Langkah SNB mendorong bank sentral lainnya menurunkan suku bunga tanpa menunggu Fed

Published on 03/25/2024

Dolar masih terus cenderung menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan perubahan kebijakan moneter di Jepang dan Swiss pekan lalu. Meski Jepang menyatakan sudah beralih dari kebijakan moneter yang ultra longgar namun langkah kenaikan yang diambil dirasa masih belum cukup signifikan. Sementara Swiss National Bank (SNB) cukup percaya diri menurunkan suku bunga acuan dengan asumsi bahwa inflasi sudah cukup terkendali. Sementara Fed masih tetap mempertahankan suku bunga sehingga terjadi perbedaan diferensiasi suku bunga yang masih menjadi sentimen positif untuk dolar. Pekan lalu menjadi momentum perubahan kebijakan moneter secara global dengan SNB dan sejumlah bank sentral di negara berkembang mulai menurunkan suku bunga atau setidaknya menyuarakan akan menyusul untuk memangkas suku bunga acuan dalam waktu tidak lama lagi. Termasuk Fed yang diperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang. Langkah SNB juga mendorong bank sentral lainnya menurunkan suku bunga terlebih dahulu tanpa menunggu perubahan kebijakan Fed. Dalam acara Fed Listen hari Jumat lalu, Ketua Fed – Jerome Powell dan sejumlah pejabat lainnya mendengarkan keluhan dari pelaku bisnis dan tokoh masyarakat perihal dampak tingginya suku bunga terhadap bisnis mereka. Tingginya suku bunga pinjaman ditambah dengan harga BBM yang terus melambung dan kenaikan upah semakin menekan laba UKM di AS. Proyeksi suku bunga acuan Fed yang dituangkan dalam dot plot menunjukkan Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali di tahun ini sama seperti proyeksi dalam pertemuan moneter sebelumnya. Meskipun angka inflasi di kuartal 1 tahun 2024 ini yang kembali naik, namun tidak menjadi penghalang bagi Fed untuk memangkas suku bunga acuan tidak lama lagi. Fed masih meyakini target inflasi akan tercapai pada kuartal kedua tahun ini. Pekan ini akan dirilis data Durable Goods Order, data Kepercayaan Konsumen dan data pertumbuhan ekonomi GDP yang akan dirilis pada hari Kamis ini bersamaan dengan data dari Unversity of Michigan berupa revisi ekspektasi inflasi dan sentimen konsumen. Dan data terpenting pekan ini akan dirilis pada hari Jumat berupa data Personal Consumption Expenditure (PCE) yang memberikan indikasi inflasi pada skala individu atau rumah tangga.

Yen terus menguat terhadap dolar dan menjauh dari level 152 yang merupakan titik kritis akan langkah intervensi dari Bank Sentral Jepang (BOJ). Terlebih adanya komentar dari Wakil Menteri Keuangan dan Hubungan Internasional – Masato Kanda yang mengatakan melemahnya mata uang Yen yang terjadi paska keputusan BOJ pekan lalu tidak menggambarkan fundamental ekonomi saat ini. Hal ini diyakini merupakan indikasi kesiapan otoritas keuangan Jepang untuk melakukan intervensi jika memang diperlukan.  Dalam pertemuan moneter pekan lalu BOJ memutuskan untuk meninggalkan kebijakan ultra moneternya dengan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 10 bps yang dinilai pelaku pasar terlalu sedikit. Menanggapi hal tersebut Gubernur BOJ – Kazuo Ueda menyampaikan bahwa BOJ masih akan menaikkan suku bunga acuan jika memang kondisi ekonomi memungkinkan. Pekan ini akan dirilis data inflasi CPI, Tingkat pengangguran, data Retail Sales  dan data di sektor perumahan.

Euro masih cenderung melemah terhadap dolar dan juga terhadap Yen seiring dengan semakin kuatnya peluang langkah Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menurunkan suku bunga acuan sebelum musim panas tahun ini. Hal tersebut disampaikan oleh Pajabat ECB sekaligus Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) – Joachim Nagel dalam pidato di hari Jumat lalu. Nagel juga meyakini target inflasi baru akan tercapai di tahun 2025 mendatang. Fundamental ekonomi juga cukup positif dengan data Iklim Bisnis dari IFO di Jerman mengalami kenaikan dari 85.5 menjadi 87.8 yang melampaui perkiraan hanya naik ke 85.9. Data yang sama di Belgia dari NBB juga meningkat dari -12.8 menjadi -10.4 yang lebih baik dari perkiraan hanya naik ke -12.4. Pekan ini akan dirilis data Iklim Bisnis dari Gfk, Retail Sales dan tingkat pengangguran di Jerman serta data inflasi di Spanyol. Sebagian Eropa akan libur di hari Jumat nanti merayakan hari Jumat Agung.

Poundsterling juga terus melemah terhadap dolar hingga level terendah dalam sebulan terakhir seiring dengan semakin tingginya spekulasi akan langkah Bank Sentral Inggris (BOE) untuk memangkas suku bunga acuan tidak lama lagi. Tercermin dari hasil voting pertemuan moneter MPC pekan lalu yang menunjukkan 2 anggota voting yang sebelumnya menyarankan kenaikan suku bunga berubah pikiran dengan mempertahankan suku bunga dan 1 suara memilih untuk memangkas pada pertemuan pekan lalu tersebut. Gubernur BOE – Andrew Bailey juga mengatakan ekonomi sudah berjalan ke arah yang benar dan inflasi diyakini masih akan turun. Data inflasi yang menunjukkan sudah turun ke level terendah dalam lebih dari 2.5 tahun terakhir semakin memperkuat spekulasi tersebut. Hari ini akan dirilis data Realized Sales dari CBI dan data penting berikutnya yang akan dirilis pekan ini adalah data pertumbuhan ekonomi GDP pada hari Kamis nanti.