Yield obligasi AS kembali naik antisipasi data ekonomi yang akan dirilis

Published on 02/27/2024

Dolar masih cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang lainnya kecuali terhadap Yen. Antisipasi sejumlah data ekonomi yang akan dirilis pekan ini. Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk beberapa waktu mendatang. Dan ekspektasi akan langkah agresif Fed berikutnya yaitu menurunkan suku bunga acuan sudah terus mengalami pergeseran mundur. Dari ekspektasi awal di bulan Maret mundur ke bulan Mei dan saat ini bahkan lebih mundur lagi dengan ekspektasi ke bulan Juni yang akan datang. Dengan Fed yang masih memerlukan bukti yang lebih banyak bahwa inflasi terkendali sebelum memutuskan waktu yang tepat untuk memangkas suku bunga acuannya. Hal ini menyebabkan yield obligasi pemerintah AS kembali naik seiring dengan akan dipertahankannya suku bunga acuan untuk waktu yang lebih lama. Yield jangka 10 tahun naik 1.7 bps, jangka 30 tahun naik 1.4 bps dan yang terdekat jangka 2 tahun naik 3.2 bps. Beberapa waktu lalu data-data inflasi malah justru menunjukkan tanda-tanda kembali meningkat yang sangat tidak diharapkan sehingga ekspektasi tersebut semakin mundur. Sehingga data-data ekonomi yang akan dirilis berikutnya akan  menjadi fokus pasar dalam beberapa waktu ke depan. Salah satunya data  yang akan dirilis pekan ini yaitu Personal Consumption Expenditures (PCE). Data PCE ini menjadi tolok ukur inflasi bagi Fed dalam skala kecil yaitu personal dan rumah tangga. Sebelumnya akan dirilis data Durable Goods Order yang akan dirilis malam ini dengan perkiraan mengalami penurunan yang bagus jika ditujukan untuk menekan inflasi, namun buruk untuk performa ekonomi. Selain itu juga akan dirilis data Kepercayaan Konsumen dari CBI dengan perkiraan relatif sama seperti periode sebelumnya Dan data Indeks Manufaktur negara bagian Richmond dengan perkiraan membaik di sektor ini. Selain itu investor juga memperhatikan adanya resiko terjadinya penutupan instansi pemerintahan AS jika Kongres tidak menyetujui perpanjangan anggaran di penghujung pekan ini. Data ekonomi yang semalam dirilis di sektor perumahan juga tidak terlalu baik dengan relatif meningkat ke 661K yang lebih sedikit dari perkiraan naik ke 680K dan data periode sebelumnya direvisi menurun dari 664K menjadi hanya 651K. Seperti diketahui sektor perumahan terdampak langsung oleh tingginya suku bunga Fed. Data berikutnya yang cukup penting yaitu pertumbuhan ekonomi GDP yang baru akan dirilis esok hari. Selain data-data tersebut diatas, malam ini Gubernur Fed – Michael Barr dijadwalkan akan memberikan pidato.

Yen kembali melemah terhadap dolar AS dengan semakin terbukanya peluang bagi Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk mengakhiri kebijakan moneter ultra longgarnya dengan meninggalkan suku bunga negatif yang sudah sejak lama tidak berubah. Data inflasi menunjukkan menurun dari 2.6% menjadi 2.0%  walau sedikit lebih tinggi dari perkiraan turun hingga 1.9%. Jika inflasi berlanjut semakin menurun maka aktifitas ekonomi akan terkendala sehingga untuk memicu agar inflasi tidak turun terus maka secara teori BOJ perlu menaikkan suku bunga acuannya.  Sejauh ini belum ada komentar dari pejabat BOJ maupun menteri keuangan perihal data ini. Data ekonomi berikutnya baru akan dirilis di hari Kamis mendatang.

Euro kembali menguat terhadap dolar seiring dengan belum adanya rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga acuannya. ECB tetap akan mempertahankan suku bunga acuannya saat ini untuk waktu yang lebih lama. Presiden ECB – Christine Lagarde dalam pidato semalam kembali menyebutkan tingkat upah yang masih tinggi di kawasan ini masih menjadi penahan turunnya laju inflasi terutama di sektor jasa. Data inflasi terakhir yang dirilis juga menunjukkan peningkatan yang berlawanan dengan ekspektasi ECB. Selain itu penguatan mata uang Euro akhir-akhir ini juga disebabkan semakin sempitnya gap ekspektasi antara suku bunga Fed dan ECB di akhir tahun ini. 2 pekan lalu Fed diharapkan akan memangkas suku bunga acuan setidaknya sebanyak 80 bps dan ECB diharapkan memangkas sebanyak 100 bps. Namun kemarin peluang keduanya hampir sama dan tidak lagi ada gap. Hari ini akan dirilis data Sentimen Konsumen dari GfK di Jerman.

Poundsterling terus berlanjut menguat terhadap dolar dengan data ekonomi yang cukup positif dan komentar dari pejabat Bank Sentral Inggris (BOE) yang semakin tegas. BOE diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan Fed dan ECB. Mengingat angka inflasi yang masih cukup jauh dari yang ditargetkan, hal ini ditegaskan kembali oleh pejabat BOE yaitu Sarah Breeden dalam pidato kemarin mengatakan perlu lebih banyak data untuk antisipasi resiko yang terjadi dan menghindari kejutan yang tidak diinginkan di masa depan. Data ekonomi yang dirilis kemarin berupa Realized Sales mengalami peningkatan tajam dari -50 menjadi hanya -7 yang juga jauh lebih baik dari perkiraan hanya membaik ke -33. Data lain berupa Shop Price Indeks yang mengalami penurunan dari 2.9% menjadi 2.5% yang sejalan dengan arah inflasi yang diiinginkan BOE, meski data ini kontribusinya tidak terlalu banyak pada ekonomi. Hari ini tidak ada data ekonomi lagi, hanya pidato dari pejabat BOE lainnya yaitu Wakil Gubernur – David Ramsden.