Fokus pasar pekan ini data pertumbuhan ekonomi GDP di AS dan pertemuan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ)

Published on 04/22/2024

Dolar mixed terhadap mata uang lainnya setelah terjadinya kesepakatan antara AS dengan pemerintah Jepang dan Korea untuk mengawasi pergerakan harga mata uang Yen dan Won secara ketat. Selain itu juga ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga tidak meningkat meskipun Israel kembali melakukan serangan balasan ke Iran. Namun serangan tersebut ditanggapi dingin oleh Iran dan mengatakan tidak akan melakukan serangan balasan. Sementara itu Fed hampir dapat dipastikan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya seiring dengan angka inflasi yang cenderung naik karena fundamental ekonomi di AS yang masih cukup kuat. Ketua Fed – Jerome Powell dan sejumlah pejabat Fed lainnya mengkonfirmasi hal tersebut. Gubernur Fed Atlanta – Raphael Bostic pekan lalu juga mengatakan laju inflasi lebih lambat dari yang diharapkan karena ekonomi terus menciptakan lapangan kerja dan upah yang terus meningkat. Hal tersebut dapat diterima dan Fed juga merasa perlu waktu lebih lama untuk menurunkan angka inflasi tersebut mencapai target 2% seperti yang diinginkan. Bostic juga sepakat Fed tidak perlu tergesa-gesa menurunkan suku bunga hingga akhir tahun ini. Senada dengan itu, Gubernur Fed Chicago – Austan Goolsbee  juga mengatakan sektor tenaga kerja yang masih kuat serta inflasi yang tidak juga turun menyebabkan kebijakan moneter Fed saat ini masih perlu dipertahankan dan menunggu perkembangan data ekonomi selanjutnya. Dengan komentar- komentar tersebut, pasar menggeser ekspektasi akan pemangkasan suku bunga acuan dan menghapus kemungkinan akan dilakukan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang dan beralih pada pertemuan moneter di bulan September mendatang. Dengan ekpektasi pemangkasan suku bunga acuan yang juga berkurang dari 3 kali menjadi hanya 2 kali di tahun ini dan dengan akumulasi pemangkasan bukan lagi 50 bps tetapi hanya 38 bps. Pertemuan moneter FOMC berikutnya dijadwalkan masih akan dilaksanakan pada pekan depan dengan perkiran akan tetap mempertahankan suku bunga acuan. Pekan ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa, indeks manufaktur negara bagian Richmond, data pertumbuhan ekonomi GDP dan data Personal Consumption Expediture (PCE) di penghujung pekan ini.

Yen kembali melemah terhadap dolar meskipun sudah tercapai kesepakatan antara pemimpin tertinggi otoritas keuangan dari AS yang bertemu dengan Jepang dan Korea dalam menjaga mata uang Yen dan Won yang turun tajam. Dengan tercapainya kesepakatan tersebut Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Sentral Korea (BOK) dapat melakukan intervensi jika memang diperlukan. Meski demikian peluang tersebut diperkirakan makin menipis karena untuk melakukannya, bank tersebut perlu mendapat persetujuan dari AS terlebih dahulu. Dan kemungkinan akan mengalami kendala karena pemerintah AS masih mendukung strong dolar policy. Di tempat lain Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) – Kazuo Ueda kemarin mengatakan BOJ mungkin akan kembali menaikkan suku bunga acuan jika mata uang Yen terus turun yang berpotensi mendongkrak inflasi domestik di Jepang. Sedangkan data inflasi yang dirilis pekan lalu menunjukkan terjadinya penurunan dari 2.8% menjadi 2.6% yang lebih rendah dari perkiraan hanya turun 2.7%. BOJ dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter di hari Jumat pekan ini dengan perkiraan masih akan tetap mempertahankan kebijakan moneter saat ini setelah pada pertemuan sebelumnya mengakhiri kebijakan ultra longgarnya.  

Euro relatif terangkat terhadap dolar setelah data inflasi di Jerman menunjukkan tanda-tanda kembali naik. Data inflasi dari sisi produsen PPI di Jerman mengalami peningkatan dari -0.4% menjadi +0.2% yang lebih tinggi dari perkiraan naik 0.0%. Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu juga terjadi peningkatan dari -4.1% menjadi -2.9%. Meski data ini tidak menggambarkan kondisi inflasi Uni Eropa secara keseluruhan, namun memberikan potensi akan penundaan langkah Bank Sentral Eropa (ECB) dalam menurunkan suku bunga acuan seperti ekspektasi pasar. Hari ini akan dirilis data Kepercayaan Konsumen dan pidato dari Presiden ECB – Christine Lagarde yang akan menjadi fokus pasar untuk mengetahui pandangannya terhadap kondisi ekonomi terkini khususnya peluang ECB mamangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat ini.

Poundsterling cenderung melemah terhadap dolar menyusul data sektor ritel di Inggris yang mengalami penurunan. Data Retail Sales mengalami penurunan 0.0% yang lebih rendah dari perkiraan naik 0.3% meski data periode sebelumnya direvisi membaik dari 0.0% menjadi 0.1%. Sedangkan inflasi yang terus turun masih belum menjamin langkah pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Inggris (BOE) dalam waktu dekat ini karena masih cukup jauh dari target 2% yang diinginkan BOE. Meski demikian pejabat BOE cukup yakin resiko inflasi semakin surut. BOE diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Agustus atau September mendatang. Hari ini akan dirilis data Industrial Order dan indeks harga perumahan.