Bulletin Q3 2024

Published on 07/02/2024

Agrodana bulletin Q3 2024. Top trade picks XAUUSD and many more. Hot Topics Q3 2024 Global Economy Soft landing and political risk in Europe and Asia. Our Free swap is extended

Quarterly Bulletin

BULLETIN Q3 2024

Bulletin Q3 2024

Sekapur Sirih

Puji syukur kami panjatkan ke Allah YME, karena dengan rahmat dan hidayahnya Agrodana Futures telah menerbitkan buletin ini secara rutin selama 8 tahun terakhir. Buletin ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada investor dan para pembaca agar mendapatkan informasi yang benar dan tepat.

Berbagai kegiatan yang kami lakukan juga dapat dilihat di buletin ini antara lain: kegiatan sosial seperti donor darah (PMI), kegiatan edukasi di berbagai universitas maupun kerjasama dengan berbagai asosiasi di dunia jasa keuangan. Edukasi yang tak henti-hentinya juga kami lakukan seperti seminar, training maupun workshop bekerjasama dengan kampus, bursa serta lembaga lainnya yang berhubungan dengan keuangan dan investasi.

Kami berharap buletin ini dapat memberikan pengenalan tentang Agrodana Futures dan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang industri PBK (Perdagangan Berjangka Komoditi). Akhir kata semoga Allah YME senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita semua agar mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan sebaik-baiknya.

Salam,
Laurentius Gunawan
Direktur Utama

gun-bulletin

Daftar Isi

02

Hot Topic Q3 2024

06

XAUUSD - Gold Dollar

10

Level Psikologis Di Grafik, Pengertian dan Fungsinya

11

Dampak Kebijakan Moneter AS Pada Nilai Tukar USD

15

Empat Jenis Tipe Trader

HOT TOPIC Q3 2024

GLOBAL ECONOMY SOFT LANDING


Memasuki paruh kedua tahun 2024, pertumbuhan global bisa dikatakan stabil setelah berhasil melewati masa pemulihan ekonomi dalam 3 tahun terakhir paska pandemi. Inflasi juga sudah turun hingga level terendah dalam 3 tahun terakhir dan semakin mendekat target dari bank sentral. Kondisi moneter juga semakin cerah sehingga dapat dikatakan ekonomi dunia hampir final mencapai kondisi soft landing seperti yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan stabil di angka 2.6% dalam 3 tahun berturut-turut di tengah ketegangan geopolitik yang terus memanas dan tingginya suku bunga acuan. Bahkan diperkirakan akan meningkat 2.7% di tahun 2025-2026 mendatang seiring dengan pertumbuhan dagang dan investasi. Angka ini hanya sedikit di bawah angka pertumbuhan ekonomi global 3.1% di masa pra-pandemi lalu.

Sementara inflasi global di perkirakan menurun perlahan, lebih lambat dari yang diperkirakan dengan rata-rata 3.5% di tahun ini, yang membuat bank sentral akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Sehingga diperkirakan suku bunga acuan masih akan mencapai 2x lebih tinggi dari masa pra pandemi lalu.

Pertumbuhan ekonomi global didukung oleh ekonomi AS yang menunjukkan ketahanan yang mengesankan dengan tetap solid di tengah kebijakan moneter yang sangat ketat dalam 4 dekade terakhir. 

Dinamika ekonomi di AS ini diperkirakan akan menjadi alasan utama ekonomi global akan terus meningkat dalam 2 tahun mendatang. Sedangkan di Asia ada India dan Indonesia menjadi pendukung ekonomi di antara negara berkembang. Ekonomi India didukung oleh permintaan domestik yang tinggi, investasi yang terus meningkat dan aktifitas di sektor jasa yang melonjak tajam diperkirakan akan mencapai pertumbuhan ekonomi 6.7% di tahun fiskal 2024 hingga tahun 2026 yang akan datang. Disusul oleh Indonesia yang didukung oleh pertumbuhan kelas menengah yang meningkat tajam dan kebijakan ekonomi yang tepat membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 5.1% hingga 2 tahun mendatang. Dan beberapa negara lainnya yang masih memungkinkan pertumbuhan ekonomi dapat terus dipertahankan di tengah sulitnya kondisi global.

Sementara di antara negara maju G7, Inggris akhirnya berhasil keluar dari resesi dengan data pertumbuhan ekonomi GDP bergerak dari negatif menjadi 0.6% di kuartal pertama tahun ini setelah mengalami resesi dalam 2 kuartal akhir tahun 2023 lalu. Sedangkan ekonomi di China terus menunjukkan tanda-tanda pelambatan dengan ekspor yang hanya naik 1.5% sedangkan impor terus melonjak 8.4%. Tingginya impor terjadi dalam rangka upaya pemerintah China untuk mendongkrak ekonomi dengan pengembangan AI dan produk-produk teknologi tinggi untuk menutupi investasi di sektor real estate yang mandek.

Sedangkan inflasi di China naik 0.3% di bulan Mei sama seperti periode April, dalam setahun terakhir inflasi di China cenderung stagnan seiring dengan konsumen di China yang lebih cenderung menabung dibandingkan dengan membelanjakan pendapatannya sejak pulih dari pandemik.

Resiko Politik di Eropa

Tapi bukan berarti tidak ada resiko global sama sekali, dengan ketegangan geopolitik dan politik yang bergejolak membuat potensi akan terjadinya volatilitas harga komoditas. Di akhir paruh pertama tahun 2024 ini, setidaknya Eropa akan mengalami 2 pemilu yaitu di Prancis dan Inggris. Menurunnya tingkat kepercayaan akan kepemimpinan di Inggris memicu langkah drastis dari pucuk pimpinan di kedua negara ini. Kinerja kepemimpinan yang buruk dengan sejumlah kegagalan dalam menjalankan kebijakan fiskal membuat ekonomi dan politik di kedua negara ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. Sejak Inggris keluar dari zona ekonomi Eropa dan juga pandemik terjadi pergantian kepemimpinan yang terlalu sering sehingga tingkat kepercayaan terhadap kepemimpinan negara ini terus mengalami degradasi. Setelah David Cameron mundur akibat Brexit, digantikan oleh Theresa May, dilanjutkan Boris Johnson dan bahkan oleh Elizabeth Truss yang hanya menjabat Perdana Menteri dalam hitungan bulan yang berakhir dengan pengunduran diri sebelum akhirnya di pegang oleh Rishi Sunak.

Untuk mendapatkan kepercayaan tersebut kembali, Perdana Menteri Inggris - Rishi Sunak pada 22 Mei lalu mengumumkan di depan parlemen bahwa pemilu akan dimajukan pada 4 Juli nanti dari jadwal semestinya yaitu pada 28 Januari 2025 mendatang. Walaupun beresiko Sunak akan kehilangan jabatan dan Partai Konservatif berpotensi kehilangan mayoritas di parlemen setelah berkuasa dalam 14 tahun terakhir ini dan bisa digantikan oleh Partai Buruh yang dipimpin oleh Keir Starmer.

Hal yang sama terjadi di Prancis, di mana Presiden Prancis - Emmanuel Macron juga mengumumkan mengajukan pemilihan umum di Prancis setelah Partai Renaissance pendukungnya mengalami kekalahan dari oposisi Partai Reli Nasional pimpinan Marine Le Pen di parlemen Eropa. Alasan utama Macron mengajukan pemilu adalah karena merasa tidak akan mampu bekerja secara optimal jika tidak mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Dalam polling sementara terlihat Partai Renaissance pimpinan Macron tertinggal dengan 20% dibandingkan dengan Partai Reli Nasional yang mencapai 36%. Pemilu di Prancis dijadwalkan pada 30 Juni dan 7 Juli mendatang. Meski demikian kedua perubahan tersebut diyakini tidak akan mengubah peta kebijakan moneter di kedua negara ini. Terlebih Presiden Macron sendiri menyatakan tidak akan mundur dan akan menyelesaikan masa jabatannya. Dan juga tidak mendapat pertentangan dari rivalnya sebagai pemenang pemilu sehingga hanya kemungkinan terjadi perubahan komposisi dalam parlemen dan kabinet saja. Perubahan kebijakan perdagangan internasional juga menjadi resiko tersendiri terkait dengan perubahan kepemimpinan tersebut diatas.

Resiko geopolitik juga masih ada terutama ketegangan di Timur Tengah, Ukraina-Russia dan semenanjung Korea meski mulai mereda namun tidak mengurangi adanya potensi untuk kembali meningkat. Selain itu perang dagang antara AS dan China yang sudah mulai berkurang sepertinya berpotensi kembali meningkat seiring dengan terbukanya peluang Donald Trump kembali ikut pemilu di AS pada November mendatang. Meski demikian perdagangan internasional diperkirakan akan meningkat di tahun ini dan tahun depan dibandingkan tahun 2023 lalu. Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) perdagangan global tahun ini meningkat 2.3% dan 3.3% di tahun 2025 mendatang dibandingkan dengan 1% di tahun 2023 lalu. WTO (World Trade Organization) memperlihatkan pertumbuhan perdagangan antar blok yang sekubu meningkat sebanyak 4% dibandingkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina Februari tahun 2022 yang lalu. Bankan WTO mengeluarkan data hubungan dagang AS dan China meningkat 30%.

Prospek Suku Bunga

Kebijakan moneter yang ketat saat ini dengan menerapkan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama akan berakbat pada menurunnya aktifitas ekonomi secara global. Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara maju berpotensi akan lebih lambat dari yang diperkirakan seiring dengan menurunnya permintaan barang dan jasa karena lebih menarik untuk menyimpan dengan bunga yang tinggi tersebut. Di sisi lain dengan menurunnya permintaan akan menekan harga barang sehingga angka inflasi juga dapat ditekan. Dengan inflasi yang semakin menurun, maka bank sentral mempunyai ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuannya.

Bank Sentral Swiss (SNB) menjadi bank sentral pertama yang mengawali pemangkasan suku bunga acuannya di tahun ini pada 21 Maret lalu sebanyak 25 bps dan diikuti dengan pemangkasan berikutnya pada 20 Juni lalu dengan nilai yang sama. Meskipun angka inflasi kembali naik 1.4% dari periode sebelumnya yang sempat menyentuh di angka terendah 1.1% di tahun ini namun cukup rendah dibandingkan dengan target 2%. Dengan melonggarkan kebijakan moneter ini diharapkan ekonomi kembali tumbuh seperti yang diharapkan.

swiss-inflation

Bank Sentral Eropa (ECB) menyusul SNB menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter 6 Juni lalu meskipun inflasi masih belum mencapai target 2% seperti yang diinginkan. Bahkan pejabat ECB menaikkan prakiraan inflasi di tahun ini dan baru cukup yakin target tersebut akan tercapai di tahun 2025 mendatang. ECB diperkirakan masih akan terus memangkas suku bunga acuan meski tidak dalam waktu dekat ini.

euro-inflation

Bank Sentral Inggris (BOE) yang masih mempertahankan suku bunga acuannya meskipun inflasi sudah turun cukup tajam. Dengan inflasi yang sudah mencapai target 2% tersebut BOE diharapkan akan segera menurunkan suku bunga acuannya setidaknya pada musim gugur tahun ini atau bulan Agustus mendatang. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan diduga lebih dikarenakan alasan politik yaitu untuk menjaga stabilitas finansial menjelang pemilu 4 Juli nanti.

uk-inflation

Federal Reserve juga masih mempertahankan suku bunga acuannya seperti halnya BOE namun dengan pertimbangan yang berbeda. Angka inflasi cukup sulit untuk turun karena performa ekonomi yang masih solid di AS membuat pejabat Fed belum cukup yakin untuk menurunkan suku bunga acuan tersebut. Proyeksi pemangkasan suku bunga Fed juga mengalami pengurangan menjadi hanya 1x di tahun ini dari 3x pada pertemuan moneter FOMC sebelumnya. Meski demikian spekulasi di pasar masih membuka peluang Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan September mendatang.

us-inflation

Bank Sentral Jepang (BOJ) yang untuk pertama kali mengakhiri kebijakan moneter ultra longgarnya yang sudah bertahan dalam 8 tahun terakhir dan merupakan kenaikan pertama dalam 17 tahun terakhir pada pertemuan moneter di bulan Maret lalu dengan menaikkan suku bunga acuannya dari -0.1% menjadi <0.1%. Pada pertemuan moneter selanjutnya di bulan Juni, BOJ mempertahankan suku bunga acuan tersebut dan baru berencana melanjutkan kenaikan pada pertemuan moneter di akhir bulan Juli mendatang jika memungkinkan. Selain itu BOJ juga berencana untuk mulai memangkas stimulus berupa pengurangan neraca keuangan dengan memangkas pembelian obligasi dalam rangka normalisasi kebijakan moneternya.

Selain SNB dan ECB, Bank Sentral Kanada (BOC) dan Bank Sentral Swedia (RiksBank) juga sudah memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps seiring dengan angka inflasi yang semakin turun dan diperkirakan akan diteruskan jika memang inflasi terus berlanjut turun. Sedangkan Bank Sentral Australia (RBA), Bank Sentral New Zealand (RBNZ) dan Bank Sentral Norwegia (NordsBank) juga masih mempertahankan suku bunga acuannya seiring dengan inflasi yang masih tinggi di atas target 2% di masing-masing negara tersebut.

Debat Calon Presiden AS
Pemilihan Presiden di AS masih akan menjadi pusat perhatian seluruh dunia dengan calon Presiden dari Partai Republik - Donald Trump yang akan kembali mencalonkan diri untuk nominasi kedua kalinya melawan petahana - Presiden Joe Biden dari Partai Democrat. Kontestasi keduanya serupa dengan yang terjadi di tahun 2020 lalu. Tidak ada yang mendapat keunggulan dari keduanya karena sama-sama mendapat tingkat kepercayaan yang rendah dari masyarakat. Presiden Biden dinilai gagal dalam memerangi inflasi yang tinggi, rancangan undang-undang kebijakan industri besar yang tidak mendukung infrastruktur dan tidak mampu meredakan gejolak di luar negeri. Sementara Donald Trump dinilai bermain kotor dan menghadapi tuntutan federal atas dugaan partisipasinya dalam skema tersebut dan telah dihukum karena kejahatan yang berkaitan dengan kampanye presiden tahun 2016 lalu. Pemilu kali ini bukanlah sebuah kontes popularitas, melainkan sebuah referendum untuk memilih yang terbaik di antara yang buruk. Dalam polling terakhir Trump sedikit mengungguli Biden dengan margin yang sempit. Dari beberapa data polling yang sudah terekam dan permodelan yang dibuat oleh economist.com diperoleh perkiraan peluang pemenang pemilihan secara elektoral seperti dibawah ini. Trump mempunyai peluang lebih besar dibandingkan dengan Biden pada pemilu kali ini dengan perolehan 300 suara dibandingkan dengan Biden dengan 238 suara. Kebalikan dari hasil pemilu di tahun 2020 yang lalu dimana Biden mengungguli Trump dengan 306 suara dibandingkan dengan 232 suara. Kondisi ini tentu saja masih dapat berubah mengingat waktu pelaksanaan pemilu masih cukup lama.

Berikut tanggal penting yang perlu dicatat.
27 Juni 2024 - Debat pertama calon Presiden
15 Juli 2024 - Konvensi Partai Republik - pemilhan Wapres
19 Agt 2024 - Konvensi Partai Demokrat - pemilhan Wapres
10 September 2024 - Debat kedua calon Presiden
5 November 2024 - Hari Pemilu

us-polls

TOP TRADE PICKS Q3 2024

Semester 2 Yang Prospektif Untuk Emas


Periode kuartal ke-3 2024 akan menjadi tantangan sekaligus jawaban untuk investor global yang masih optimis terhadap pemangkasan suku bunga Fed tahun 2024. Pertemuan 11-12 Juni 2024 yang lalu memberi indikasi bahwa Fed hanya akan memangkas 1 kali saja di tahun ini. Sementara beberapa bank tetap berpikir bahwa Fed masih punya peluang untuk melakukan pemangkasan lebih dari 1 kali. Hal ini tentunya menjadi sorotan menarik memasuki kuartal ke-3 mengingat pertemuan terdekat 30-31 Juli 2024 dan 17-18 September 2024 akan sangat dinantikan.

Pandangan Goldman Sachs
Pasca FOMC Meeting bulan Juni, Goldman Sachs kembali menegaskan proyeksinya untuk 2 kali pemangkasan suku bunga Fed di tahun 2024. Meski dot plot Federal Reserve bulan Juni menunjukkan kejutan yang hawkish dengan proyeksi hanya 1 kali pemangkasan di 2024, ekonom Goldman Sachs, David Mericle menilai tidak tertutup kemungkinan akan adanya pemangkasan di bulan September 2024. Alasan Mericle sederhana, dia menyoroti pernyataan Powell yang mencatat kemajuan kumulatif terhadap inflasi yang sudah mengalami penurunan berjenjang dari puncak 7% hingga menjadi 2.7%. Juga di pertemuan Juni, FOMC merevisi pernyataan untuk mengakui adanya “kemajuan sederhana” menuju target 2%, bergeser dari pernyataan FOMC sebelumnya yang mengatakan “kurangnya” kemajuan. Pernyataan Powell semakin memperkuat pengakuan Fed terhadap perkembangan dalam data inflasi.

Ekspektasi Pasar Pasca FOMC Juni 2024
Para pelaku pasar menetapkan probabilitas 64% untuk pemangkasan suku bunga di bulan September, dan secara kumulatif 52 bps di akhir tahun sehingga mengindikasikan ekspektasi 2 kali pemangkasan yang diperhitungkan secara penuh.

Agenda Risk Event Terdekat
Ada beberapa agenda yang setidaknya akan menjadi fokus sekaligus bisa menjadi pemicu sentimen pasar memasuki awal semester 2 tahun 2024 mendatang:

  1. FOMC Meeting 11-12 Juli 2024
  2. Third Gathering of the Communist Party’s Central Committee 15 – 18 Juli 2024
  3. Jackson Hole Symposium 22-24 Agustus 2024
  4. FOMC Meeting 17 – 18 September 2024

Khusus Agenda 15-18 Juli 2024, pertemuan diharapkan membahas kebijakan jangka panjang tentang berbagai isu ekonomi dan politik di China. Beberapa analis memperkirakan China akan terus mengupayakan kebangkitan ekonomi mereka yang tertinggal dari negara lain, dan didukung juga oleh kebijakan moneter dari PBOC untuk mendukung ekonomi dari sisi kebijakan moneter.
Sementara 3 agenda lainnya merupakan agenda Federal Reserve terkait kebijakan moneter, termasuk proyeksi ekonomi yang dirilis di FOMC September. Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell menjadi agenda utama di Jackson Hole Symposium. Biasanya Powell akan memberi pandangan sekaligus petunjuk apa yang akan dilakukan Fed di semester kedua 2024.
Kebijakan tersebut tentunya akan dipengaruhi perkembangan data ekonomi seperti inflasi, pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi AS yang diharapkan melemah untuk membuka peluang bagi Fed memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Seasonal Trend
Bulan Juli tercatat sebagai bulan yang bagus untuk berinvestasi emas. Berdasarkan data hingga tahun 2021, emas cenderung mengalami kenaikan rata-rata +2.69% dalam 5 tahun, dan dalam kurun 10 tahun mengalami kenaikan rata-rata +2.04%. Bulan Juli biasanya menjadi bulan terbaik ke-4 untuk emas jika dilihat dari perspektif musiman.

Sinyal Bullish vs Bearish Potensial

Secara Weekly, harga saat ini berada di antara FR 23.6% $2339.90 dan FR 38.2% $2271.90. Jika mengacu pada Fibonacci Retracement, maka area antara FR 38.2% maupun 50% merupakan koreksi normal sehingga peluang buy bisa dilakukan di salah satu area tersebut. Selama tidak terjadi penembusan di bawah FR 61.8% $2161.99, maka peluang bullish tetap terbuka. Jika berdasarkan kenaikan sebelumnya (triangle pattern), maka kenaikan dari $1984 hingga $2449.81 merupakan kenaikan terpanjang dan bisa dianggap sebagai wave 3 dari Elliott Wave.

Ini berarti penurunan yang sedang terjadi sampai akhir bulan Juni masih menjadi bagian dari wave 4 yang merupakan koreksi, sehingga jika memenuhi syarat (panjang wave 4 sekitar 38.2% or maksimum 50% dari panjang wave 3) dan syarat tambahan teknis (tidak tembus di bawah FR 61.8%), maka peluang bullish sangat terbuka. Secara bertahap diharapkan naik tembus FR 23.6% 2339.90, dan medium tahapan berikutnya menguji FR 0% 2449.81 dalam 2-3 bulan ke depan.

Secara Daily, MA 100 di $2252 diharapkan berhasil menahan tekanan turun yang terjadi jika data PCE AS di hari Jumat, 28 Juni 2024 maupun NFP di hari Jumat, 5 Juli mendatang cenderung menunjukkan angka yang solid/kuat. Jika sesuai ekspektasi (MA 100 tidak ditembus), maka demand kemungkinan akan berada di kisaran $2252 ataupun $2272-$2275 sehingga menjadi dukungan kenaikan yang dibutuhkan dalam waktu dekat. Selanjutnya bullish akan lebih dominan jika berhasil tembus resistance FR 23.6% $2339.90, dan secara bertahap naik ke resistance berikutnya $2372-$2375 dan tembus $2400-an.

Dalam hal ini, jika pola musiman tersebut berulang di bulan Juli 2024, didukung pula oleh data ekonomi AS yang cenderung lebih lemah dari ekspektasi, kebijakan Pemerintah China dengan stimulus lebih lanjut dan FOMC Meeting bulan Juli cenderung less hawkish atau bahkan bergeser ke sisi dovish, maka kita berpotensi melihat emas kembali naik di bulan Juli 2024. Sementara Agustus maupun September, selain juga dipengaruhi kembali oleh data ekonomi AS, pasar juga mengharapkan Powell akan cenderung optimis pada proses disinflasi di Jackson Hole sehingga FOMC September 2024 diharapkan memberi sinyal pemangkasan suku bunga yang diharapkan. Ekspektasi September atau November menjadi pemangkasan pertama Fed.

Sebaliknya, pola bullish akan gagal jika harga gagal tembus resistance atau data ekonomi yang terlalu kuat menekan emas tembus MA 100 $2252, dan reversal bearish lebih besar akan terjadi jika tembus FR 61.8% $2161.99 untuk medium term.

Rekomendasi:

BUY on Dip
Area :
1) $2275.00 - $2280.00
2) $2245.00 - $2250.00 (opsi Averaging)
Target :
1) $2365.00
2) $2445.00
Stop Loss : $2160.00

Caution:
Risiko gagal mungkin terjadi, terutama jika harga turun menekan di bawah FR 61.8%, atau data ekonomi AS sangat kuat hingga September 2024!

LEVEL PSIKOLOGIS DI GRAFIK, PENGERTIAN DAN FUNGSINYA DALAM TRADING

Analisa Teknikal

Dalam analisa teknikal, level psikologis adalah level harga yang dianggap penting oleh para trader, sering kali karena angkanya yang bulat atau karena sebelumnya bertindak sebagai level support atau resistance. Tingkat ini tidak didasarkan pada nilai fundamental yang melekat, melainkan berdasarkan persepsi dan perilaku kolektif pelaku pasar. Level-level ini sering disebut sebagai "garis tak terlihat", sering memengaruhi tindakan trader, yang mengarah pada pola yang dapat diprediksi dalam pergerakan harga.

Apa itu level psikologis? Level psikologis adalah titik harga di pasar keuangan yang memiliki arti penting bagi investor, terutama karena kesederhanaan dan kemudahan mengingatnya. Biasanya, level ini berupa angka bulat, diakhiri dengan “ 00 ” atau titik tengah seperti “50”. Trader cenderung mengambil keputusan di sekitar level tersebut, yang menyebabkan peningkatan volume beli dan jual ketika harga mendekati atau melampaui level tersebut. Cara yang mudah untuk membayangkan level psikologis adalah bahwa trader menjadi sangat antusias ketika harga mendekati level-level tersebut. Misalnya, jika USDJPY mendekati angka bulat seperti 100, pedagang kemungkinan besar akan membeli atau menjual pada level tersebut, karena mereka mungkin merasa bahwa itu merupakan poin penting.

Mengapa level psikologis penting? Level psikologis penting dalam konteks analisa teknikal karena dapat memengaruhi perilaku para trader. Otak manusia secara alami cenderung mencari kesederhanaan dan keteraturan. Dalam perdagangan, kecenderungan ini menghasilkan preferensi terhadap angka bulat dan pola lain yang mudah dikenali. Semakin banyak pelaku pasar yang fokus pada level ini, maka prediksi tersebut bisa menjadi kenyataan, di mana harga akan bereaksi saat mendekati, mencapai, atau menembus level psikologis.
Misalnya, level psikologis signifikan seperti 1,0000 pada pasangan mata uang EUR/USD dapat menarik banyak perhatian dari para trader. Ketika harga mendekati level ini, beberapa trader mungkin menempatkan order beli untuk mengantisipasi potensi harga berbalik arah, sementara yang lain mungkin menempatkan order jual, dengan berharap sebaliknya.

Apa saja contoh level psikologis?
Angka bulat: Ini adalah level harga yang diakhiri dengan angka nol, seperti 100.00 atau 1.5000. Level ini sering dianggap signifikan secara psikologis, karena mewakili angka bulat dan mudah diingat.
Tertinggi atau terendah sebelumnya: Jika suatu mata uang sebelumnya telah mencapai harga tertinggi atau terendah tertentu, para trader mungkin melihat level tersebut sebagai level support atau resistance yang kuat, dan mungkin memperkirakan harga akan memantul lagi dari level tersebut di masa mendatang.
Pergerakan rata-rata: biasanya digunakan dalam analisa teknikal untuk mengidentifikasi tren dan potensi level support atau resistance. Trader mungkin melihat moving average sebagai level psikologis jika sebelumnya dapat diidentifikasi sebagai level support atau resistance.

Bagaimana Trading di level Psikologis?
Identifikasi Level Kunci: Langkah pertama dalam memasukkan level psikologis ke dalam grafik trading, adalah mengidentifikasi level kunci yang relevan dengan instrumen yang trader perdagangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati pergerakan harga historis dan mencatat angka bulat dimana harga sebelumnya telah menunjukkan reaksi yang signifikan.
Pantau Pergerakan Harga: Cari tanda-tanda peningkatan volatilitas harga, dan volume transaksi saat mendekati level kunci.
Tetapkan Titik Masuk dan Keluar: Gunakan informasi ini untuk menetapkan titik masuk dan keluar untuk trading. Misalnya, jika harga telah memantul dari level support psikologis, Anda dapat memasuki posisi buy tepat di atas level tersebut dan menetapkan stop loss sedikit di bawahnya.

Singkatnya, level psikologis dalam analisis teknikal adalah level harga yang dianggap signifikan oleh pedagang dan investor, sering kali karena angka bulatnya atau karena sebelumnya terjadi pertarungan jual dan beli di level tersebut. Pasar sering menguji level ini untuk melihat apakah masih bertahan sebelum melanjutkan tren. Misalnya pasar mungkin naik tetapi ketika mendekati angka bulat mengalami turun dulu sebelum bergerak naik lagi ke level tersebut. Level-level ini menjadi penting karena perhatian para trader terhadapnya.

ANALISA FUNDAMENTAL

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI TUKAR USD

Pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024 merupakan pemilihan presiden empat tahunan ke-60 yang akan diselenggarakan pada 5 November 2024. Para pemilih akan memilih presiden dan wakil presiden untuk masa jabatan empat tahun, dan petahana Joe Biden akan kembali bertarung dengan Donald Trump. Trader memantau perkembangan perubahan politik di Amerika Serikat mengantisipasi efek fundamental ekonomi dan politik terhadap nilai tukar Dollar di masa depan. Seperti kita ketahui, Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat memiliki pandangan yang berbeda dalam hal kebijakan moneter, meskipun ada beberapa yang overlap.

Partai Republik
Pengurangan Pajak: Partai Republik sering mendukung pemotongan pajak. Mereka percaya bahwa pengurangan pajak akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan investasi bisnis dan konsumsi. Dampak Terhadap USD: Peningkatan investasi dan konsumsi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, yang pada gilirannya dapat memperkuat USD. Namun, jika pemotongan pajak secara signifikan meningkatkan defisit anggaran, hal ini bisa menyebabkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal, yang mungkin melemahkan USD dalam jangka panjang.
Pengurangan Pengeluaran Pemerintah: Mereka cenderung mendukung pengurangan pengeluaran pemerintah, termasuk program kesejahteraan sosial, untuk mengurangi defisit anggaran dan hutang nasional. Dampak Terhadap USD: Pengurangan defisit dan utang dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi AS dan memperkuat USD. Namun, pengurangan pengeluaran yang signifikan bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, yang bisa memberikan tekanan pada USD.
Deregulasi: Partai Republik umumnya mendukung deregulasi ekonomi, percaya bahwa regulasi yang lebih sedikit akan mendorong pertumbuhan bisnis dan menciptakan lapangan kerja. Dampak Terhadap USD: Jika deregulasi berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi, ini bisa memperkuat USD. Namun, deregulasi yang berlebihan bisa menyebabkan risiko sistemik yang dapat melemahkan ekonomi dalam jangka panjang.
Kebijakan Moneter Ketat: Mereka cenderung mendukung kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi. Dampak Terhadap USD: Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik investasi asing ke dalam aset berdenominasi USD, yang memperkuat USD. Namun, suku bunga tinggi juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik.

Partai Demokrat
Peningkatan Pajak untuk Orang Kaya dan Korporasi: Bertujuan untuk mendanai program sosial dan infrastruktur. Dampak Terhadap USD: Peningkatan pajak dapat mengurangi konsumsi dan investasi dalam jangka pendek, yang mungkin memberikan tekanan pada USD. Namun, jika dana yang terkumpul digunakan untuk investasi produktif seperti infrastruktur, ini bisa memperkuat ekonomi dalam jangka panjang dan mendukung USD.
Peningkatan Pengeluaran Pemerintah: Pengeluaran yang lebih besar untuk program sosial, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dampak Terhadap USD: Peningkatan pengeluaran pemerintah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan domestik, yang bisa memperkuat USD. Namun, peningkatan defisit anggaran bisa menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal, yang bisa melemahkan USD.
Regulasi yang Lebih Ketat: Bertujuan untuk melindungi konsumen, lingkungan, dan tenaga kerja. Dampak Terhadap USD: Regulasi yang ketat bisa meningkatkan biaya bagi bisnis dalam jangka pendek, yang bisa melemahkan ekonomi dan USD. Namun, regulasi yang efektif dapat mencegah krisis ekonomi dan lingkungan yang bisa merusak ekonomi dalam jangka panjang, yang pada akhirnya mendukung USD.
Kebijakan Moneter Longgar: Mendukung kebijakan moneter yang lebih longgar untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pengangguran. Dampak Terhadap USD: Suku bunga yang lebih rendah bisa melemahkan USD karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di tempat lain. Namun, pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat akibat kebijakan moneter longgar bisa mendukung USD dalam jangka panjang.

Stabilitas ekonomi, kepercayaan pasar, dan prospek pertumbuhan jangka panjang adalah faktor kunci yang mempengaruhi nilai tukar USD.

BASIC KNOWLEDGE

EMPAT JENIS TIPE TRADER

Trading adalah kegiatan membeli dan menjual suatu produk investasi dalam jangka waktu tertentu. Tujuan orang melakukan trading tentunya ada berbagai macam. Ada yang melakukannya untuk mencari keuntungan atau investasi tetapi ada juga menggunakan trading untuk hedging atau lindung nilai. Pihak yang melakukan trading biasanya disebut dengan trader. Demikian pula di dunia investasi ada berbagai jenis profesi Trader tergantung dari produk investasi yang diperdagangkannya. Yang paling umum kita sering mendengar istilah Trader Saham atau Trader Forex.

Trading, lebih dikenal dengan kegiatan investasi jangka pendek. Tapi, tahukah kamu, bahwa ada banyak macam trader, yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Gaya trading setiap jenis trader sebetulnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh profit konsisten dengan cara yang paling sederhana dan nyaman untuk dilakukan oleh si trader itu sendiri.

Secara umum tipe trader dibagi menjadi 4 tipe, yang biasanya dibedakan berdasarkan jangka waktu saat mereka melakukan transaksi. Yaitu Scalping Trader, Day Trader, Swing Trader, dan Position Trader. Kita coba jelaskan masing-masing dari tipe trader diatas.

Scalping Trader, Tipe Scalping artinya bentuk trading jangka pendek. Trader scalping hanya terlibat jual beli selama beberapa detik atau menit. Trading jangka pendek ini menargetkan pergerakan singkat. Biasanya, trader ini membuka banyak perdagangan dengan cepat yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tipe trader ini cenderung berdagang hanya pada jam tersibuk dalam perdagangan harian. Misalnya di perdagangan forex jam tersibuk adalah di saat open market Amerika di mana di saat yang bersamaan market Eropa juga masih aktif. Scalper mencari cara untuk mendapatkan selisih keuntungan seketat mungkin karena mereka sering keluar masuk pasar. Tentu saja harus mempertimbangkan biaya komisi yang dibebankan kepada trader tersebut agar tetap menghasilkan keuntungan. Karakteristik perdagangan yang singkat ini mencoba sebanyak mungkin membuka transaksi dan lumayan menyita waktu. Trader harus lebih fokus selama beberapa jam dalam suatu sesi.

Day Trader, Tipe trader yang selanjutnya adalah day trader. Seperti namanya, day trader adalah tipe trading yang menggunakan jangka waktu lebih lama dari scalping. Bagi Trader yang tidak nyaman dengan pola scalping, day trader bisa jadi alternatif lain. Tidak hanya itu, kebanyakan day trader juga menggunakan kerangka waktu satu sampai empat jam, untuk menganalisa pasar. Day trader masuk dan keluar dari transaksi mereka, pada hari yang sama. Berbeda dengan scalping trader yang terlibat secara intensif dengan pasar, pada kerangka waktu lima sampai lima belas menit saja. Tidak sekedar analisis teknikal, day trader juga sangat mengandalkan analisis fundamental, dengan menggunakan beberapa indikator, untuk membantu mengidentifikasi tren dan kondisi pasar pada hari itu.

Swing Trader, Tipe trader yang satu ini akan menahan posisi selama beberapa hari ke depan, bahkan selama beberapa minggu. Tipe trader ini tidak perlu memantau grafik dan trading setiap waktu. Kelebihan gaya trader ini, jcocok untuk pekerja atau punya kesibukan lain di luar trading. Gaya trader ini hanya terlibat dalam pasar di waktu senggang mereka saja. Namun, meski begitu mereka masih perlu mendedikasikan waktunya beberapa jam, untuk menganalisis pasar. Tipe swing trader cenderung menggunakan strategi mengikuti tren dalam kerangka waktu satu hari.

Position Trader, Tipe trader ini fokus pada pergerakan harga jangka panjang, mencari potensi keuntungan maksimum yang akan diperoleh dari perubahan besar dalam harga. Umumnya, bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tipe trader ini termasuk kategori investor. Position Trading cenderung menggunakan grafik harga mingguan dan bulanan. Dalam menganalisis dan mengevaluasi pasar, mereka menggunakan kombinasi indikator teknikal dan analisis fundamental sebagai dasar acuan masuk dan keluar.

Namun, apapun tipe Anda, hendaknya tetap menerapkan metode dan strategi trading yang telah diuji coba, dan fokus pada trading plan, risk management, knowledge yang cukup dan disiplin.