Dolar kembali bergerak menguat terhadap mata uang lainnya menjelang data inflasi pekan ini. Setelah sempat terkoreksi oleh data di sektor tenaga kerja, mata uang dolar kembali bergerak naik seiring dengan data dari University of Michigan yang menunjukkan kecenderungan inflasi kembali naik. Data ekspektasi inflasi mengalami kenaikan menjadi 3.5% dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 3.2%. Dan juga data setimen konsumen dari University of Michigan juga mengalami penurunan hingga angka terendah dalam 6 bulan terakhir dari 77.2 menjadi hanya 67.4 yang jauh lebih rendah dari perkiraan hanya sedikit turun 76.0. Dengan data-data tersebut Fed mungkin tetap akan mempertahankan suku bunga acuan untuk lebih lama lagi. Sementara itu pendapat sejumlah pejabat Fed mengenai suku bunga masih beragam. Gubernur Fed Dallas – Lorie Logan mengatakan masih belum pasti apakah kebijakan moneter saat ini sudah cukup ketat untuk menekan inflasi untuk mencapai target 2% Fed. Dan terlalu dini jika memutuskan untuk segera memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat ini. Komentar ini berseberangan dengan Gubernur Fed Atlanta – Raphael Bostic yang mengatakan Fed akan tetap menurunkan suku bunga acuan di tahun ini walaupun masih belum pasti kapan waktu yang tepat. Sementara itu Gubernur Fed Chicago – Austan Goolsbee meyakini kebijakan moneter saat ini relatif sudah cukup ketat. Meski pendapat pejabat Fed belum sepakat, namun ekspektasi pasar masih memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak 50 bps di tahun ini dengan pemangkasan pertama sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter FOMC di bulan September mendatang. Pekan ini akan dirilis data indikator inflasi yaitu CPI dan PPI serta Retail Sales. Data inflasi bulan lalu menunjukkan tekanan inflasi kembali meningkat dan masih cukup jauh dari target yang diinginkan Fed. Kali ini inflasi juga masih diperkirakan meningkat seperti halnya data dari University of Michigan. Hari ini tidak ada data penting, namun sejumlah pejabat Fed dijadwalkan akan memberikan pidato yaitu Gubernur Fed – Philip Jefferson dan Gubernur Fed Cleveland – Loretta Mester.
Yen masih terus cenderung tertekan terhadap dolar meski pemeirntah sudah berusaha menekan dengan melakukan intervensi sebanyak 2 kali di bulan ini, di akhir bulan lalu dan di awal bulan ini dengan tidak kurang menggelontorkan dana senilai $60 miliar. Menteri Keuangan – Shunichi Suzuki masih terus memberi peringatan bahwa pemerintah Jepang akan bertindak lebih lanjut di pasar mata uang jika memang diperlukan. Sementara Gubernur Bank Sentral Jepang – Kazuo Ueda mengatakan akan bertindak jika memang nilai tukar Yen mulai berdampak pada inflasi di Jepang. Sejauh ini Yen sudah terkoreksi dari 2 kali intervensi tersebut sebanyak 50%. Data penting yang akan dirilis pekan ini adalah data pertumbuhan ekonomi GDP pada hari Kamis mendatang.
Euro terkoreksi seiring dengan bergerak menguatnya mata uang dolar dan juga seiring dengan semakin besarnya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk segera menurunkan suku bunga acuannya. Kemungkinan besar ECB akan mendahului Fed memangkas suku bunga acuan seiring dengan angka inflasi yang sudah semakin mendekati target yang diinginkan. Pendapat ini didukung oleh Gubernur Bank Sentral Belgia – Pierre Wunsch yang mengatakan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat lebih beresiko terhadap ekonomi daripada melonggarkan terlalu dini. Wunsch menambahkan ada ruang untuk ECB menurunakan suku bunga sebanyak 50 bps dengan waktu yang akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi yang akan datang. ECB diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter 6 Juni mendatang. Namun tidak kurang juga yang memperkirakan ECB akan menunggu setidaknya agar tidak terlalu jauh jeda perubahan kebijakan moneter dengan langkah Fed. Pekan ini akan dirilis data inflasi CPI di Jerman, data Sentimen Ekonomi dari ZEW dan data pertumbuhan ekonomi GDP serta data inflasi CPI di penghujung pekan ini.
Poundsterling relatif tertahan terhadap penguatan mata uang dolar seiring dengan data ekonomi yang positif menuju pemulihan dan keluar dari zona resesi. Data pertumbuhan ekonomi GDP di Inggris terus meningkat selama 3 bulan terakhir berturut-turut dan mengkonfirmasi keluar dari resesi di tahun ini. Data GDP bulan ini meningkat menjadi 0.4% yang jauh lebih baik dari perkiraan 0.1% dan data periode sebelumnya juga direvisi meningkat dari 0.1% menjadi 0.2%. Dan untuk periode 3 bulan terakhir pertumbuhan ekonomi jadi meningkat 0.6% yang lebih baik dari perkiraan naik hanya 0.4% dari periode sebelumnya 0.2%. Dan jika dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya terjadi peningkatan tajam menjadi 0.7% yang jauh lebih baik dari perkiraan hanya naik 0.3% serta data periode sebelumnya direvisi membaik dari -0.2% menjadi 0.0%. Data-data tersebut membuat Bank Sentral Inggris (BOE) semakin percaya diri untuk menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter berikutnya setelah pekan lalu mempertahankan suku bunga acuannya. Dengan pejabat BOE yang sepakat untuk menurunkan suku bunga acuan semakin bertambah terlebih setelah data inflasi terus cenderung menurun walau belum terlalu mendekati target yang diinginkan. Pekan ini akan dirilis data di sektor tenaga kerja yang juga akan menerangkan kondisi terkini di sektor ini apakan akan mendukung langkah pemangkasan suku bunga acuan BOE.