BOJ melakukan intervensi di tengah libur Golden Week di Jepang

Published on 04/30/2024

Dolar mengalami koreksi tajam terhadap mata uang Yen seiring dengan langkah yang diduga sebagai intervensi dari Bank Sentral Jepang (BOJ). Dolar terkoreksi sebanyak 5 yen dari 160.245 yang merupakan level tertinggi sejak tahun 1990 merosot hingga 154.515 dan sempat sedikit rebound untuk ditutup di angka 156.315. Meski demikian otoritas keuangan Jepang menolak berkomentar baik membenarkan maupun menyangkal mengenai penguatan tajam mata uang Yen kali ini. Setelah intervensi BOJ, fokus pasar kembali tertuju pada pertemuan moneter FOMC yang dimulai malam ini dan akan diumumkan hasilnya pada esok hari lewat tengah malam. Hampir dapat dipastikan Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannya seiring dengan tekanan inflasi yang kembali cenderung naik. Bahkan ekspektasi pasar akan langkah pemangkasan suku bunga acuan Fed sudah semakin bergeser sejak awal tahun yang diperkirakan akan dilakukan pada pertemuan FOMC di bulan Maret lalu, kemudian bergeser akan dilakukan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang dan terakhir bergeser lagi akan dilakukan pada pertemuan moneter di bulan September yang akan datang. Akumulasi pemangkasan juga bergeser mulai dari sebanyak 150 bps di awal tahun turun terus hingga di bawah 50 bps pada akhir pekan lalu. Pertemuan moneter FOMC kali ini mungkin yang paling tidak diharapkan ada perubahan kebijakan moneter dari Fed. Namun yang akan dicermati adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi, proyeksi inflasi dan kemungkinan dot-plot atau prediksi suku bunga acuan sampai akhir tahun ini hingga 2 tahun ke depan. Malam ini data ekonomi yang akan dirilis berupa kepercayaan konsumen dan juga data Chicago PMI, selain itu juga ada data Employment Cost Index serta indeks harga perumahan.

Yen melonjak tajam terhadap mata uang lainnya terutama terhadap dolar sebanyak 5 yen seiring dengan dugaan intervensi dari Bank Sentral Jepang (BOJ) di saat pasar Jepang sendiri sedang libur Golden Week antara 29 April hingga 5 Mei dengan sejumlah hari libur berturut-turut.  Ini sebenarnya sudah diperkirakan dimana BOJ akan melakukan intervensi di saat mata uang Yen menyentuh level 160 dan merupakan langkah intervensi  dalam 18 bulan terakhir. Yen turun dari 160.245 hingga 154.515 dan sedikit rebound ke level 156.495 dan sempat menurun tajam untuk kedua kalinya namun tidak sampai turun lebih rendah lagi hanya sampai level 155.05. Otoritas keuangan Jepang menolak berkomentar baik membenarkan maupun menyangkal langkah intervensi tersebut. Wakil Menteri Keuangan dalam Hubungan Internasional – Masato Kanda menolak berkomentar ketika ditanya apakah pemerintah Jepang melakukan intervensi meskipun sumber lain yang tidak mau disebutkan mengiyakan pertanyaan yang sama. Data ekonomi yang dirilis hari ini menunjukkan Retail Sales mengalami penurunan tajam dari 4.7% menjadi 1.2% yang jauh di bawah perkiraan turun 2.5%. Data lain berupa tingkat pengangguran masih stabil di 2.6% sama seperti periode sebelumnya dan lebih tinggi dari perkiraan turun 2.5%. Data-data ini tidak terlalu berpengaruh terlebih dengan adanya langkah intervensi BOJ.

Euro menguat seiring dengan intervensi BOJ terhadap mata uang Yen. Fundamental ekonomi di Jerman menunjukkan risiko inflasi kembali meningkat dari 0.4% menjadi 0.5% walau tidak setinggi perkiraan 0.6%. Begitu pula dengan inflasi di Spanyol yang mengalami kenaikan dari 3.2% menjadi 3.3% namun tidak setinggi perkiraan naik hingga 3.4%. Hari ini akan dirilis data inflasi CPI untuk Uni Eropa secara keseluruhan yang akan memberikan gambaran lebih jelas kondisi inflasi secara umum yang akan menjadi acuan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menentukan langkah moneter berikutnya. ECB diperkirakan akan mendahului Fed menurunkan suku bunga acuannya menyusul Bank Sentral Swiss (SNB) yang sudah lebih dahulu menurunkan suku bunga acuannya. Selain data CPI juga akan dirilis data GDP untuk masing-masing negara di kawasan ini dan untuk Uni Eropa secara keseluruhan.

Poundsterling ikut rebound seiring dengan melemahnya mata uang dolar karena langkah intervensi BOJ semalam. Selain juga karena didukung oleh bursa saham FTSE yang mencetak rekor tertinggi baru dalam lebih dari 13 bulan terakhir. Meski demikian Bank Sentral Inggris (BOE) yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan mengingat angka inflasi yang masih cukup jauh dari perkiraan. Menjelang MayDay esok hari tidak ada data ekonomi yang cukup berarti.