Pulihnya sektor manufaktur berpotensi menahan laju turun inflasi

Published on 04/02/2024

Dolar terus cenderung menguat terhadap mata uang lainnya seiring semakin tipisnya peluang Fed untuk segera memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat ini. Optimisme akan pemulihan ekonomi di sektor manufaktur secara global juga memicu peluang inflasi akan sulit untuk turun. Data PMI di sektor manufaktur di AS mulai meningkat memasuki zona ekspansif di atas ambang batas 50 dari 47.8 menjadi 50.3 yang jauh lebih baik dari perkiran hanya naik ke 48.5. Ini merupakan kenaikan sejak hampir 1,5 tahun atau 16 bulan terakhir. Sehari sebelumnya indeks manufaktur di China juga beralih ke zona ekspansif untuk pertama kali dalam 6 bulan terakhir. Indeks Harga dari data PMI tersebut juga terus meningkat dari 52.5 naik tajam menjadi 55.8 melampaui perkiraan naik 53.3. Hal ini berpotensi untuk menahan laju turun inflasi seperti yang diharapkan oleh Fed. Sebelumnya indikator inflasi PCE yang dirilis hari Jumat lalu juga menunjukkan inflasi masih tertahan dan belum turun seperti yang diinginkan Fed sehingga ekspektasi akan langkah menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini semakin memudar. Dengan bank sentral lainnya yang berpeluang untuk memangkas suku bunga acuan mendahului Fed, membuat perbedaan jarak antara suku bunga semakin lebar dan membuat mata uang dolar menjadi lebih menarik dibandingkan dengan mata uang lainnya. Pada hari Jumat lalu Ketua Fed – Jerome Powell mengatakan data inflasi sudah seperti yang diperkirakan dan Fed tidak akan over react. Hal ini menunjukkan Fed masih akan mengambil sikap wait-and-see untuk sementara waktu. Sebelumnya Gubernur Fed – Christopher Waller juga menyampaikan data inflasi yang tidak sesuai harapan belakangan ini semakin mempertegas masih belum perlunya Fed menurunkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Hari ini hanya akan dirilis data di sektor tenaga kerja dengan data lowongan kerja dari JOLTS. Sejumlah pejabat Fed malam ini akan memberikan pidato di beberapa tempat berbeda.

Yen terus melemah terhadap dolar dan kembali mendekati level tertinggi meski pemerintah Jepang sudah mewanti-wanti akan bertindak jika pergerakan mata uang Yen tidak wajar. Menteri Keuangan, Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Otoritas Jasa Keuangan Jepang pekan lalu melakukan pertemuan darurat membahas kondisi mata uang Yen yang terus melemah. Menteri Keuangan – Shunichi Suzuki kemarin kembali mengulang komentarnya dengan tidak mengabaikan pergerakan mata uang Yen yang tidak wajar dan akan segera bertindak jika memang diperlukan. Namun dengan berakhirnya tutup buku akunting untuk tahun fiskal kemungkinan pergerakan mata uang Yen saat ini tidak akan berpengaruh banyak pada neraca keuangan BOJ.

Euro dan Poundsterling terus cenderung melemah terhadap dolar seiring dengan Fed yang tidak lagi tergesa-gesa akan memangkas suku bunga acuannya. Dengan data PMI di AS dan China yang lebih baik menyebabkan harapan akan pemulihan ekonomi global. Di sisi lain hal ini akan menahan laju inflasi yang belum turun sesuai harapan. Sedangkan data PMI di Uni Eropa dan Inggris baru akan dirilis hari ini setelah kemarin keduanya masih libur paskah. Kondisi ekonomi di kedua area ini yang tidak sebaik AS dan China menjadi sentimen negatif buat kedua mata uang tersebut. Selain data PMI juga akan dirilis data inflasi di Jerman dan data pengangguran di Spanyol.