Weekly Newsletter Ed. 198

Published on 04/07/2024

Periode: 8 - 12 Apr 2024

What to Expect from OIL?

Harga minyak mentah WTI berhasil sentuh level $87 per barel dan ditutup pada area $86 di sesi perdagangan hari Jumat, minggu pertama bulan April 2024. Harga ini sekaligus menjadi yang tertinggi sejak memasuki tahun 2024.

OPEC+ tetap pada jalur pemangkasan produksi di mana Komite Pemantauan Menteri Gabungan OPEC+ sudah mengkonfirmasi target produksi produsen minyak saat ini, sekaligus menolak seruan untuk membalikkan pengurangan produksi karena harga Brent yang sudah sentuh harga $90 per barel.

JMMC meminta Irak dan Kazakhstan untuk mempresentasikan rencana kompensasi terperinci tentang bagaimana mereka akan memangkas produksi di kuartal ke-2.

Secara keseluruhan, OPEC+ memproduksi sekitar 34,5 juta bpd di bulan Februari, tercatat sekitar 170K bpd di atas kuota saat ini, meskipun Arab Saudi dan Rusia sudah memproduksi sesuai dengan kuota mereka.

Dengan lonjakan harga minyak saat ini dikarenakan ketegangan di Timur Tengah, serangan drone Ukraina ke fasilitas minyak Rusia, dan meningkatnya permintaan, tidak ada agenda pertemuan OPEC+ sampai 1 Juni. Pertemuan 1 Juni tersebut direncanakan sebagai pertemuan langsung saat OPEC+ harus menyempurnakan target produksi saat ini. (oilprice)

Inflasi Fokus Utama, Tingkat Permintaan Bank Sentral Dukung Emas

Pasar tenaga kerja bergejolak dan angka inflasi di awal tahun ini yang tinggi mulai menimbulkan keraguan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Tapi data inflasi konsumen (CPI) bulan Maret yang dijadwalkan dirilis hari Rabu kemungkinan akan menawarkan secercah harapan. Apakah ini akan menjadi pertanda baik atau kembali meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga Juni?

INFLASI CPI

Angka inflasi CPI bulan Maret diperkirakan naik 0.3% menurut para ekonomi yang disurvei Wall Street Journal. Tentunya angka tersebut sama sekali bukan berita baik karena Fed lebih memilih kenaikan bulanan berada di 0.1-0.2%. Tapi setidaknya hal ini akan menunjukkan beberapa tanda kemajuan pasca kenaikan 0.4% di bulan Februari yang merupakan kenaikan terbesar dalam 5 bulan terakhir.

Sementara CPI y/y kemungkinan akan naik menjadi 3.5% dari bulan sebelumnya 3.2%. Ekonom memperkirakan CPI inti akan naik 0.3% pasca kenaikan berturut-turut sebesar 0.4% di bulan Januari dan Februari. Tapi beberapa forecaster memprediksi kenaikan yang lebih kecil di 0.2%.

Core CPI Lebih Dipandang

Core CPI atau CPI inti lebih dilihat oleh Fed sebagai prediktor yang lebih baik untuk inflasi di masa depan karena inflasi inti tidak termasuk makanan dan gas, merupakan kategori-kategori yang rentan terhadap perubahan besar dalam jangka pendek. Core CPI y/y diperkirakan melambat dari 3.8% menjadi 3.7%, masih cukup jauh dari target inflasi Fed 2%. Wall Street juga akan mencermati apakah biaya tempat tinggal yang merupakan pendorong terbesar untuk inflasi mulai berkurang. Sementara inflasi layanan merupakan isyarat lain untuk inflasi di masa depan. Angka-angka tersebut naik tajam dalam dua bulan pertama tahun ini, namun diperkirakan akan turun untuk Maret.

Angka CPI Maret yang lebih baik akan membuat Fed tetap di jalurnya untuk memangkas suku bunga paling cepat di bulan Juni.

GOLD

Emas sentuh rekor tertinggi sepanjang masa meski data NFP di hari Jumat mengejutkan pasar dengan angka yang melonjak di atas data bulan sebelumnya, 303K dari 275K yang direvisi turun tipis ke 270K.

Dengan harga emas kembali sentuh rekor tertinggi untuk ke-13 kalinya di tahun ini per hari Jumat, kekuatan logam mulia sebagai investasi safe haven tidak hanya didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed ataupun ketegangan geopolitik, melainkan juga karena pembelian oleh bank-bank  sentral yang berdampak signifikan.

Nigel Green, Chief Executive deVere Group mengatakan narasi umum mengaitkan lonjakan ini hanya dikarenakan ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Kondisi perang Rusia-Ukraina dan konflik di Timur Tengah memang sudah berkontribusi pada ketidakpastian yang mengganggu pasar global sehingga investor biasanya berbondong-bondong membeli emas di saat terjadi gejolak, dan menganggap emas sebagai aset safe haven di masa-masa penuh gejolak.

Pemangkasan suku bunga oleh Fed juga akan mengurangi opportunity cost dalam memegang emas sehingga investor semakin tertarik untuk memasuki pasar.

Permintaan Bank Sentral

Di sisi lain, permintaan emas dari bank sentral sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir. Bank-bank sentral termasuk di antara penyebab harga emas terangkat, menurut Paul Wong, ahli strategi pasar di Sprott Asset Management. Permintaan emas di kalangan bank sentral mencapai lebih dari 1000 metrik ton selama 2 tahun terakhir. (marketwatch)

Fokus Tingkat Tinggi Inflasi AS dan China, GDP Inggris dan Keputusan Suku Bunga ECB

Kita memasuki periode penting lainnya setelah data NFP di hari Jumat yang kembali kejutkan pasar dengan rilis yang lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi AS menjadi sorotan utama karena pasar masih berusaha mencari petunjuk tambahan apakah ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed tetap terbuka atau tidak. Pasar berpedoman jika laporan tenaga kerja AS masih kuat, mungkin inflasi lebih mendukung untuk tetap membuka peluang pemangkasan suku bunga. Di sisi lain, inflasi China juga berpotensi mempengaruhi pasar ekuitas China dan Hong Kong. Selain itu data GDP Inggris juga berpotensi menjadi jawaban bagi arah GBP berikutnya untuk mendapat gambaran seberapa kuatnya rebound ekonomi Inggris saat ini. Dan ECB akan menjadi bank sentral berikutnya yang dicermati pasar.

Fokus Pekan ini:

Wall Street kembali dikejutkan dengan data non farm payroll yang dirilis lebih kuat dari ekspektasi. Hal tersebut memperkecil ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed. Namun pasar juga dikhawatirkan dengan kondisi geopolitik yang membayangi karena Iran dikabarkan menyusun rencana serangan balasan setelah Israel mengebom konsulat mereka di Damaskus.

Inflasi akan menjadi salah satu data penting berikutnya yang berpotensi menjadi pemicu sentimen selain keputusan suku bunga ECB dan juga data lainnya di minggu depan.

AS

Wall Street akan mengawali pekan depan dengan data ekspektasi inflasi konsumen 1-tahun dari NY Fed. Dilanjutkan dengan EIA yang akan merilis outlook energi di hari Selasa dan API yang juga merilis stok minyaknya di hari Rabu.

Inflasi konsumen dari AS dirilis di hari Rabu. Dan sepertinya data inflasi inti lebih prioritas bagi Fed karena dinilai sebagai prediktor yang lebih baik untuk inflasi di masa depan karena inflasi inti tidak termasuk makanan dan gas, merupakan kategori-kategori yang rentan terhadap perubahan besar dalam jangka pendek. Pasar akan terfokus pada data inflasi untuk mendapatkan gambaran apakah inflasi tetap berada di dalam jalur penurunan seperti yang diharapkan Fed atau tidak. Hal ini menjadi pertimbangan bagi Fed untuk memutuskan kebijakan moneter di pertemuan berikutnya selain data non farm payroll.

Michell Bowman hadir setelah data inflasi dirilis. Ini memungkinkan pejabat Fed mengomentari hasil data inflasi yang dirilis beberapa menit sebelumnya.

Di hari Kamis, Fed merilis minutes dari hasil pertemuan Maret. Lalu, data PPI dan klaim pengangguran mingguan dirilis di hari yang sama. Dan John Williams dari Fed NY akan memberi komentarnya di hari Kamis, dilanjutkan dengan Bostic. Data ekonomi berakhir dengan rilis sentimen konsumen dari Michigan yang akan dirilis di hari Jumat.

EU

Jerman akan merilis data industrial production di hari Senin. Data ini diperkirakan akan turun dari 1% menjadi 0.6%. Angka yang lemah berpotensi menekan Euro, dan sebaliknya data yang kuat berpotensi dorong kenaikan Euro.

Fokus utama tertuju pada ECB yang akan bertemu di hari Kamis. ECB secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tetap di 4.50% dan deposit rate di 4.0%. Namun, pasar akan menantikan pernyataan dari Presiden ECB Christine Lagarde untuk mendengar apakah dia mulai melihat beberapa data ekonomi zona Euro yang lemah sebagai alasan yang tepat untuk mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga di pertemuan Juni.

Inflasi Jerman akan menjadi fokus berikutnya di hari Jumat. Data yang lemah kembali akan menjadi alasan untuk bank sentral mulai pertimbangkan pemangkasan dan berpotensi membuat Euro kembali turun.

Inggris

Inggris akan mengawali minggu depan dengan rilis data Mortgage Rate di hari Senin dan laporan BRC tentang retail sales di hari Selasa pagi. Kamar Dagang Inggris (BRC) melakukan survei terhadap beberapa peritel untuk mendapat gambaran tentang daya beli konsumen Inggris terbaru.

Namun fokus utama Inggris akan tertuju pada laju pertumbuhan ekonomi GDP yang akan dirilis hari Jumat. GDP diperkirakan turun dari 0.2% menjadi 0.1% m/m, sementara basis kuartal diperkirakan naik dari -0.1% menjadi 0.1%. Angka yang lebih baik tentunya akan menjamin BOE memiliki ruang untuk bertahan tidak tergesa-gesa membahas pemangkasan. Tapi angka negatif akan membuat BOE terdesak di tengah inflasi Inggris yang masih tinggi.  

Data Industrial Production dan juga Manufacturing Production juga akan dirilis di hari yang sama.

Jepang

Jepang hanya akan terfokus pada data tingkat 2 yang cenderung tidak bisa memberikan alasan kuat bagi BOJ untuk mempertimbangkan kebijakan moneternya di pertemuan berikutnya. Pasar hanya akan mendapat gambaran dari data industrial production yang akan dirilis di hari Jumat. Data diperkirakan menguat dari -6.7% menjadi -0.1%.

Di sisi lain, pasar juga masih menunggu reaksi nyata dari BOJ dan Kementerian Keuangan Jepang untuk menindaklanjuti kondisi Yen Jepang yang berada di dekat level tertingginya sejak 1990. Kita mungkin akan lebih sering mendengarkan pernyataan-pernyataan tentang “mengawasi FX secara cermat”  dari pejabat terkait hanya untuk meredam pelemahan Yen terhadap dolar AS. Namun, realisasi intervensi yang belum muncul berpotensi membuat pernyataan tersebut kurang efektif sehingga yen tetap berada dalam ancaman melemah lebih lanjut.

China

China akan merilis laporan inflasi di hari Kamis. Data ini akan lebih utama dibanding lainnya di mana pasar mengharapkan untuk melihat aktivitas ekonomi yang meningkat dari China sehingga inflasi diharapkan bisa memberi gambaran seberapa efektif dukungan ekonomi yang diberikan pemerintah China dan bank sentral sejauh ini pada aktivitas ekonomi domestik.

Dan data neraca perdagangan China dirilis di hari Jumat.

(marketpulse)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

AUD Home Loans, German Industrial Production, UK Mortgage Rate, US NY Fed 1-year consumer inflation expectations, SNB Chairman Thomas Jordan speaks

Selasa

US FOMC Member Kashkari Speaks, UK BRC Retail Sales Monitor, AUD NAB Business Confidence, US EIA Short-term Energy Outlook

Rabu

US 3-Year Note Auction, US API Weekly Crude Oil Stock, RBNZ Interest Rate Decision, US CPI, CAD Building Permits, BOC Interest Rate Decision, US Crude Oil Inventories, BOC Press Conference

Kamis

US 10-Year Note Auction, US Federal Budget Balance, US FOMC Meeting Minutes, AUD Building Approvals, CNY CPI, CNY PPI, OPEC Monthly Report, ECB Interest Rate Decision, US Jobless Claims, US PPI, US FOMC Member Williams speaks, ECB Press Conference, US WASDE Report

Jumat

FOMC Member Bostic speaks, CNY Trade Balance, JPY Industrial Production, UK GDP, UK Manufacturing Production, UK Industrial Production, German CPI, French CPI, IEA Monthly Report, US Trade Balance, US Michigan Consumer Sentiment, US Michigan 1-year inflation expectation, US Michigan 5-year inflation expectation

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Weekly candle ditutup bullish dan membuka peluang untuk rebound di minggu depan. Namun, resistance 1.08755 dan juga 1.09412 akan menjadi area yang patut diwaspadai karena beberapa minggu terakhir selalu menghalangi kenaikan. Di sisi lain potensi kenaikan akan sangat bergantung pada keputusan ECB di hari Kamis. ECB kemungkinan mempertahankan suku bunga acuannya tetap di 4.50%, tapi pernyataan Lagarde akan menjadi perhatian utama. Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan akan terjadi di bulan Juni karena beberapa data ekonomi Eropa yang cenderung lemah. Hal ini akan berpotensi menekan Euro sehingga kenaikan dikhawatirkan relatif bersifat sementara. Di sisi lain, faktor eksternal seperti dolar juga akan mempengaruhi. Pasar akan mencermati inflasi AS dan jika turun, maka dolar berpotensi melemah sehingga Euro memiliki kesempatan untuk menguat.

Resistance : 1.09800, 1.10790, 1.11386

Support :  1.07272, 1.0678, 1.04600

Outlook :  Limited Bullish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly ditutup bearish sehingga dampak penurunan kemungkinan akan dirasakan minggu depan. 3 candle terakhir menyusun formasi Evening Doji Star sehingga peluang bearish lebih utama. Satu sisi, penurunan juga akan bergantung pada nasib Wall Street pasca data CPI minggu depan. Kenaikan Wall Street akan mendukung reversal bagi saham Asia, sebaliknya jika tekanan geopolitik tetap membayangi, kondisi tekanan juga akan kembali membayangi saham. Waspada penurunan di bawah 38050!

Resistance : 39540, 39862, 40435

Support : 39000, 38800, 38475

Outlook : Bearish

HANGSENG:  Data inflasi China kemungkinan akan menjadi pemicu utama bagi Hang Seng selain tentunya fokus utama global ke data CPI AS. Weekly ditutup spinning tops sehingga peluang kenaikan maupun penurunan relatif imbang. Bullish akan lebih kuat jika mampu tembus 17060, dan sebaliknya akan turun jika tembus 16500.

Resistance : 17000, 17250, 17500

Support : 16500, 16335, 16030

Outlook : Bullish

CFD

Dow Jones: Weekly ditutup Bearish Engulfing sehingga secara teknis kesempatan turun jauh lebih besar. Daripada kenaikan. Tapi hal ini akan berbalik jika ternyata data inflasi AS dirilis lebih rendah dari ekspektasi sehingga menghidupkan kembali ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed di bulan Juni. Di sisi lain, kondisi geopolitik juga tidak luput dari perhatian pasar sehingga efek negatifnya kemungkinan masih akan membayangi. Support 38860 kemungkinan akan menjadi pemicu penurunan lanjutan jika ditembus. Sebaliknya bullish baru akan efektif jika harga mampu berada di atas 40000 kembali. Rebound kemungkinan akan terbatas di hari Senin dengan kondisi penutupan Jumat yang bullish tapi geopolitik yang mengancam membuatnya dibayangi tekanan di awal pembukaan. Waspada penurunan lanjutan di bawah 38155!

Resistance : 39570, 40027, 40309

Support :  38940, 38663, 38155

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly ditutup strong bullish dan peluang tembus 88 terbuka lebar. Hal ini dipicu dengan kekhawatiran geopolitik terbaru dan juga potensi permintaan China yang tumbuh. Peluang kemunculan zona 90 juga relatif terbuka lebar. Sebaliknya penurunan akan terjadi jika geopolitik reda dan juga tembus support 83 secara teknis. Data inflasi AS kemungkinan akan berpotensi menjadi pemicu pergerakan berikutnya di minggu depan dan peluang bull maupun bear akan bergantung pada seberapa tingginya inflasi AS sehingga memicu penguatan dolar. Cermati zona 82.47! Dalam waktu dekat area ini diperkirakan menjadi area support psikologis bersama area 83.50. Sebaliknya bullish diperkirakan akan tertahan jika area 89.50 gagal ditembus.

Resistance : 87.60, 89.50, 91.00

Support : 85.38, 83.49, 81.80

Outlook : Bullish

GBPUSD: MA 50 Weekly Kembali Tahan Penurunan, Tapi Kenaikan Lemah?

Weekly ditutup bullish tapi real body kecil dengan tail bawah dan atas yang panjang sehingga peluang kenaikan sepertinya relatif diragukan berlanjut. Data GDP Inggris di hari Jumat kemungkinan akan menjadi penentu. Semakin kecil data, semakin besar potensi tekanan yang dihadapi Pound. Di sisi lain, kemungkinan efek dolar masih membayangi sehingga resistance 1.28590 (MA 200) Weekly juga akan kembali menjadi penjegal kenaikan jika ternyata dolar berhasil menguat pasca data CPI. Sebaliknya, data CPI AS yang lemah akan menjadi keuntungan bagi pound sebelum data GDP Inggris dirilis.

Resistance :  1.27700, 1.30000, 1.31411

Support  :  1.25550,  1.24790, 1.23069

Outlook : Limited Bullish

GOLD: Inflasi vs Geopolitik, New Record atau Waktunya Koreksi?

Weekly candle ditutup bullish sehingga peluang kenaikan sepertinya masih cenderung kuat untuk saat ini. Meski demikian patut waspada karena RSI sudah memasuki zona di atas 70% sehingga peluang overbought kemungkinan mulai membatasi pergerakan. Tapi di sisi lain, sentimen positif yang masih membayangi emas sejauh ini cenderung menahan penurunan terlalu dalam. Tapi hal ini bisa berubah jika data inflasi AS di hari Rabu dirilis lebih kuat dari perkiraan, dan butuh angka jauh di atas ekspektasi untuk membuatnya tertekan lebih lanjut. Di sisi lain, jika inflasi AS melemah, maka peluang kenaikan berikutnya sangat terbuka untuk lanjutkan cetak rekor tertinggi baru lagi dan 2400 yang merupakan FE 161.8% dari grafik H4 akan menjadi target yang potensial berikutnya. Meredanya geopolitik kemungkinan bisa membantu proses profit taking jika muncul sebelum data CPI. Support 2294 dan 2265 akan menjadi area potensial dari penurunan.

Resistance : 2337 ,2381, 2400

Support :   2300, 2294, 2265

Outlook : Bullish

USDJPY: Limited Downside, Siap-siap Tembus 152!

Belum adanya komitmen intervensi real dari BOJ membuat spekulan leluasa mendorong kembali USDJPY naik dan dekati kembali area high 151.920. Ke depan, data inflasi AS mungkin bisa menjadi penolong jika ternyata data tersebut dirilis lebih lemah. Sebaliknya data yang tinggi akan berpeluang mendorong 152 dengan mudah ditembus dan area 153-155 sebagai potensial target berikutnya. Sementara penurunan di bawah 150 sepertinya sangat butuh komitmen real intervensi! Selama tidak terjadi hal itu, maka peluang penurunan relatif kembali tertahan di zona 150-150.50.

Resistance :  152.000,  153.02, 157.067

Support : 150.760, 148.360, 146.086

Outlook : Bullish

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.263691.262151.268251.25662
EURUSD1.083621.079141.081261.10165
USDJPY151.616151.334146.846136.293
AUDUSD0.657760.651490.660340.67316
COMMODITIES
XAUUSD2324.462232.472039.011988.63
CLSCID86.7183.1075.8276.67
INDEKS SAHAM
DJI39237401423828334206
HSI16730165631551419792
NKI39275405603592529015
NASDAQ18308.5018461.7517263.7514292.25

Disclaimer:

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.