Data PMI akan menjadi fokus pasar malam ini

Published on 04/23/2024

Dolar kembali menguat terhadap mata uang lainnya bahkan hingga menyentuh rekor tertinggi baru terhadap mata uang Yen dalam 34 tahun terakhir. Seiring dengan semakin menyempitnya peluang intervensi dari BOJ setidaknya hingga pertemuan moneter di hari Jumat mendatang. Dolar menguat ditengarai karena perbedaan yield dimana suku bunga Fed tetap masih akan tinggi untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan suku bunga negara utama lainnya yang akan diturunkan tidak lama lagi. Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan dengan peluang semakin besar seiring dengan fundamental ekonomi yang solid di AS sehingga angka inflasi kemungkinan terpicu untuk kembali naik. Setelah absen data ekonomi semalam, hari ini akan ada data PMI di sektor manufaktur dan jasa yang akan memperlihatkan kondisi ekonomi terkini di kedua sektor tersebut sebelum data penting pekan ini berupa pertumbuhan ekonomi GDP di hari Kamis dan indikator inflasi lainnya yaitu Personal Consumption Expenditure di hari Jumat nanti. Data PMI diperkirakan masih akan ada di atas ambang batas ekspansif 50 dan data GDP diperkirakan mengalami penurunan dari 3.4% menjadi 2.5%. Sedangkan indikator inflasi PCE year-on-year diperkirakan mengalami sedikit kenaikan dari 2.5% menjadi 2.6%, meskipun Core PCE diperkirakan menurun dari 2.8% menjadi 2.6%. Data minor dari University of Michigan juga memperkirakan ekspektasi inflasi masih akan naik dari 2.9% menjadi 3.1%. Dengan masih adanya potensi inflasi kembali naik, tentu akan semakin memperjelas peluang Fed akan menunda pemangkasan suku bunga dan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan untuk waktu yang lebih lama. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Ketua Fed dan sejumlah pejabat Fed lainnya yang merasa Fed perlu waktu lebih lama dan tidak perlu tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuan. Satu hal lagi yang menjadi kekhawatiran adalah adanya pemilu di AS di bulan November nanti yang akan menjadi kendala bagi Fed jika Donald Trump kembali duduk di kursi Presiden. Trump berpeluang campur tangan dalam urusan Federal Reserve terlebih jika angka inflasi tidak juga turun seperti yang diharapkan Fed. Data PMI akan dirilis pada pukul 20:45 dan data indeks manufaktur negara bagian Richmond serta data dari sektor perumahan akan dirilis 15 menit setelahnya.

Yen terus melemah terhadap dolar hingga  menjadi level 154.82 yang merupakan level tertinggi dalam 34 tahun terakhir atau sejak pertengahan tahun 1990-an. Spekulasi terakhir di pasar memperkirakan Bank Sentral Jepang (BOJ) akan melakukan internvensi jika Yen menyentuh angka 155 per dolar AS. Dengan hanya beberapa pips lagi menyentuh level tersebut membuat pelaku pasar mulai khawatir. Namun dengan pertemuan moneter BOJ yang dijadwalkan pada hari Jumat nanti mempersempit peluang tersebut mengingat jeda waktu yang hanya beberapa hari lagi. Kemungkinan juga karena dengan kondisi mata uang dolar yang menguat terhadap semua mata uang lainnya, maka akan terlalu besar dampak negatifnya terhadap neraca keuangan jika melakukan intervensi saat ini. Data PMI di sektor manufaktur di Jepang mulai membaik dari 48.2 menjadi 49.9 yang sedikit lagi melewati ambang batas ekspansif 50 dan jauh lebih baik dari perkiraan turun 48.0.  

Euro relatif stabil terhadap dolar walau cenderung turun seiring dengan data ekonomi yang semakin menurun. Kepercayaan Konsumen relatif masih mengalami penurunan sama seperti periode sebelumnya di -15 yang lebih rendah dari perkiraan sedikit membaik -14. Secara umum kondisi ekonomi di Uni Eropa juga tidak sebaik di AS sehingga Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga acuan sesuai dengan perkiraan semula. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor manufaktur dan jasa serta pidato dari Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) – Joachim Nagel.

Poundsterling berlanjut melemah terhadap dolar dengan kondisi ekonomi di Inggris yang masih cenderung melemah dan belum sepenuhnya pulih. Namun angka inflasi yang tinggi di Inggris akan mencegah Bank Sentral Inggris (BOE) untuk segera menurunkan suku bunga acuan. Data ekonomi di sektor perumahan yang terus melemah juga menjadi kekhawatiran akan semakin berkurangnya daya beli ditambah dengan tingginya suku bunga menjadikan ekonomi terus menurun. Hari ini akan dirilis data PMI yang diperkirakan sedikit meningkat walau masih diatas ambang batas ekspansif.  Selain itu juga dirilis data Hutang Sektor Publik yang diperkirakan semakin meningkat yang berdampak negatif terhadap mata uang.