NFP Jumat lalu mengecewakan, peluang Fed menurunkan suku bunga semakin meningkat

Published on 05/06/2024

Dolar berlanjut melemah terhadap mata uang lainnya terlebih terhadap Yen setelah data sektor tenaga kerja di AS cukup mengecewakan. Laporan Non-Farm Payroll (NFP) dan PMI di sektor jasa keduanya yang menjadi indikator aktifitas ekonomi sekaligus pemicu inflasi keduanya turun di bawah perkiraan. Penambahan lapangan kerja NFP hanya bertambah 175K yang jauh lebih rendah dari perkiraan 243K dan turun di bawah 200K untuk pertama kali di tahun ini, bahkan terendah sejak Oktober tahun lalu. Sedangkan data periode sebelumnya justru direvisi meningkat dari 303K menjadi 315K. Upah rata-rata menurun ke 0.2%, lebih rendah dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 0.3%. Jika dibandingkan dengan data setahun sebelumnya juga terjadi penurunan dari 4.1% menjadi 3.9% yang lebih rendah dari perkiraan hanya turun 4.0%. Ini merupakan penurunan terendah sejak Mei 2021 yang lalu dan terus turun di kisaran 3% plus. Sementara tingkat pengangguran juga meningkat ke 3.9% melebihi perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 3.8%.  Sedangkan data PMI di sektor jasa dari ISM juga turun cukup tajam di bawah ambang batas 50 dari 51.7 menjadi 49.4 yang jauh berbeda 360° dari perkiraan naik 52.0. Meskipun komponen tenaga kerja di dalamnya meningkat dari 48.5 menjadi 49.5 yang melebihi perkiraan hanya naik 49.0, namun masih di bawah ambang batas 50 yang menandakan ekonomi masih dalam kontraksi dan belum cukup ekspansif. Dengan data-data ini, tekanan inflasi akan semakin menurun sejalan dengan yang diharapkan Fed. Dan semakin membuka peluang bagi Fed untuk menurun suku bunga acuannya. Gubernur Fed Chicago – Austan Goolsbee menanggapi data tersebut mengatakan sektor tenaga kerja menunjukkan pertumbuhan yang melambat semakin meyakinkan Fed bahwa ekonomi tidak “overheating”.  Sebelumnya Ketua Fed – Jerome Powell paska pertemuan moneter pekan lalu juga menepis kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuan seperti pendapat Gubernur Fed – Michelle Bowman. Powell justru mengatakan arah suku bunga adalah turun. Spekulasi akan langkah Fed menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan September sebanyak 25 bps semakin meningkat dari sebelumnya 61.6% menjadi 66.8%. Pekan ini relatif sepi dari data ekonomi, namun sejumlah pejabat Fed akan memberikan pidato di beberapa tempat dan event berbeda.

Yen terus menguat terhadap dolar menyusul 2 kali intervensi dari pemertintah Jepang yang menekan mata uang Yen dari 160 hingga mencapai terendah 151.86 Jumat lalu. Pada hari Jumat lalu Menteri Keuangan – Shunichi Suzuki mengatakan otoritas keuangan Jepang perlu meluruskan pergerakan mata uang Yen yang berlebihan karena akan berdampak pada ekonomi. Pekan lalu merupakan prosentase terbaik pergerakan mata uang Yen sejak November 2022 yang lalu setelah pemerintah Jepang juga melakukan intervensi di bulan Oktober sebelumnya. Dengan tidak kurang dari $60 miliar digelontorkan untuk mendongkrak mata uang Yen, membuat spekulan merasa was-was akan langkah Bank Sentral Jepang (BOJ) yang dapat dilakukan berikutnya.  Hari ini bursa saham dan perbankan di Jepang libur merayakan Children Day, meski demikian BOJ bisa saja melakukan langkah tidak diduga saat pasar/bursa sepi saat libur seperti sekarang ini.

Euro masih terus berlanjut menguat seiring dengan pelemahan dolar karena data ekonomi yang negatif. Sedangkan data ekonomi di Uni Eropa sendiri relatif masih stagnan dengan data tingkat penganguran stabil di angka 6.5% sesuai perkiraan sama seperti periode sebelumnya. Data di Italia angka pengangguran bulan lalu sedikit berkurang menjadi 7.2% lebih rendah dari perkiraan 7.5% dan data periode sebelumnya juga direvisi sedikit lebih baik dari 7.5% menjadi 7.4%. Bank Sentral Eropa (ECB) hampir dapat dipastikan akan menurunkan suku bunga acuannya mendahului Fed yaitu pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang. Seiring dengan tekanan inflasi yang sudah semakin menurun. Hari ini sejumlah data ekonomi akan dirilis yaitu data PMI di sektor jasa, kepercayaan investor dari Sentix dan indikator inflasi dari sisi produsen PPI.  

Poundsterling juga berlanjut menguat terhadap mata uang dolar dengan data ekonomi di sektor jasa yang terus membaik. Data PMI di sektor jasa meningkat menjadi 55.0 yang sedikit lebih baik dari perkiraan sama seperti periode sebelumnya 54.9. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2023 yang lalu dan semakin memperlihatkan ekonomi yang cukup solid di Inggris. Dengan kepercayaan akan performa ekonomi tersebut, Bank Sentral Inggris (BOE) akan memutuskan kapan akan mulai memangkas suku bunga acuannya, meskipun angka inflasi relatif masih lebih tinggi dibandingkan dengan tetangganya Uni Eropa dan AS. BOE dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter MPC pada hari Kamis pekan ini. Diperkirakan BOE masih akan mempertahankan suku bunga acuannya dan baru akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang. Hari ini bursa saham dan perbankan di Inggris libur merayakan Early May Bank.