Pasar menunggu hasil perundingan AS dengan Jepang dan Korea

Published on 04/18/2024

Dolar mengalami koreksi  terhadap mata uang lainnya dengan absennya data ekonomi di AS semalam. Sebelumnya dolar terus menguat dalam 6 hari terakhir seiring dengan peluang Fed untuk menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang semakin menipis. Sejumlah pejabat Fed dan Ketua Fed – Jerome Powell kembali mengungkapkan masih perlunya suku bunga acuan dipertahankan seiring dengan laju inflasi yang justru kembali naik tidak sesuai seperti yang diharapkan. Gubernur Fed Cleveland – Loretta Mester semalam mengatakan jika inflasi belum mencapai 2% maka suku bunga acuan saat ini masih akan terus dipertahankan. Gubernur Fed – Michelle Bowman di tempat lain mengatakan Inflasi bergerak lambat dan berpeluang stagnan sehingga kebijakan moneter yang ketat saat ini masih akan dipertahankan dan butuh waktu lebih lama untuk memastikan kebijakan moneter tersebut cukup ketat untuk menekan inflasi. Sementara angka inflasi di negara belahan dunia lainnya terus menurun seperti yang diharapkan. Sedangkan sejumlah data lainnya di AS masih menunjukkan aktifitas ekonomi yang kuat bahkan melampaui perkiraan semakin mempersempit peluang Fed untuk memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat ini. Meskipun dalam laporan Beige Book yang dirilis Fed semalam menunjukkan pertumbuhan ekonomi di 12 negara bagian di AS hanya sedikit lebih baik dibandingkan periode dari akhir Februari hingga awal April lalu dan perusahaan swasta mengantisipasi angka inflasi yang relatif tetap stabil. Ekspektasi akan langkah Fed memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps semakin bergeser  dari sebanyak 3 kali menjadi hanya 2 kali di tahun ini. Begitu pula dengan peluang Fed untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang semakin menipis dan antisipasi pasar bergeser pada pertemuan moneter di bulan September yang akan datang. Hal ini semestinya masih akan menguntungkan mata uang dolar seiring dengan perbedaan yield obligasi pemerintah AS yang memberikan imbal balik lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah negara lainnya. Perundingan antara AS dengan Jepang dan Korea perihal melemahnya mata uang mereka terhadap semakin menguatnya mata uang dolar menjadi kekhawatiran akan langkah intervensi bersama ketiga negara tersebut untuk menstabilkan harga yang membuat mata uang dolar terkoreksi. Ketegangan geopolitik juga masih cukup tinggi menunggu reaksi dari Israel atas serangan balasan dari Iran beberapa hari lalu. Hari ini akan dirilis laporan mingguan klaim pengangguran, data indeks manufaktur negara bagian Philadelphia dan juga pidato dari sejumlah pejabat Fed.

Yen bergerak menguat terhadap dolar seiring dengan semakin santernya peluang pemerintah Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang. Pemimpin otoritas keuangan Jepang dan Korea bertemu dengan rekannya dari AS untuk membahas mata uang Yen dan Won yang melemah tajam terhadap dolar akhir-akhir ini. Hal ini mengarah pada kerjasama untuk melakukan intervensi guna menstabilkan harga kedua mata uang tersebut terhadap dolar. Meskipun di pasar beredar level intervensi pemerintah Jepang baru akan dilakukan jika mata uang Yen melemah hingga level 155 yang hanya beberapa poin lagi dari level tertinggi terbaru di 154.79 beberapa hari lalu. Jika dolar terus menurun maka peluang intervensi semakin tidak diperlukan.

Euro rebound dari level terendahnya terhadap dolar seiring dengan semakin terbukanya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk segera memangkas suku bunga acuan paska rilis data inflasi CPI semalam. Data inflasi CPI year-on-year di Uni Eropa terus menurun dari 2.6% menjadi 2.4% sesuai perkiraan. Begitu pula dengan data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, bahan pangan, alkohol dan tembakau juga menurun dari 3.1% menjadi 2.9%. Dengan inflasi yang semakin mendekati target dan juga komentar dari Presiden ECB- Christine Lagarde yang mengatakan untuk mulai melongggarkan kebijakan moneter tidak perlu menunggu inflasi mencapai target 2% asal laju inflasi terus menurun. Meski demikian Lagarde semalam mengakui pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa lebih lambat jika dibandingkan dengan di AS sehingga perilaku inflasi di Eropa berbeda dengan di AS. Hari ini hanya ada data neraca keuangan dan laporan bulanan dari Bank Sentral Jerman (BundesBank).

Poundsterling juga rebound terhadap mata uang dolar menyusul data inflasi di Inggris yang meskipun turun namun tidak sebanyak yang diharapkan. Hal ini semakin mempersempit peluang Bank Sentral Inggris (BOE) masih akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama dari yang diperkirakan. Data inflasi CPI di Inggris mengalami penurunan dari 3.4% menjadi 3.2% yang lebih tinggi dari perkiraan turun 3.1%. Dan data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, bahan pangan, alkool dan tembakau menurun dari 4.5% menjadi 4.2% yang juga lebih tinggi dari perkiraan turun hingga 4.1%. Namun meski inflasi sudah turun namun masih cukup jauh dari target 2%. Ekspektasi langkah BOE untuk memangkas suku bunga acuan menjadi bergeser dari pertemuan moneter di bulan Agustus menjadi pada pertemuan moneter di bulan September mendatang. Hari ini tidak ada data.