Pasar Eropa masih libur paskah, data tenaga kerja di AS akan menjadi fokus pasar pekan ini

Published on 04/01/2024

Dolar terus cenderung menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan fundamental ekonomi di AS yang masih menunjukkan inflasi belum juga turun seperti yang diharapkan. Data Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi indikator inflasi di tingkat rumah tangga atau pribadi menunjukkan kenaikan dari 2.4% menjadi 2.5% sesuai perkiraan jika dibandingkan dengan periode setahun yang lalu. Begitu pula dengan data Core PCE yang tidak menyertakan komponen BBM dan bahan pangan juga relatif belum turun masih di 2.8% dan bahkan data periode sebelumnya direvisi naik dari 2.8% menjadi 2.9%. Walaupun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya bisa dikatakan menurun ke 0.3% yang lebih rendah dari perkiraan 0.4% namun data bulan sebelumnya direvisi naik dari 0.3% menjadi 0.4%. Dan data Core PCE bulan ini juga turun ke 0.3% sesuai perkiraan tapi data periode bulan lalu direvisi naik dari 0.4% menjadi 0.5%. Sepertinya inflasi di AS masih berat untuk turun meski sudah sangat-sangat mendekati target 2% Fed. Data pertumbuhan ekonomi GDP yang dirilis sehari sebelumnya juga menunjukkan kenaikan dari 3.2% menjadi 3.4% yang menunjukkan adanya potensi inflasi akan naik lagi sehingga akan menunda rencana Fed untuk segera memangkas suku bunga acuan dalam waktu tidak lama lagi. Hal ini juga diakui oleh Gubernur Fed – Christopher Waller yang menyampaikan data inflasi yang tidak sesuai harapan belakangan ini semakin mempertegas masih belum perlunya Fed menurunkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Meski demikian Waller masih membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan menjelang akhir tahun nanti. Hari ini akan dirilis data PMI dari ISM di sektor manufaktur dan data dari sektor tenaga kerja mulai data  dari JOLTS, ADP, Challenger hingga laporan Non-Farm Payroll di hari Jumat mendatang. Selain itu Ketua Fed – Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan pidato pada hari Rabu mendatang dan juga pejabat Fed lainnya di hari yang berbeda.

Yen masih tertahan di kisaran level terendah seiring dengan penguatan mata uang dolar dan peluang otoritas Jepang akan melakukan intervensi. Melemahnya mata uang Yen menjadi kekhawatiran dari 3 otoritas keuangan Jepang yaitu Bank Sentral Jepang (BOJ), Menteri Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan Jepang yang melakukan pertemuan darurat setelah jam operasi bursa membahas pelemahan mata uang Yen tersebut apakah tidak wajar dan ulah spekulan. Meski tidak secara langsung dilakukan langkah intervensi namun pertemuan tersebut menunjukkan bahwa mereka bisa setiap saat melakukan intervensi jika memang diperlukan. Hari ini dirilis data Tankan Survey yang mirip dengan data PMI di AS dan Eropa, indeks Tankan di sektor manufaktur terjadi peningkatan dari 30 menjadi 34 yang melampaui perkiraan hanya naik 31. Sedang di sektor non-manufaktur terjadi sedikit penurunan dari 12 menjadi 11 tidak seburuk yang diperkirakan turun hingga 10. Sepanjang pekan ini tidak ada data penting, namun peluang intervensi dari pemerintah Jepang membuat pergerakan mata uang Yen akan terbatas.

Euro dan Poundsterling juga masih cenderung melemah terhadap dolar seiring dengan Fed yang tidak lagi tergesa-gesa akan memangkas suku bunga acuannya. Inflasi yang membandel di AS menjadi alasan utama Fed menunda langkah tersebut. Sebagian Pasar Eropa masih tutup merayakan Paskah termasuk di Inggris. Sepanjang pekan ini akan dirilis data Inflasi CPI di Eropa dan data PMI di sektor manufaktur dan jasa baik di Eropa maupun di Inggris.  Baik Bank Sentral Eropa (ECB) maupun Bank Sentral Inggris (BOE) keduanya diharapkan juga akan segera menurunkan suku bunga acuan masing-masing meski inflasi belum sepenuhnya mencapai target. Hal ini dikarenakan fundamental ekonomi yang terus cenderung menurun, berbeda dengan ekonomi AS yang relatif masih solid sehingga dapat mempertahankan suku bunga yang tinggi saat ini.