Weekly Newsletter Ed. 199

Published on 04/14/2024

Periode: 15 - 19 Apr 2024

What to Expect from OIL?

Kenaikan harga minyak baru-baru ini sedikit tertahan karena meningkatnya persediaan dan juga kekhawatiran bahwa Fed kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga. Tapi di sisi lain risiko geopolitik masih berpotensi memicu kenaikan lainnya.

Beberapa faktor yang membantu memperlambat rally minyak adalah meningkatnya persediaan minyak di AS, inflasi yang tinggi yang menyebabkan pemangkasan suku bunga Fed tertunda, dan upaya Iran untuk menahan diri untuk tidak melakukan serangan terhadap Israel.

Di sisi lain, IEA juga memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan global untuk tahun 2024 sebesar 100K bph. Menurut IEA melambatnya permintaan minyak dunia disebabkan oleh pengiriman yang sangat lemah di negara-negara maju di awal tahun ini. Konsumsi terus kehilangan momentum, di mana pertumbuhan kuartal pertama diperkirakan mencapai 1.6 juta bph. Angka ini 120K bph lebih rendah dari perkiraan IEA sebelumnya.

Padahal baru saja bulan lalu IEA menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 sebesar 110K bph dari laporan Februari, lalu memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 1.3 juta bph untuk 2024, naik dari 1.2 juta bph yang diperkirakan di bulan sebelumnya.

Kabar terbaru, situasi Iran dan Israel dikabarkan memanas sehingga pasar masih harus waspada tensi geopolitik yang meningkat di akhir pekan dan berpotensi membuat minyak kembali naik di pembukaan Senin. (oilprice)

Yen Lemah! Jepang Akan Minta Izin AS untuk Intervensi?

Tidak hanya emas yang terus menerus mencetak rekor tertinggi hingga sentuh 2430 di hari Jumat, tapi juga USDJPY yang sulit turun yang menjadi perhatian para trader saat ini. Emas mungkin sudah mulai terkoreksi di hari Jumat malam, tapi kapan pemerintah Jepang akan mulai turun tangan dan mengatasi pelemahan Yen yang sudah tembus 153 untuk pertama kalinya sejak 1990.

Intervensi Verbal Yang Berulang

Yen nyaris tidak bergerak di hari Kamis setelah Masato Kanda, diplomat mata uang utama Jepang menyebut pelemahan ini “cepat” dan mengatakan bahwa Jepang akan merespon secara tepat terhadap pergerakan yang berlebihan di mata uang, tanpa mengesampingkan opsi apapun.

Tapi sayangnya tidak ada tanda-tanda bahwa instansi terkait akan melakukan intervensi dalam waktu dekat meskipun para pejabat sempat memberi peringatan lebih keras sejak akhir Maret karena Yen yang terus-menerus berada di zona 151/152.

Tembus 153, Tapi Kapan Intervensi?

Pasca mata uang tembus resistance yang merupakan titik pertahanan terakhir dan mulai tergelincir di kisaran 153, pembahasan saat ini berpusat pada “kenapa Jepang tidak turun tangan?” dan “dalam kondisi apa Jepang akan melakukannya?”

Beberapa pengamat pasar menilai kemungkinan besar pelemahan ini tidak didorong oleh para spekulan. Ahli strategi senior di Okasan Securities, Rikiya Takebe mengatakan bahwa depresiasi yen sesuai dengan kondisi fundamental, yaitu penguatan dolar yang berbasis luas di tengah ekonomi Amerika yang kuat dan juga inflasi yang terus berlanjut solid. Inflasi AS di hari Rabu menunjukkan lonjakan harga konsumen inti di tahun ini sehingga membuat pemangkasan suku bunga Fed lebih kecil peluangnya, sehingga membuat dolar menguat terhadap semua mata uang, dan yen tidak mengalami penurunan yang sama.

Menghindari gesekan dengan AS

Para spekulan diperkirakan mendorong yen lebih rendah dengan asumsi bahwa Jepang kemungkinan tidak akan melakukan intervensi selama KTT AS-Jepang. PM Jepang Fumio Kishida berpidato kepada Kongres AS dan mengesankan bahwa Tokyo kemungkinan ingin menghindari gesekan dengan Washington yang memilik pandangan kurang baik tentang campur tangan pemerintah di pasar mata uang.

Para pengamat saat ini sedang mencari garis resistance berikutnya untuk yen yang memungkinkan pemerintah melakukan intervensi. Motonari Sakai dari Mitsubishi UFJ Trust & Banking mengatakan yen turun di bawah 152 bisa berarti intervensi bisa datang kapan saja. Namun, efektivitas intervensi pembelian yen akan terbatas di saat tekanan jual yang besar. Permintaan kuat terhadap dolar di antara importir Jepang dan jika intervensi membuat dolar lebih murah, maka perusahaan-perusahaan tersebut kemungkinan akan melihatnya sebagai peluang bagus untuk membeli.

Memanfaatkan Pertemuan G20

Menteri Keuangan Jepang Suzuki baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mengesampingkan langkah apapun untuk merespon pergerakan FX yang berlebihan. Meski tidak menjelaskan level tertentu untuk melakukan tindakan, tapi Suzuki mengindikasikan bahwa ada peluang untuk membahas mata uang di pertemuan G20 berikutnya minggu depan.

Agenda pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Anggota G20 akan dilakukan 17-18 April mendatang dan kemungkinan Jepang akan mencoba merayu negara-negara anggota untuk ikut serta melakukan intervensi terkoordinasi untuk menghindari penilaian buruk dari AS jika melakukan intervensi sendirian. Apakah Jepang akan berhasil? (Nikkei Asia, Forexlive)

geo-tensions

Tensi Geopolitik, Retail Sales AS dan Inggris, Inflasi Eropa, Inggris, dan Jepang, dan GDP China di Minggu ke-3 April!

Tensi geopolitik yang memanas di akhir pekan ini kemungkinan akan tetap membayangi hingga di awal pekan depan. Dan ini berpotensi membuat beberapa tekanan untuk pasar ekuitas di awal pembukaan. Tapi jika tidak terjadi eskalasi, pasar akan beralih pada beberapa data ekonomi penting dari sejumlah Kawasan. Inggris dan AS akan merilis data retail sales, sementara Eropa, Inggris dan Jepang akan merilis laporan inflasi terbaru. Dan China akan fokus dengan data pertumbuhan GDP mereka disertai pengumuman dari PBOC yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga MLF dan LPR bulan ini.

Fokus Pekan ini:

Minggu yang menakjubkan untuk Wall Street dan pasar keuangan global dengan Nasdaq anjlok 2% di sesi perdagangan terakhir hari Jumat kemarin, dan dolar AS naik serta imbal hasil Treasury AS 10-tahun yang turun saat pasar dihantui ketakutan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.

Pound yang sempat melemah tipis pasca rilis GDP Inggris yang naik tipis ke 0.1% m/m di bulan Februari, dan lanjut tertekan hingga sentuh titik terendah sejak 23 November di 1.2489 karena geopolitik. Sementara emas menjadi komoditi yang menarik sepanjang minggu lalu dengan kenaikan yang sempat kembali menciptakan rekor tertinggi baru di 2430, tapi kemudian berbalik turun secara drastis ke 2333 dalam waktu singkat di tengah kekhawatiran geopolitik yang meningkat. Penurunan ini dicurigai sebagai aksi ‘short covering’ untuk menutupi kerugian di pasar ekuitas yang mengalami tekanan drastis di hari Jumat malam.

Minggu depan, pasar akan kembali dibayangi dengan perkembangan dari geopolitik dan juga sejumlah data dari beberapa kawasan yang patut dicermati.

AS

Wall Street mengawali hari Senin dengan data penting seperti retail sales dan juga indeks manufaktur Fed NY. Pasar kemungkinan akan mencermati keduanya. Retail yang lebih lemah lebih menguntungkan untuk pasar yang ingin melihat lemahnya konsumen AS. Tapi sebaliknya, jika data tinggi, maka semakin mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed bulan Juni. Data aktivitas manufaktur Fed NY juga cukup berpengaruh.

Selasa fokus pada perumahan, demikian juga data di hari Kamis. Sektor perumahan menjadi sorotan setelah pejabat Fed Austan Goolsbee menekankan bahwa dirinya lebih khawatir dengan inflasi dari sektor perumahan yang menyebabkan bandelnya inflasi hingga saat ini. Michele Bowman, John Williams dan Raphael Bostic akan berbicara di hari Kamis.

Wall Street juga akan mengawasi dengan cermat perkembangan geopolitik. Kabar terbaru bahwa keduanya (Iran dan Israel) nampaknya mulai mempersiapkan diri meskipun Iran sempat mengatakan ke AS bahwa mereka tidak akan tergesa-gesa melakukan serangan balasan jika gencatan senjata Israel dan Hamas terwujud.

EU

Zona Euro akan merilis Industrial Production di hari Senin dan economic sentiment dari ZEW di hari Selasa bersama dengan economic sentiment dari Jerman di hari yang sama.

Fokus utama akan tertuju pada data inflasi zona Euro yang akan dirilis hari Rabu. Data ini menjadi penting setelah pernyataan Lagarde minggu lalu yang mengatakan bahwa ekonomi Eropa di kuartal 1 masih lemah, dan beberapa pejabat ECB cukup yakin untuk memangkas suku bunga di bulan Juni, sementara sisanya masih ingin menunggu beberapa data ke depan. Inflasi yang turun semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan bahkan beberapa pengamat menilai ECB bisa memangkas lebih cepat dari Fed.

Inggris

Setelah GBP tembus di bawah 1.25000, pasar akan terus mencermati data-data ekonomi tambahan dari Inggris yang berpotensi mendukung alasan untuk BOE segera mempertimbangkan pemangkasan suku bunga seperti halnya ECB.

Data dimulai di hari Selasa dengan tingkat pengangguran dan tingkat upah menjadi sorotan utama. BOE mencari laporan upah yang mereda sehingga memiliki harapan untuk mulai menekan permintaan, sehingga inflasi berpotensi melemah. Dengan demikian BOE memiliki alasan nantinya untuk mempercepat pemangkasan suku bunga.

Gubernur BOE Andrew Bailey akan berpidato di malam hari. Pasar kemungkinan akan mencermati apakah ada perubahan sikap dari Bailey tentang ekonomi. Di pertemuan BOE terakhir, Bailey memberi isyarat bahwa dirinya terbuka untuk membahas pemangkasan setelah meyakini beberapa bukti yang menunjukkan inflasi dalam jalur yang benar dan kondisi ekonomi yang juga melambat.

Dan CPI Inggris di hari Rabu akan menjadi menarik karena semakin rendah inflasi, maka semakin bertambah bukti tambahan yang mendukung untuk pembahasan pemangkasan suku bunga di pertemuan BOE selanjutnya.

Dan retail sales Inggris menutup rangkaian data Inggris di hari Jumat, termasuk pernyataan dari pejabat BOE Ramsden.

Jepang

Data ekonomi Jepang akan bertumpu pada trade balance Jepang di hari Rabu dan data CPI di hari Jumat. Dan BOJ speaker muncul di hari Kamis.

Yang juga tak kalah menarik adalah pertemuan antar Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota G20 yang akan diadakan 17-18 April minggu depan. Pertemuan Pejabat Kementerian Keuangan Jepang minggu lalu mengatakan ada kesempatan untuk membahas mata uang dengan para anggota G20. Pasar membaca situasi tersebut sebagai peluang intervensi yang mungkin terjadi setelah Jepang ‘mendapat izin’ dari AS dan negara G20 lainnya untuk melakukan intervensi terkoordinasi. Jika gagal, maka Jepang kemungkinan harus mempertimbangkan untuk melakukannya sendiri. Tapi apakah efektif? Tentunya akan lebih sedikit efektif dibanding jika dilakukan intervensi terkoordinasi.

China

Agenda utama data ekonomi China minggu depan bertumpu pada GDP dan tingkat pengangguran yang akan dirilis hari Selasa. Pertumbuhan GDP China diperkirakan turun dari 5.2% menjadi 5.0% y/y di kuartal pertama 2024. Ini menjadikan tekanan bagi pemerintah China dan PBOC untuk membuktikan komitmennya dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Dan agenda bank sentral PBOC adalah pengumuman suku bunga MLF di tanggal 15 setiap bulannya dan LPR di tanggal 20 setiap bulannya. Sejauh ini diperkirakan baik MLF 1 tahun maupun LPR 1 dan 5 tahun kemungkinan tetap tidak berubah. (marketpulse)

HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR

Senin

CHF PPI, EUR Industrial Production, CAD Housing Starts, US Retail Sales, US NY Empire State Manufacturing Index

Selasa

US FOMC Member Daly speaks, CNY GDP, CNY Industrial Production, CNY Unemployment Rate, UK Avg Earnings, UK Claimant Count Change, UK Unemployment Rate, EUR German ZEW Economic Sentiment, EUR ZEW Economic Sentiment, CAD Housing Starts, US Building Permits, US Housing Starts, CAD CPI, US Industrial Production

Rabu

UK Gov Bailey speaks, NZD CPI, JPY Trade Balance, UK CPI, EUR CPI, US Crude Oil Inventories

Kamis

US Beige Book, UK MPC Member Haskel speaks, US FOMC Member Mester and Bowman speaks, AUD Unemployment rate, JPY BOJ Member Noguchi speaks, EUR Leader summit, US Initial Jobless Claims, US Philly Fed Manufacturing index, US FOMC Member Williams speaks, US FOMC Member Bostic Speaks, US Existing Home Sales

Jumat

Fed’s balance sheet, JPY National CPI, UK Retail Sales, German PPI, UK MPC Member Ramsden speaks

Weekly Technical Outlook

FOREX

EURUSD: Weekly candle ditutup bearish engulfing yang berarti tekanan turun berpotensi berlanjut di minggu depan. Hal ini juga mengkonfirmasi potensi pola head & shoulders yang muncul di grafik Weekly. Euro berpotensi lanjut turun di bawah 1.06000, dan bahkan target utama dari pola head & shoulders membuka peluang untuk penurunan hingga zona 1.04100. Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan Lagarde minggu lalu yang dinilai pasar cenderung sedikit dovish dibanding pertemuan sebelumnya. Beberapa data ekonomi Euro yang akan dirilis terutama akan terfokus pada inflasi zona Euro. Jika inflasi dirilis lebih lemah, maka akan memperkuat tekanan pada ECB untuk mulai memangkas suku bunga di bulan Juni, lebih cepat dibanding Fed. Di sisi lain, jika data tetap tinggi, maka sedikit mengurangi ekspektasi tersebut sehingga Euro berpeluang naik. Di sisi lain, dolar juga perlu dicermati karena statusnya belakangan sebagai safe haven sehingga menguat terhadap sejumlah mata uang di tengah tensi geopolitik.

Resistance : 1.07272, 1.08422, 1.09800,

Support :  1.05000, 1.04097, 1.03440

Outlook :  Strong Bearish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly ditutup bearish dan potensi penurunan sepertinya masih bisa berlanjut seiring ancaman tekanan pada Wall Street akibat tekanan geopolitik. Tapi hal ini akan berubah jika tensi mereda, dan Nikkei akan kembali pada jalur kenaikan karena lemahnya mata uang Yen. Support 38050 kemungkinan menjadi support psikologis terakhir dan jika ditembus akan membuat tekanan yang lebih dalam. Support terdekat berikutnya adalah 37754 untuk potensi penurunan lanjutan.

Resistance : 39000, 39540, 39862

Support : 38475, 38050, 37754

Outlook : Bearish

HANGSENG:  Tekanan juga ancam Hangseng setelah minggu lalu ditutup shooting star. Tekanan berasal dari luar lebih besar daripada domestik. Namun, pasar akan mencermati data GDP China untuk memastikan seberapa lambat ekonomi China. Jika sesuai ekspektasi, maka kemungkinan hal ini sudah diantisipasi pasar, dan ada peluang untuk berbalik rebound. Area 17060 menjadi area resistance terdekat yang memicu kenaikan, sebaliknya support 16300 juga perlu dicermati!

Resistance : 17000, 17250, 17500

Support : 16500, 16335, 16030

Outlook : Bearish

CFD

Dow Jones: Weekly ditutup Bearish dengan real body hitam yang cukup panjang. Ini me ngkonfirmasi penurunan dari pola bearish engulfing di minggu sebelumnya. Tekanan kemungkinan akan tetap dominan selama data AS dirilis lebih kuat, dan isu geopoolitik yang tetap membayangi. Sebaliknya, jika geopolitik berhasil diredam atau bahkan tidak terjadi eskalasi, bullish dan bearish akan kembali memiliki kesempatan yang sama sehingga reaksi pasar kemungkinan akan bergantung pada data ekonomi AS saja.  Cermati support 37647 dalam waktu dekat! Jika area ini tembus, maka peluang turun ke 37000 atau bahkan 36814 sangat terbuka. Sebaliknya, jika 37647 tidak ditembus, ada peluang untuk rebound dan resistance 38663 akan menjadi jembatan yang cukup baik untuk rebound tersebut. Di sisi lain, jika geopolitik cenderung membahayakan dan terus memanas, waspada penurunan lebih lanjut hingga kisaran 36000 cukup berpotensi untuk terjadi mengingat pasar belum pernah terkoreksi tajam setelah rally berminggu-minggu lamanya.

Resistance : 38400, 38655, 38940

Support :  38155, 37647, 37020

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly ditutup oleh spinning tops dan jika menganggap 2 candle terakhir sebagai bearish harami juga memenuhi syarat. Ini artinya penurunan bisa terjadi minggu depan. Faktor penyebabnya adalah proyeksi permintaan global yang diperkirakan IEA turun dan juga inventori AS yang kuat. Sebaliknya, jika geopolitik terus memanas, maka peluang kenaikan akan mengambil alih dan cenderung dominan. Sejauh ini area 89 adalah resistance psikologis, dan 83 adalah support psikologis. Cermati kedua zona untuk waktu dekat! Jika salah satu ditembus, maka sentimen pasar akan terbentuk sesuai penembusan salah satunya. Namun, kami mewaspadai kenaikan di atas zona 90 yang juga sekaligus membuat prospek inflasi global naik sehingga mengganggu ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed maupun bank sentral lain yang sedang berjuang dengan inflasi.

Resistance : 87.60, 89.50, 91.00

Support : 85.38, 83.49, 81.80

Outlook : Limited Bearish

GBPUSD: Tembus MA 50 Weekly, Tekanan Terus Berlanjut?

Weekly ditutup bearish dengan candle hitam panjang dan akhirnya tembus dan ditutup di bawah MA 50 Weekly. Ini berarti pertanda penurunan akan lebih kuat dibanding sebelumnya, sekaligus membuka peluang untuk mengkonfirmasi pola head & shoulders di grafik Weekly yang selama ini membayangi. Neckline 1.22500 akan menjadi pertahanan terakhir yang harus diwaspadai. Data inflasi Inggris dan laporan tenaga kerja Inggris akan menjadi salah satu pemicu selain pergerakan dolar AS minggu depan!

Resistance :  1.25550, 1.27700, 1.29000

Support  :  1.23069, 1.22500, 1,20696

Outlook : Strong Bearish

GOLD: Minggu ke-3 April, History Says ‘Waktunya Koreksi’?

Weekly candle ditutup bullish dengan real body sedikit lebih pendek dibanding sebelumnya, dengan tail atas yang cukup panjang pasca cetak rekor tertinggi baru 2431. Secara teori, candle ini merupakan candle shooting star yang berarti peluang koreksi turun akan terjadi. Tapi tidak mutlak! Artinya, pola ini bisa digagalkan jika ternyata harga kembali menguji resistance dan ditutup lebih tinggi dari zona high sebelumnya. Faktor yang bisa membuat hal itu adalah dorongan geopolitik dan juga data ekonomi AS yang lemah. Jika keduanya terpenuhi, maka bersiap untuk kenaikan berikutnya yang membuka peluang untuk mendekati all time high kembali atau bahkan melebihinya. Sebaliknya, faktor negatif adalah jika ternyata tidak terjadi eskalasi geopolitik dan data ekonomi AS yang terus menerus lebih solid atau lebih kuat dari perkiraan. Hal ini akan memicu penurunan kembali di bawah zona 2320, dan membuka peluang koreksi tajam berlanjut di bawah 2300, dengan support terkuat diperkirakan ada di 2260-2265.

Resistance : 2365, 2380, 2420

Support :   2335, 2300, 2265

Outlook : Bullish

USDJPY: Waspada! 155 atau 149? Tergantung BOJ!

Kita dihadapkan pada potensi pelemahan yen yang berkelanjutan. Weekly candle ditutup bullish dan proyeksi FE 61.8% Weekly menunjukkan zona 155 sangat mungkin dilirik sebagai target kenaikan berikutnya. Ini bisa terjadi jika tidak ada tindakan apapun dari BOJ maupun MOF Jepang. Sebaliknya, jika Jepang berhasil merayu AS dan negara anggota G20 untuk intervensi terkoordinasi, maka kita berpeluang melihat zona 149 sebagai hasilnya, atau bahkan lebih rendah. Yen juga diuntungkan jika geopolitik memanas karena diincar sebagai safe haven, tapi kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu jauh dibanding intervensi terkoordinasi!

Resistance :  154.00, 155.502, 157.067

Support : 152.000, 150.760, 148.360

Outlook : Bullish

FOREXLATESTEND OF LAST WEEK3-MONTHS AGO1-YEAR AGO
GBPUSD1.244731.263691.268251.25662
EURUSD1.063991.083621.081261.10165
USDJPY153.295151.616146.846136.293
AUDUSD0.646080.657760.660340.67316
COMMODITIES
XAUUSD2342.072324.462039.011988.63
CLSCID85.4486.7175.8276.67
INDEKS SAHAM
DJI38224392373828334206
HSI16752167301551419792
NKI38885392753592529015
NASDAQ18171.5018308.5017263.7514292.25

Disclaimer:

Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.