja portofolio menjadi kurang optimal.

Bagaimana Trader Mengatasi Bias untuk Menghindari Kesalahan? Meningkatkan pendidikan prinsip perilaku dapat meningkatkan kesadaran diri dan meningkatkan pengambilan keputusan. Disiplin pada rencana perdagangan dan mempraktekkan manajemen risiko, dapat memberikan pendekatan terstruktur dalam bertransaksi, meminimalkan kemungkinan untuk emosional dan bias.


Kesimpulan, psikologi trading mempengaruhi kondisi mental trader dan investor dan sama pentingnya dengan pengetahuan dan keterampilan, sangat menentukan keberhasilan perdagangan. Bias, heuristik dan emosi seperti ketakutan dan keserakahan adalah pendorong kuat pengambilan keputusan trader. Pemahaman tentang hal ini dan konsep perilaku lainnya dapat membantu meningkatkan pengambilan keputusan dan hasil transaksi yang lebih baik.