Hampir dapat dipastikan Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC pekan ini

Published on 04/29/2024

Dolar berlanjut menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan indikasi inflasi yang cenderung naik yang semakin memperkuat peluang Fed menunda pemangkasan suku bunga acuan lebih lama lagi. Sementara itu Bank Sentral Jepang (BOJ) Jumat lalu sesuai perkiraan masih mempertahankan suku bunga dan belum ada tanda-tanda akan melakukan intervensi dalam waktu dekat sehingga dolar semakin menguat tajam hingga membuat rekor tertinggi dalam 34 tahun terakhir. Indikator inflasi dari sisi personal berupa data Personal Consumption Expenditure (PCE) maupun Core PCE untuk bulan ini masih stabil dan sesuai perkiraan sama seperti periode sebelumnya 0.3%. Namun jika dibandingkan dengan data setahun sebelumnya, PCE mengalami kenaikan dari 2.5% menjadi 2.7% yang lebih tinggi dari perkiraan hanya naik 2.6%. Dan data Core PCE masih stagnan sama seperti periode sebelumnya di 2.8% lebih tinggi dari perkiraan turun 2.7%. Data lain berupa personal income mengalami kenaikan sesuai perkiraan dari 0.3% menjadi 0.5%. Namun personal spending relatif masih tinggi sama seperti periode sebelumnya 0.8% yang lebih tinggi dari perkiraan menurun 0.6%. Sedangkan survey dari University of Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi kembali naik dari 3.1% menjadi 3.2% sedangkan sentimen konsumen mengalami penurunan menjadi 77.2 dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 77.9. Dengan data-data ini masih sulit bagi Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuannya sehingga peluang Fed melakukan pemangkasan tidak hanya bergeser waktunya namun juga semakin kecil akumulasi pemangkasan yang akan dilakukan. Diperkirakan peluang Fed menurunkan suku bunga acuan dari pertemuan moneter FOMC di bulan Juni bergeser menjadi bulan September. Dengan peluang semakin menurun dari hampir 70% di awal pekan lalu menjadi hanya 58% di akhir pekan lalu. Dan peluang pemangkasan suku bunga acuan di bulan Desember semakin meningkat yaitu sebanyak 80%. Dari perkiraan akumulasi 150 bps di awal tahun ini hingga sampai di bawah 40 bps pada perkiraan terakhir pekan lalu. Dengan demikian pertemuan moneter FOMC pekan ini yaitu pada hari Selasa – Rabu nanti Fed dipastikan tidak akan melakukan perubahan kebijakan moneter yang masih ketat saat ini. Terlebih data penting di sektor tenaga kerja akan dirilis setelah pertemuan pertemuan tersebut berakhir. Pekan ini selain pertemuan moneter FOMC juga akan dirilis data Chicago PMI, data PMI Manufaktur dan Jasa serta data-data di sektor tenaga kerja seperti ADP, JOLTS dan Non-Farm Payroll (NFP).

Yen merosot tajam terhadap dolar hingga menyetuh level tertinggi 157.795 yang merupakan level tertinggi sejak Juni tahun 1990 yang lalu. Hal ini terjadi paska pertemuan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menetapkan untuk tidak melakukan perubahan suku bunga acuan meski masih membuka peluang untuk kenaikan suku bunga acuan berikutnya. BOJ dalam pertemuan moneter sebelumnya mengakhiri kebijakan moneter ultra longgarnya yang sudah bertahan lebih dari 2 dekade terakhir. Terlebih setelah data inflasi yang sudah dirilis sebelumnya menunjukkan tanda-tanda terus menurun sehingga tidak perlu khawatir akan adanya ancaman inflasi seperti negara lainnya. Gubernur BOJ – Kazuo Ueda dalam konferensi pers mengatakan kebijakan moneter tidak ditargetkan untuk mendongkak mata uang Yen meskipun volatilitas Yen akan berdampak langsung pada perekonomian dan lonjakan harga barang. Dengan kata lain pergerakan mata uang Yen mengganggu ekonomi akan menjadi alasan perlunya peubahan kebijakan moneter. Ini bisa diartikan sebagai langkah intervensi yang bisa dilakukan setelah mata uang Yen melemah dalam beberapa dekade terakhir ini. Hari ini bursa saham dan pasar mata uang Jepang libur merayakan Showa Day.

Euro berlanjut melemah seiring dengan mata uang dolar yang terus menguat namun sedikit tertahan oleh cross Euro terhadap Yen yang mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni 2023 lalu. Data ekonomi juga tidak terlalu positif sehingga mendukung pelemahan tersebut. Data pengangguran di Spanyol meningkat ke 12.3% yang lebih tinggi dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya di 11.8%. Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menyusul Bank Sentral Swiss (SNB) dalam menurunkan suku bunga acuannya. Sejumlah pejabat ECB juga menyuarakan hal tersebut dengan mengatakan resiko terhadap ekonomi yang ada jika terlambat menurunkan suku bunga acuannya. Pertemuan moneter ECB dijadwalkan pada bulan Juni mendatang. Data inflasi bulan lalu yang terakhir menunjukkan indikasi terus menurun dan semakin mendekati target 2% seperti yang diharapkan. Apakah tren indikator ini akan terus berlanjut? Hari ini akan dirilis data inflasi CPI di Jerman dan Spanyol dan pekan ini akan dirilis sejumlah data penting seperti data inflasi CPI untuk Uni Eropa keseluruhan pada hari Selasa besok, serta data PMI di sektor manufaktur dan Tingkat Pengangguran. Sejumlah negara hari Rabu nanti libur merayakan hari buruh May Day.

Poundsterling juga ikut melemah seiring dengan penguatan mata uang dolar meskipun data ekonomi cukup positif. Data Kepercayaan Konsumen dari GfK menunjukkan kenaikan dari -21 menjadi -19 yang lebih baik dari perkiraan hanya meningkat -20. Namun hal ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan moneter dari Bank Sentral Inggris (BOE) yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan mengingat angka inflasi yang masih cukup jauh dari perkiraan. Sementara pekan ini tidak terlalu banyak data yang akan dirilis hanya data PMI di sektor manufaktur dan jasa di hari Rabu dan Jumat mendatang.