Ekonomi di AS yang masih solid mendominasi sentimen pasar

Published on 03/28/2024

Dolar terus menguat terhadap mata uang lainnya dan membuat mata uang Yen mencapai rekor terendah sejak tahun 1990 yang lalu. Dan menimbulkan spekulasi akan langkah intervensi dari pemerintah Jepang. Menguatnya mata uang dolar ini dipicu oleh faktor fundamental di AS yang di luar perkiraan masih solid sehingga ada kemungkinan Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk lebih lama lagi. Meski hal tersebut dibantah oleh salah satu Gubernur Fed yaitu Christopher Waller yang semalam mengatakan peluang menaikkan suku bunga sangat tidak mungkin, namun data ekonomi saat ini juga masih belum menjamin akan dipangkasnya suku bunga acuan. Waller menambahkan beberapa anggota FOMC mengakui kebijakan moneter sudah tidak perlu seketat sebelumnya seiring dengan arah suku bunga yang semakin netral. Perbedaan suku bunga yang cukup tinggi di AS dengan suku bunga di negara maju lainnya ini menjadi daya tarik mata uang dolar. Selain sektor tenaga kerja yang masih cukup solid di AS, selanjutnya pasar masih akan mencermati indikasi inflasi berikutnya. Indikator inflasi berikutnya yang akan dirilis adalah data Personal Consumption Expenditure (PCE) pada esok hari. Sedangkan data ekonomi yang akan dirilis hari ini adalah data pertumbuhan ekonomi GDP dengan perkiraan menurun dari 4.9% menjadi 3.2%. Data di sektor tenaga kerja juga akan dirilis berupa laporan mingguan klaim pengangguran yang diperkirakan masih tidak jauh berbeda dengan pekan sebelumnya. Selain itu juga ada data survey dari University of Michigan berupa sentimen konsumen dan ekspektasi inflasi.

Yen sempat menembus rekor terendah yaitu melampaui level tertinggi sebelumnya 151.897 hingga 151.975 terhadap dolar. Namun segera bergerak menguat oleh kekhawatiran akan langkah intervensi dari otoritas keuangan Jepang. Melemahnya mata uang Yen membuat  Bank Sentral Jepang (BOJ), Menteri Keuangan dan Badan Pelayanan Keuangan (FSA) Jepang melakukan pertemuan darurat. Pertemuan tersebut ditengarai membicarakan perlu tidaknya melakukan intervensi meskipun pada akhirnya tidak ada langkah yang dilakukan. Meski demikian Wakil Menteri Keuangan dan Hubungan Internasional – Masato Kanda mengatakan tidak akan mengesampingkan adanya peluang untuk melakukan intervensi terhadap pergerakan yang tidak wajar di pasar mata uang. Melemahnya mata uang Yen meski sudah tidak lagi memberlakukan kebijakan moneter ultra longgar dipicu oleh perbedaan yield obligasi pemerintah AS dengan obligasi pemerintah Jepang dengan perbedaan suku bunga yang cukup signifikan dimana BOJ hanya menaikkan suku bunga acuan sebanyak 10 bps. Peregerakan mata uang Yen diperkirakan akan tetap  bergejolak dengan masih adanya surat opsi yang kadaluarsa pada hari ini dengan total senilai $3.13 milyar yang dipatok dengan harga antara 150 hingga 152 yen/ dolar.

Euro berlanjut melemah walau cukup tipis seiring dengan terus menguatnya mata uang dolar. Spekulasi akan langkah moneter Bank Sentral Eropa (ECB) dalam waktu dekat ini adalah menurunkan suku bunga semakin meningkat. Kepala Ahli Ekonomi ECB – Phillip Lane beberapa hari lalu mengatakan kenaikan upah mulai menurun sesuai dengan yang diharapkan. Dengan upah yang  bergerak menuju normalisasi diharapkan inflasi akan dapat segera terkendali sehingga memudahkan ECB untuk mengubah kebijakan moneternya. Fundamental ekonomi juga cukup positif dengan data kepercayaan konsumen meningkat dari -15.5 menjadi -14.9 sesuai perkiraan. Hari ini akan dirilis data Retail Sales dan data Pengangguran di Jerman

Poundsterling cenderung tertahan terhadap dolar seiring dengan sebuah survey dari Lloyds Bank Business Barometer yang menunjukkan adanya perampingan karyawan dan kenaikan upah. Rasio penambahan karyawan dengan PHK menurun dari level tertinggi dalam hampir 2 tahun terakhir 36% menjadi hanya 27%. Dan kenaikan upah mengalami penurunan dari 35% menjadi 33%. Data ini menunjukkan sektor tenaga kerja yang semakin menurun yang menjadi indikasi awal memudahkan Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menurunkan suku bunga acuan selain data inflasi. Hari ini akan dirilis data pertumbuhan ekonomi GDP dengan perkiraan mengalami penurunan dari +0.2% menjadi -0.2% .