Fed semakin berpeluang untuk menurunkan suku bunga acuannya

Published on 05/07/2024

Dolar masih cenderung melemah terhadap mata uang lainnya meski sedikit pulih terhadap mata uang Yen. Pelamahan mata uang dolar ini dipicu oleh semakin besarnya peluang Fed untuk menurunkan suku bunga acuan setelah data-data ekonomi menunjukkan terjadinya perlambatan terutama di sektor tenaga kerja. Dengan menurunnya data di sektor tenaga kerja akan semakin menekan turun angka inflasi yang sesuai dengan harapan Fed. Hal tersebut juga didukung oleh komentar dari sejumlah pejabat Fed yang senada dengan ucapan Ketua Fed – Jerome Powell pekan lalu. Powell mengatakan arah suku bunga berikutnya adalah turun. Komentar ini sekaligus menepis adanya isu yang beredar tentang kemungkinan Fed masih perlu menaikkan suku bunga acuan. Semalam Gubernur Fed New York – John Williams mengatakan pada akhirnya Fed akan menurunkan suku bunga acuan meski tidak menyebut kapan kira-kira akan dilaksanakan dan kebijakan moneter saat ini sudah tepat sasaran.  Sedangkan Gubernur Fed Richmond – Thomas Barkin mengatakan perang melawan inflasi kemungkinan besar akan mencapai target, dengan suku bunga acuan saat ini diyakini inflasi akan mencapai target 2% Fed. Dengan semakin besarnya peluang Fed menurunkan suku bunga acuan, spekulasi di pasar juga meningkatkan peluang akumulasi pemangkasan suku bunga acuan Fed di tahun ini yang sempat turun hingga di bawah 40 bps, kembali naik menjadi 50 bps hingga akhir tahun nanti. Dan peluang akan dilakukan pemangkasan pertama kali pada pertemuan moneter di bulan September mendatang melampaui 65% dengan penurunan 25 bps. Hari ini masih sepi dari data ekonomi yaitu dengan hanya data minor indeks optimisme ekonomi dari RCM/TIPP dan juga tidak ada pejabat Fed yang akan memberikan pidato malam ini.

Yen mengalami koreksi terhadap dolar seiring dengan liburnya bursa dan perbankan di Jepang kemarin. Yen setelah sempat menguat tajam akibat intervensi pemerintah Jepang yang menguatkan mata uang Yen dari 160.245 hingga 151.847. Dengan akumulasi tidak kurang dari $59 miliar dalam 2 kali waktu digelontorkan untuk melakukan intervensi tersebut. Otoritas Jepang menunjukkan kesiapannya untuk menjaga mata uang Yen jika memang masih diperlukan. Menteri Keuangan – Shunichi Suzuki di akhir pekan lalu mengatakan otoritas keuangan Jepang perlu meluruskan pergerakan mata uang Yen yang berlebihan karena akan berdampak pada ekonomi. Meski demikian perbedaan suku bunga acuan antara Jepang dan AS masih menjadi daya tarik dan memungkinkan aksi spekulatif berupa carry trade. Hari ini juga tidak ada data ekonomi walaupun bursa saham dan perbankan sudah buka normal kembali seperti biasanya.

Euro juga masih bergerak menguat terhadap dolar meskipun peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk segera melakukan pemangkasan suku bunga acuan semakin nyata. Sejumlah pejabat ECB meyakinkan langkah tersebut seiring dengan inflasi yang terus turun sesuai dengan harapan. Gubernur Bank Sentral Irlandia – Philip Lane mengatakan data inflasi bulan lalu dan juga data GDP kuartal I semakin memperkuat keyakinan bahwa inflasi akan mencapai target seperti yang diinginkan. Hal ini senada dengan pendapat dari Gubernur Bank Sentral Prancis – Francois Villeroy de Galhau beberapa waktu lalu yang mengatakan dengan tegas data-data tersebut semakin meyakinkan bahwa inflasi akan mencapai target 2% ECB di tahun mendatang sehingga ECB dapat mulai memangkas suku bunga pada bulan Juni nanti. Gubernur Bank Sentral Lithuania – Gediminas Simkus lebih optimis dengan mengatakan diharapkan ECB akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 3 kali hingga akhir tahun 2024 ini. Sementara Ahli ekonomi Kraosia – Boris Vujcic juga yakin bahwa suku bunga acuan akan turun secara bertahap seiring dengan waktu. Data ekonomi juga cukup positif dengan data PMI yang terus naik menjadi 53.3 lebih baik dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 52.9. begitu pula dengan kepercayaan investor yang mulai membaik dari -5.9 menjadi -3.6 yang juga lebih baik dari perkiraan hanya naik -4.8. Sementara indikasi inflasi dari sisi produsen PPI meningkat dari -1.1% menjadi -0.4%. Hari ini akan dirilis data Retail Sales untuk Uni Eropa dan neraca perdagangan di Prancis dan Jerman.

Poundsterling juga terus menguat terhadap dolar meski kemarin bursa saham dan perbankan libur di Inggris dan menjelang pertemuan moneter MPC – Bank Sentral Inggris (BOE) pada hari Kamis nanti. Diperkirakan BOE masih akan mempertahankan suku bunga acuan seiring dengan angka inflasi yang relatif masih lebih tinggi dibanding Uni Eropa dan AS. Walaupun arah inflasi terus cenderung turun dan sudah sesuai dengan yang diharapkan.  Meski demikian diharapkan BOE akan segera mengikuti bank sentral lainnya untuk menurunkan suku bunga acuannya, hanya akan dilakukan lebih lambat dibandingkan dengan bank sentral lainnya. Hari ini akan dirilis data PMI sektor konstruksi dan indeks harga perumahan.