Data GDP AS malam ini akan jadi fokus pasar menunggu langkah moneter BOJ

Published on 04/25/2024

Dolar kembali menguat terhadap mata uang lainnya terlebih terhadap Yen yang menembus level 155 seiring dengan kondisi ekonomi di AS yang terus menunjukkan peningkatan dan semakin memperkuat peluang Fed menunda pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini. Data Durable Goods Order yang dirilis semalam menunjukkan terjadinya peningkatan 2.6% yang lebih baik dari perkiraan 2.5% walaupun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 1.4% menjadi 1.3%. Sedangkan data Core yang tidak menyertakan komponen dari sektor otomotif turun 0.2% sedikit di bawah perkiraan 0.3% dan data periode sebelumnya direvisi menurun dari 0.5% menjadi 0.3%. Data ini menandakan bahwa sektor otomotif memberikan kontribusi yang cukup signifikan akan permintaan barang produksi daripada sektor lainnya. Selanjutnya pelaku pasar akan mencermati laporan pertumbuhan ekonomi GDP yang akan dirilis malam ini dan indikator inflasi PCE esok hari. Dari data-data tersebut akan diketahui seberapa banyak Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan untuk tahun ini. Sejauh ini spekulasi di pasar memperkirakan Fed baru akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan September mendatang yang sudah bergeser cukup jauh dari perkiraan awal di bulan Juni mendatang, dengan akumulasi di bawah 50 bps yaitu antara 42 hingga 38 bps hingga akhir tahun ini. Sementara itu bank sentral lainnya seperti yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan lebih dahulu membuat perbedaan suku bunga tersebut menjadi sentimen positif untuk mata uang dolar. Dengan kondisi ekonomi yang lebih baik dari belahan dunia lainnya dan juga laporan keuangan emiten saham bursa AS yang cukup menjanjikan. Selain itu mata uang dolar juga sering dijadikan safe haven karena likuiditas yang tinggi. Data pertumbuhan ekonomi GDP akan dirilis pada pukul 19:30 WIB bersamaan dengan data neraca perdagangan.

Yen terus melemah terhadap dolar hingga menembus diatas level 155 untuk pertama kali sejak tahun 1990 yang lalu menjelang pertemuan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) yang akan berakhir esok hari. Level yang sebelumnya dianggap menjadi titik balik dimana BOJ akan melakuan intervensinya. Setelah melewati level ini, spekulasi di pasar menyebutkan level 160 sebagai titik balik berikutnya. Walaupun selama ini BOJ tidak pernah melakukan intervensi mata uang Yen di angka bulat seperti itu. Sementara itu pejabat senior dari partai yang berkuasa di Jepang – Takao Ochi menyebutkan belum ada diskusi aktif di level berapa Yen akan tepat untuk direaksi oleh BOJ. Meski Menteri Keuangan dan sejumlah pejabat lainnya terus mengatakan memonitor pergerakan harga Yen secara intensif dan akan bertindak jika memang diperlukan. BOJ diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter yang akan berakhir besok karena pada pertemuan moneter sebelumnya BOJ sudah menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali sejak tahun 2007 yang lalu. Walau Gubernur BOJ – Kazuo Ueda beberapa kali mengatakan BOJ memungkinkan untuk menaikkan suku bunga acuan jika melemahnya mata uang Yen berpotensi menaikkan angka inflasi di Jepang.

Euro cenderung terkoreksi terhadap dolar meski agak tertahan oleh penguatan terhadap mata uang Yen. Setelah data aktifitas ekonomi di sektor manufaktur dan jasa pada data PMI cukup mixed, data iklim bisnis dari IFO di Jerman cukup menjanjikan dengan meningkat 89.4 yang melampaui perkiraan naik 88.9 dari periode sebelumnya 87.9. Namun data yang sama dari NBB di Belgia justru sebaliknya menurun dari -10.4 menjadi -11.9 yang lebih jelek dari perkiraan membaik -9.6. Hari ini masih ada data iklim konsumen di Jerman dari GfK dan juga buletin ekonomi yang akan dirilis oleh Bank Sentral Eropa (ECB). ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang. Hal ini juga diakui oleh Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) – Joachim Nagel dalam pidato semalam. Nagel mengatakan pemangkasan suku bunga acuan di bulan Juni tidak serta merta akan diikuti dengan pemangkasan selanjutnya. Hal ini dikarenakan kemungkinan inflasi akan mencapai target yang diinginkan dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan.

Poundsterling juga mengalami koreksi terhadap dolar setelah data aktifitas ekonomi yang positif sehari sebelumnya sempat mengangkat mata uang tersebut. Dan juga komentar dari Ketua ahli ekonomi Bank Sentral Inggris (BOE) – Huw Pill yang mengatakan pemangkasan suku bunga acuan masih terlalu dini untuk dibahas. Komentar tersebut agak bertentangan dengan pendapat dari Gubernur BOE – Andrew Bailey yang mengindikasikan inflasi terus berlanjut turun sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pula dengan pejabat BOE lainnya – Dave Ramsden yang mengatakan tekanan dari resiko inflasi sudah mulai berkurang. Dengan komentar tersebut membuat peluang BOE untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Agustus semakin memungkinkan sesuai dengan ekspektasi pasar. Bahkan mungkin bisa lebih cepat dari itu yaitu di bulan Juni walau dengan peluang yang lebih kecil di bawah 40%. Hari ini akan dirilis data Realized Sales dari CBI.