Pasar menunggu data sektor tenaga kerja di Inggris dan masih wait’n’see data inflasi AS

Published on 05/14/2024

Dolar mengalami koreksi terhadap sejumlah mata uang lainnya kecuali terhadap Yen seiring dengan semakin kuatnya ekspektasi akan langkah moneter Fed untuk menurunkan suku bunga acuan setidaknya 2 kali di tahun ini. Sejumlah data di sektor tenaga kerja menunjukkan aktifitas ekonomi mulai menurun akan berpengaruh pada daya beli masyarakat sehingga menjadi salah satu pertimbangan utama Fed untuk menurunkan suku bunga. Data berikutnya yang lebih penting adalah data inflasi yaitu data CPI yang baru akan dirilis esok hari. Dengan perkiraan CPI akan mulai kembali mengalami penurunan begitu pula dengan data Core CPI-nya. Hal ini sesuai dengan arah yang ditargetkan oleh Fed yaitu agar inflasi terus turun hingga di angka 2%. Walau angka inflasi masih di atas target tersebut, namun dengan suku bunga acuan yang masih tinggi membuat Fed harus bertindak secara bertahap agar momentum ekonomi tetap terjaga dan stabil hingga inflasi mencapai target tersebut. Sebagian besar pejabat Fed juga masih yakin bahwa inflasi akan terus turun dan hanya sebagian kecil yang memperkirakan inflasi akan tertahan untuk waktu yang lebih lama. Gubernur Fed Philip Jefferson semalam juga mengatakan ekonomi sudah mengalami banyak perkembangan tapi inflasi belum juga menurun. Jadi untuk sementara waktu kebijakan moneter yang ketat saat ini masih bisa dipertahankan. Hal ini senada dengan pernyataan Ketua Fed – Jerome Powell beberapa waktu lalu seusai pertemuan moneter di bulan Maret yang mengatakan meski inflasi sedikit tertahan, namun arah suku bunga acuan selanjutnya adalah turun. Dengan pernyataan tersebut memperkuat peluang Fed masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni mendatang dan baru akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan di bulan September mendatang. Malam ini akan dirilis data inflasi dari sisi produsen PPI dan pidato Ketua Fed – Jerome Powell dengan perkiraan masih akan mempertahankan argumen seperti tersebut di atas.

Yen terus melemah terhadap dolar seiring dengan semakin kecilnya resiko otoritas Jepang melakukan intervensi langsung seperti 2 kali sebelumnya. Pemerintah Jepang melalu Bank Sentral Jepang (BOJ) mulai memakai instrumen keuangan lainnya untuk tetap mempertahankan nilai mata uang Yen. Seperti dengan menawarkan sejumlah kecil surat berharga obligasi secara bertahap dalam jumlah kecil di saat pasar Asia buka. Meski sepertinya langkah tersebut belum terlalu efektif namun cukup menahan laju pelemahan mata uang Yen lebih tajam. Pemerintah Jepang juga masih terus melakukan monitor pergerakan mata uang Yen untuk mengantisipasi pergerakan yang tidak normal di pasar. Hal ini juga ikut menahan laju pelemahan mata uang Yen sama seperti langkah BOJ di atas. Data inflasi dari sisi produsen di Jepang relatif masih stagnan dan belum terpengaruh dengan nilai tukar mata uang Yen.

Euro cenderung menguat terhadap dolar menjelang rilis data dari ZEW. Sentimen ekonomi di Uni Eropa diperkirakan mengalami peningkatan tajam dari 43.9 menjadi 46.1, begitu pula untuk Jerman secara individual meningkat dari 42.9 menjadi 46.3. Sedangkan data inflasi CPI di Jerman diperkirakan naik dibandingkan bulan lalu, namun jika dibandingkan dengan data setahun sebelumnya relatif masih stabil di angka 2.2% yang sudah cukup dekat dengan target 2%. Sedangkan data inflasi CPI untuk Uni Eropa baru akan dirilis pada penghujung pekan ini di hari Jumat. Dengan inflasi yang sudah semakin mendekati target 2%, maka peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mulai memangkas suku bunga acuan juga semakin besar. Sehingga diperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan Juni nanti yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan Fed. Selain data tersebut di atas, hari ini juga akan dirilis Prakiraan Ekonomi dari Komisi Eropa.

Poundsterling cenderung tertahan terhadap mata uang dolar menjelang data di sektor tenaga kerja yang akan dirilis hari ini. Dengan perkiraan angka klaim pengangguran meningkat dari 10.9K menjadi 13.9K, tingkat penganguran diperkirakan juga meningkat dari 4.2% menjadi 4.3% dan upah rata-rata dalam 3 bulan terakhir diperkirakan menurun dari 5.6% menjadi 5.3%. Sedangkan data penambahan lapangan kerja mengalami penurunan drastis dari -156K menjadi -215K. Dengan data-data di sektor tenaga kerja yang menurun tersebut diperkirakan akan membuat Bank Sentral Inggris (BOE) untuk segera mengubah kebijakan moneternya dengan langkah memangkas suku bunga acuan. Terlebih setelah data pertumbuhan ekonomi yang dirilis kemarin memastikan Inggris sudah keluar dari zona resesi sehingga akan semakin meringankan beban BOE untuk mengubah kebijakan moneternya.