Kebijakan moneter Fed masih tetap sama, fokus hari ini pada pertemuan moneter BOE

Published on 03/21/2024

Dolar mengalami koreksi terhadap sejumlah mata uang lainnya paska berakhirnya pertemuan moneter FOMC semalam. Sesuai perkiraan Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan saat ini dan juga masih memproyeksikan pemangkasan sebanyak 3 kali sama seperti dalam pertemuan moneter sebelumnya. Ketua Fed – Jerome Powell dalam konferensi pers menegaskan bahwa kebijakan moneter Fed tidak berubah meskipun angka inflasi yang kembali naik. Fed tetap yakin inflasi akan turun sesuai dengan target 2% meski dengan waktu yang lebih lama. Terlihat dari proyeksi inflasi dari Fed yang ditingkatkan menjadi 2.6% dari 2.4% di pertemuan terdahulu. Meski demikian Fed tidak tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuannya. Powell mengatakan jika Fed menurunkan suku bunga terlalu cepat atau terlalu banyak maka inflasi bisa kembali naik. Namun juga jika terlalu lambat akan beresiko pada sektor tenaga kerja. Sementara itu proyeksi pertumbuhan ekonomi diperbarui menjadi jauh lebih baik dari 1.4% menjadi 2.1%. Dan perubahan proyeksi ini tidak hanya berlaku untuk tahun 2024 ini namun juga ditingkatkan untuk tahun 2025 hingga 2026 yang akan datang. Hal ini menunjukkan ekonomi di AS tetap kuat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.   Tidak ketinggalan angka pengangguran hingga akhir tahun ini juga diperbarui menjadi lebih baik dari 4.1% menjadi hanya 4.0%. Fed tetap yakin bahwa ekonomi di AS akan sukses mencapai soft landing yaitu menekan inflasi tanpa perlu mengalami resesi. Hari ini akan dirilis sejumlah data di antaranya data PMI di sektor manufaktur dan jasa, data indeks manufaktur di negara bagian Philadelphia, laporan mingguan Klaim Pengangguran dan data Neraca Berjalan. Sejumlah pejabat Fed juga dijadwalkan akan memberikan pidato di beberapa tempat berbeda.

Yen kembali menguat seiring dengan mata uang dolar yang terkoreksi setelah sempat menyentuh level terendah dalam 4 bulan terakhir. Mata uang Yen melemah setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) mengakhiri kebijakan ultra longgarnya dengan menaikkan suku bunga acuannya. Namun kenaikan suku bunga yang hanya 10 bps tidak terlalu mendapat respon yang baik di pasar. Karena masih membuat perbedaan yield antara obligasi pemerintah AS dan Jepang terlihat cukup besar. Rendahnya suku bunga di Jepang membuat daya tarik mata uang Yen yang dimanfaatkan sebagai transaksi carry trade. Disisi lain jika mata uang Yen mengalami apresiasi terlalu banyak akan memicu intervensi dari BOJ. Data ekonomi yang dirilis hari ini berupa defisit neraca perdagangan di Jepang mengalami penurunan menjadi -0.45T yang lebih sedikit dibandingkan perkiraan -0.83T dan data periode sebelumnya direvisi menjadi lebih kecil dari +0.24T menjadi 0.01T.

Euro bergerak menguat seiring mata uang dolar yang terkoreksi. Dalam pidato kemarin, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) – Christine Lagarde mengulang kembali pernyataannya bahwa keputusan moneter akan diambil berdasarkan kondisi ekonomi yang berkembang dan bukan berdasarkan besaran angka penurunan suku bunga acuan. Dalam pertemuan moneter terdahulu ECB tetap mempertahankan suku bunga acuannya. Namun dalam perkembangannya sejumlah pejabat ECB merasa sudah waktunya bagi ECB untuk mulai memangkas suku bunga acuan. Sejumlah data ekonomi yang positif mendukung langkah moneter yang akan diambil tersebut. Data inflasi dari sisi produsen PPI di Jerman mengalami penurunan dari 0.2% menjadi -0.4% yang lebih rendah dari perkiraan turun -0.1%.  Sementara tingkat kepercayaan konsumen juga semakin meningkat walau tidak cukup signifikan dari -15.5 menjadi -14.9 yang sedikit lebih baik dari perkiraan hanya meningkat menjadi -15. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa serta rilis buletin ekonomi dari ECB.

Poundsterling juga menguat terhadap terhadap dolar menjelang pertemuan moneter MPC – Bank Sentral Inggris (BOE) hari ini. Seperti halnya ECB dan Fed, BOE hampir dapat dipastikan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk saat ini. Diantara negara maju G7 inflasi di Inggris masih menjadi yang tertinggi. Meskipun data inflasi yang dirilis semalam menunjukkan tanda-tanda inflasi masih cenderung menurun lebih banyak dari perkiraan. Data CPI year-on-year di Inggris turun dari 4.0% menjadi 3.4% yang lebih rendah dari perkiraan hanya turun 3.5% dan data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, bahan pangan, tembakau dan alkohol juga turun dari 5.1% menjadi 4.5% yang sedikit lebih rendah dari perkiraan turun 4.6%. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya memang terjadi kenaikan. Sebelum pengumuman hasil pertemuan moneter MPC akan dirilis data Hutang Sektor Publik dengan perkiraan mengalami peningkatan.