Weekly Newsletter Ed. 205

Published on 05/26/2024

What to Expect from OIL?

Jumlah total anjungan pengeboran minyak dan gas yang aktif di AS turun minggu lalu berdasarkan data terbaru yang dirilis Baker Hughes di hari Jumat. Jumlah total rig turun sebanyak 4 rig menjadi 600 rig, dibandingkan dengan 711 rig di waktu yang sama tahun lalu.

Sementara produksi minyak mentah AS tetap sama dalam 10 minggu berturut-turut, dengan rata-rata 13.1 juta bph untuk minggu yang berakhir pada 17 Mei, turun 200K bph dari level tertinggi sepanjang masa di 13.3 juta bph.

Harga minyak pun diperdagangkan naik di hari Jumat, sekitar $0.70 per barel. Namun, secara keseluruhan harga minyak cenderung turun untuk minggu lalu karena adanya kekhawatiran tentang permintaan yang justru mendorong sentimen bearish. Di hari Kamis minyak mentah sempat turun ke posisi terendah dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran suku bunga AS yang tinggi dan berkepanjangan yang dikhawatirkan bisa menghambat pertumbuhan permintaan di pasar minyak terbesar di dunia.

Suku bunga AS tetap menjadi fokus utama bagi para pelaku pasar. Notulen FOMC dari pertemuan moneter Fed terakhir menunjukkan ketidakpastian yang sedang berlangsung di antara para pejabat Fed tentang apakah suku bunga saat ini cukup untuk menahan inflasi yang terus menerus bertahan di level 3.4%. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya pinjaman sehingga bisa memperlambat belanja konsumen dan investasi bisnis, dan hal ini menyebabkan berkurangnya permintaan untuk produk minyak dan energi. 

(oilprice, forexlive)

Harga emas mengalami penurunan cukup besar di hari Kamis setelah data ekonomi AS yang dirilis lebih kuat dari perkiraan sehingga mendorong imbal hasil obligasi AS dan mendukung penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang. Demikian pula Yen yang lanjut melemah terhadap dolar AS.

Tantangan BOJ

Lemahnya inflasi CPI Jepang di bulan April disebabkan oleh gagalnya rekor kenaikan upah muncul dalam harga-harga umum. Ini menjadi tantangan bagi BOJ yang diharapkan menaikkan suku bunga tapi menjadi lemah karena jalur inflasi yang masih belum pasti. 

Inflasi umum di Jepang turun menjadi 2.5% jika dibanding April tahun lalu, turun dari 2.7% di bulan Maret. Sementara inflasi inti turun dari 2.6% menjadi 2.2% sesuai perkiraan.

Syarat Kenaikan Suku Bunga BOJ

Saat mendekati kenaikan suku bunga Jepang pertama kali sejak 2007, BOJ umumkan prasyarat yang harus dicapai untuk menaikkan suku bunga. Dewan ingin memastikan inflasi akan tetap berada di atas 2% secara stabil dan berkelanjutan, seiring hubungan yang baik antara kenaikan upah dan harga. BOJ juga menyatakan bahwa inflasi yang didorong oleh permintaan perlu diperhatikan, bukan ‘inflasi yang didorong oleh biaya’ yang disebabkan oleh gangguan pasokan sehingga membuat harga minyak melonjak.

Dan bank pun mendapatkan apa yang dibutuhkan. Upah Jepang naik pada tingkat tahunan tertinggi dalam 33 tahun terakhir sebagai respon dari kenaikan harga, tapi inflasi gagal naik secara konsisten. Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi belum berdampak pada harga yang lebih tinggi untuk konsumen yang seharusnya bisa mendorong inflasi lebih tinggi dari waktu ke waktu. BOJ mengandalkan aktivitas ekonomi untuk membuka jalan menuju kenaikan suku bunga berikutnya.

Tapi, jika aktivitas konsumen lemah, maka akan sangat sulit untuk memperketat kondisi keuangan. Itu sebabnya, kemungkinan perlu waktu lebih lama sebelum akhirnya BOJ mendapat kepercayaan diri yang diperlukan untuk kembali menaikkan suku bunga.

Imbal Hasil JGB vs Imbal Hasil Obligasi AS

Penjualan obligasi Pemerintah Jepang (JGB) sepertinya mulai berkurang sehingga imbal hasil obligasi tenor 10-tahun tembus 1%. Kenaikan ini menunjukkan pasar mulai menerima bahwa suku bunga dan imbal hasil dalam lintasan kenaikan sehingga BOJ kemungkinan bisa mengurangi pembelian obligasi di masa depan.

Sayangnya imbal hasil yang lebih tinggi tersebut tidak bisa membantu banyak untuk memperkuat Yen. Hal ini disebabkan di sisi lain imbal hasil AS yang juga kembali naik sejak kembalinya narasi ‘lebih tinggi lebih lama’ dari para pejabat Fed bersamaan dengan notulen FOMC yang hawkish.

Emas dan Yen Tunggu PCE AS

Dengan kondisi ekonomi AS yang memiliki kinerja sangat baik dan tekanan inflasi yang lebih persisten dari perkiraan, Fed kemungkinan akan pertahankan kebijakan ketatnya lebih lama. Skenario suku bunga lebih tinggi untuk waktu lebih lama tersebut bisa membatasi potensi kenaikan emas dalam waktu dekat.

Sama halnya dengan Yen Jepang, emas juga akan membutuhkan tambahan data dari AS yang cenderung menjadi penggerak sentimen pasar saat ini. Minggu depan kalendar ekonomi relatif sepi sampai akhir minggu depan yang juga merupakan akhir bulan Mei, di mana data PCE inti akan dirilis. Data ini merupakan indikator inflasi yang disukai Fed. Laporan yang panas akan mengirim ekspektasi pemangkasan suku bunga berkurang sehingga membebani emas dan juga melemahkan Yen lebih lanjut terhadap dolar AS.

(dailyfx, investing, forexlive)


Pasar ekuitas akan memasuki perjalanan panjangnya di bulan Mei dengan fokus utama minggu depan tertuju pada data inflasi dari Euro, Jepang dan AS. Euro hanya selangkah lagi untuk memastikan bahwa jalur inflasi memang turun sehingga ECB memiliki kepercayaan yang kuat untuk melangkah dengan pemangkasan suku bunga di bulan Juni. Sementara Jepang butuh kondisi inflasi yang tetap konsiten naik di atas 2% untuk membuka peluang kenaikan suku bunga. Dan yang paling utama adalah data ekonomi AS yang diharapkan menunjukkan tanda-tanda pelemahan kembali untuk meredam kepanikan pasar sebelumnya. Fokus utama akan tertuju pada data PCE yang merupakan indikator inflasi yang lebih disukai Fed, dan akan dirilis di hari Jumat yang juga bertepatan dengan akhir bulan.

‘All About Inflation’! Zona Euro dan Jepang Fokus CPI, AS Fokus ke PCE dan GDP

Fokus Pekan ini:

Meski berakhir dengan penurunan di hari Jumat, namun secara keseluruhan dolar cenderung ditutup lebih tinggi dibanding minggu sebelumnya. Dorongan dipicu dari notulen FOMC Mei yang masih hawkish (tanpa memperhitungkan tanda-tanda penurunan inflasi April yang dirilis 15 Mei yang lalu), dan juga data ekonomi AS yang cenderung kuat di hari Kamis.

Namun di sisi lain, GBP tetap stabil meskipun data retail sales Inggris dirilis lebih lemah. Berbanding terbalik dengan posisi EUR yang justru relatif lebih lemah dibanding minggu sebelumnya.

Beberapa data ekonomi akan dirilis minggu depan di mana Eropa akan bertumpu pada inflasi Jerman, Jepang juga menunggu inflasi Tokyo, China dengan PMI dan investor global akan kembali soroti inflasi PCE AS.

AS

Wall Street mengawali minggu depan dengan libur Memorial Day sehingga pasar kemungkinan akan tutup lebih awal di malam hari.

Beberapa pejabat Fed akan kembali muncul dengan pernyataannya mulai Selasa. Williams, Bowman Kashkari, Mester menjadi yang pertama memberi pandangannya. Sementara data ekonomi akan mencermati CB consumer confidence yang diperkirakan melemah dari 97.0 menjadi 95.9.

Hari Kamis, pasar akan kembali mencermati laporan klaim pengangguran mingguan untuk kembali memastikan ada tidaknya lonjakan tren pengangguran. Diikuti dengan data GDP yang diperkirakan turun dari 3.4% menjadi 1.6% untuk q/q. Dan diakhiri dengan data pending home sales.

Jumat akan menjadi salah satu hari besar yang dinantikan selain GDP AS di hari Kamis. Ada inflasi PCE yang dirilis, yang merupakan indikator inflasi yang lebih disukai Fed. Investor global akan mencermati core PCE untuk mendapatkan petunjuk atau mengkonfirmasi tanda-tanda pendinginan pada inflasi AS. Setelah inflasi CPI sebelumnya di 15 Juni menunjukkan tanda-tanda pendinginan, pasar mengharapkan PCE akan memberi sinyal serupa. Tapi jika sebaliknya, maka ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih cepat cenderung berkurang dan berpotensi mendorong dolar kembali menguat.

EU

Jerman akan merilis Ifo business climate di hari Senin dan diperkirakan menguat dari 89.4 menjadi 90.3. Lanjut dengan inflasi CPI yang akan dirilis hari Rabu. Data yang lebih kuat akan sedikit menahan ekspektasi pemangkasan suku bunga ECB. Dan retail sales Jerman akan dirilis di hari Jumat dengan ekspektasi melemah dari 1.8% menjadi 0.1%. Tentu saja belanja konsumen yang lebih rendah akan memunculkan kembali harapan pemangkasan suku bunga ECB.

Sementara zona Euro hanya akan fokus dengan data tingkat pengangguran di hari Kamis dan inflasi CPI terbaru di hari Jumat. Pasar akan mencari petunjuk lebih jelas dari inflasi terbaru. Core CPI diperkirakan stabil di 2.7% y/y sementara CPI utama diperkirakan naik tipis dari 2.4% menjadi 2.5%. Semakin lemah, semakin mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga ECB di bulan Juni.  

Inggris

Bank Holiday di hari Senin, potensi volatilitas pasar di hari Senin diharapkan cenderung minim mengingat Inggris dan AS yang libur sehingga aktivitas cenderung terbatas.

Minggu depan juga akan menjadi minggu yang relatif sepi bagi Inggris karena tidak ada data ekonomi signifikan yang dirilis.

Gubernur BOE Andrew Bailey akan menjadi figur utama yang dinantikan dan akan memberi pernyataan di hari Jumat, 31 Mei 2024. Selebihnya pasar hanya akan dipengaruhi oleh data ekonomi yang mayoritas dari AS.

China

Sementara China hanya memiliki data PMI manufaktur dan non-manufaktur yang akan dirilis hari Jumat. Data ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi memicu ekspektasi kelanjutan stimulus moneter ataupun fiskal yang dijanjikan pemerintah.

Sampai saat ini pasar masih menunggu kelanjutan dari penjualan obligasi pemerintah China tenor panjang yang sempat ditunda minggu lalu. Penjualan ini cukup penting karena ditujukan untuk membantu menjalankan program pemerintah untuk menghidupkan kembali ekonomi.

Jepang

Yang paling utama dari Jepang saat ini adalah memastikan inflasi tetap berada di atas 2%, dan naik secara berkelanjutan seperti yang diinginkan BOJ untuk membuka peluang kenaikan suku bunga berikutnya.

Data diawali di hari Selasa dengan laporan Core CPI BOJ basis y/y. Sebelumnya data berada di 2.2%. Dan Core CPI tokyo di hari Jumat dengan estimasi naik dari 1.6% menjadi 1.9% y/y.

Inflasi yang semakin lemah akan ikut melemahkan potensi kenaikan suku bunga BOJ berikutnya. Dan bahkan jika data PCE AS relatif lebih kuat dari perkiraan, maka Yen akan kian melemah, dan ancaman kembali mendorong USDJPY hingga dekati area 159/160 kembali.

(forexlive, marketpulse)

High Event Economic Calendar

SeninUK Bank Holiday, US Memorial Day, German Ifo Business Climate, CAD Wholesale Sales
SelasaUS FOMC Member Williams speaks, AUD Retail Sales, US FOMC Member Bowman speaks, US FOMC Member Mester speaks, JPY BOJ Core CPI, US FOMC Member Kashkari speaks, US CB Consumer Confidence  
RabuUS 2-year Note Auction, US 5-year Note Auction, JPY BOJ Board Member Adachi speaks, German CPI          
KamisUS 7-year Note Auction, US FOMC Member Williams speaks, US Beige Book, AUD Building Approvals, CHF GDP, Spain CPI, EUR Unemployment Rate, US Initial Jobless Claims, US GDP, US Core PCE Prices, US Pending Home Sales, US Crude Oil Inventories, US FOMC Member Williams speaks         
JumatUK BOE Gov Bailey speaks, JPY Tokyo Core CPI, JPY Industrial Production, CNY Manufacturing PMI, US Non Manufacturing PMI, German Retail Sales, French CPI, French GDP, EUR CPI, US Core PCE Price Index, US PCE Price Index, US Personal Spending, CAD GDP, US Chicago PMI    

FOREX

EURUSD: Weekly ditutup hanging man sehingga memberi indikasi adanya peluang untuk kembali turun setelah 5 minggu berturut-turut mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini juga bertepatan dengan reistance dari pola triangle simetris yang sebelumnya sempat ditembus di minggu kedua bulan April 2024. Secara teori seharusnya menjadi indikasi kuat untuk kelanjutan penurunan dari pola symetrical triangle tersebut. Tapi pola ini akan gagal jika euro kembali naik dan tembus di atas 1.09800. Bearish akan lebih kuat jika harga mampu tembus di bawah 1.06000, dan data CPI zona Euro maupun Jerman akan menjadi harapan untuk mendukung hal tersebut. Ini dengan catatan bahwa data AS cenderung kuat sehingga narasi suku bunga Fed yang tetap bertahan akan berhadapan dengan suku bunga ECB yang kemungkinan akan lebih dulu dipangkas. Tapi jika CPI turun, sementara data AS juga cenderung lemah, maka penurunan Euro kemungkinan akan relatif terbatas dan berbalik menguat terhadap dolar AS.

Resistance : 1.09800, 1.10320, 1.12748

Support :  1.07900, 1.06785, 1.05500

Outlook :  Bearish

INDEKS SAHAM ASIA

Nikkei: Weekly ditutup doji star yang cenderung mirip dengan high wave candle. Biasanya jika muncul setelah kenaikan, maka ada peluang untuk terjadinya tekanan turun. Tapi hal ini akan bergantung pada mapu tidaknya harga tembus support 38355 minggu depan. Jika sebaliknya tembus resistance 39445, maka kenaikan justru akan lebih dominan. Sementara Rising Wedge daily yang sebelumnya sudah konfirm tembus support, masih harus dipastikan lagi dari resistance 39000. Jika tembus, maka pola ini akan gagal!

Resistance : 38958, 39400, 39800

Support : 38520, 38475, 38050

Outlook : Bearish

HANGSENG:  Weekly ditutup bearish engulfing. Sepertinya profit taking ataupun penurunan masih berpeluang lanjut minggu depan. Jika menghitung 4 kenaikan minggu terakhir beruntun, maka penurunan bisa saja mulai terhambat di zona 18229 atau 18000. Tapi jika turun di bawah 18000, maka hal ini akan memicu tekanan lanjutan hingga kisaran 17600. Sebaliknya, bullish butuh kenaikan kembali di atas 19000.

Resistance : 18800, 19000, 19685

Support : 18299, 18000, 17600

Outlook : Bearish

CFD

Dow Jones: Weekly ditutup bearish dengan real body panjang. Dua candle terakhir cenderung membentuk pola bearish engulfing, dan mendukung potensi penurunan lebih lanjut. Hal ini juga mendukung potensi double top pada grafik Weekly, yang juga didukung dengan kondisi RSI yang memliki puncak lebih rendah dari puncak sebelumnya. Secara umum penurunan kemungkinan masih berlanjut selama pasar masih merespon data PMI minggu lalu yang cenderung kuat sehingga perlu kondisi sebaliknya di minggu depan. Jika data ekonomi tetap kuat, maka potensi ini cenderung berdampak pada berkurangnya peluang pemangkasan suku bunga Fed dan berdampak negatif pada pasar ekuitas. Support 38831 akan menjadi penentu. Jika ditembus, maka penurunan berpeluang lanjut dan melirik area 38128. Sebaliknya jika tidak ditembus, maka ada harapan untuk kembali rebound dan ditutup oleh candle naik. Data GDP dan PCE AS akan menjadi pemicu sentimen paling kuat dibanding data ekonomi lainnya.

Resistance : 39300, 39700, 40000

Support :  38831, 38630, 38128

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly ditutup bearish dengan real body hitam yang memiliki tail bawah lebih panjang dibanding tail atas. Sebenarnya mirip dengan hammer, tapi karena muncul setelah candle sebelumnya naik, maka pola tersebut lebih cenderung terlihat sebagai penanda potensi penurunan lanjutan yang sempat tertahan di minggu sebelumnya. Support 76.14 akan menjadi pemicu penurunan lanjutan jika ditembus. Sebaliknya area 80.09 akan menjadi area wajib ditembus jika oil ingin kembali dikuasai bullish. Secara fundamental, pasar kembali dibayangi kekhawatiran suku bunga lebih tinggi lebih lama yang berpotensi menekan permintaan sehingga berdampak negatif pada oil. Jika demikian, maka peluang head & shoulders di grafik Daily kemungkinan tetap terbuka untuk lanjut turun mencapai target utamanya di 74. Pasar akan mencermati data ekonomi AS yang paling utama minggu depan dengan GDP dan PCE menjadi target utamanya sebelum pasar minyak kembali fokus ke pertemuan OPEC+ yang diagendakan secara virtual di 2 Juni mendatang.

Resistance : 78.00, 80.60, 82.50

Support : 76.50, 74.74, 71.00

Outlook :Bearish

currencies-headline-inflation

GBPUSD: Bertahan di atas MA 50, Lirik MA 200 Weekly

Weekly kembali ditutup bullish, tapi kali ini dengan real body yang relatif kecil. Belum dianggap sebagai reversal candle karena tail atas maupun bawah cenderung pendek. Tapi secara volume, kenaikan sepertinya cenderung mulai terbatas. Hal ini akan ditentukan dari pernyataan Bailey minggu depan, tapi lebih condong akan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti data AS yang berpotensi memicu pergerakan global. Jika dolar berhasil menguat lebih lanjut, maka minimnya data Inggris akan membuat potensi kenaikan yang juga cenderung terbatas dan berakhir dengan penurunan. Sebaliknya, jika dolar melemah, maka kita berpotensi melihat Poundsterling menguji area MA 200 Weekly di 1.28600.

Resistance :  1.28600, 1.29500, 1.31411

Support  :  1.25890, 1.23369, 1.22500

Outlook : Limited Bearish Expected

GOLD: Bearish Engulfing Weekly, PCE Penentu Akhir!

Weekly candle ditutup bearish dengan real body hitam yang lebih panjang dari candle bullish minggu sebelumnya sehingga peluang penurunan cenderung dominan minggu depan. Ini dengan catatan level FR 23.6% Weekly di 2325.77 akan menjadi salah satu support penting, Minggu lalu area tersebut cukup kuat sehingga mampu menahan tekanan turun dan daily yang ditutup oleh inverted hammer tepat di dekat zona support tersebut. Dengan demikian, dukungan dari potensi bullish divergence daily kemungkinan bisa membuat emas sedikit naik mengawali minggu depan karena liburnya market AS di hari Senin. Tapi jangka pendek kemungkinan potensi penurunan masih bisa mengancam zona 2300-2304, atau bahkan lebih rendah jika ternyata data ekonomi AS tetap kuat. Fokus utama tertuju pada GDP dan PCE AS di hari Jumat yang kemungkinan menjadi pemicu sentimen utama yang bertepatan dengan akhir bulan Mei. Secara umum, PCE akan menjadi penentu apakah tekanan untuk emas berlanjut di bawah 2300 atau justru membalikkan keadaan di atas 2365.  

Resistance :  2352, 2365, 2392

Support :   2325, 2304, 2289

Outlook : Bearish

USDJPY: 160 vs 154, Fokus Inflasi daripada Intervensi!

Weekly ditutup bullish dan kembali membayangi area 160 yang pernah tercatat sebagai level tertinggi di bulan April 2024 sekaligus area yang memicu tindakan yang dicurigai sebagai intervensi kuat dari BOJ saat itu. Tapi jangan harapkan intervensi kembali terjadi kali ini! Kondisinya akan rumit karena pergerakan relatif lambat sehingga BOJ tidak punya alasan kuat untuk melakukan intervensi berdasarkan perjanjian antar anggota G7 yang melarang melakukan intervensi untuk mengontrol nilai tukar.  Fokus cenderung pada inflasi Jepang maupun data inflasi AS!

Resistance :  158.670, 160.201, 162.000

Support : 155.800, 153.586, 151.847

Outlook : Bullish

FOREXLatestEnd of Last Week3-months Ago1 -year Ago
GBPUSD1.273561.269961.261981.24366
EURUSD1.084471.086831.080401.06849
USDJPY156.954155.624149.952139.303
AUDUSD0.662670.669100.649400.64985
Commodities
XAUUSD2334.342415.652043.931962.42
CLSCID77.7979.4978.2767.57
Indeks Saham
DJI39150401293900932947
HSI18574195381645018191
NKI38800387103917030760
NASDAQ18870.5018633.2518067.0014292.25