Selain data sektor tenaga kerja di AS, pasar akan mencermati pertemuan moneter Bank Sentral Kanada dan Eropa pekan ini

Published on 06/04/2024

Dolar berlanjut melemah terhadap mata uang lainnya hingga level terendah dalam 3 pekan terakhir paska rilis data aktifitas ekonomi di sektor manufaktur yang menunjukkan sektor ini terus melemah dalam 3 bulan terakhir. Data PMI dari ISM menurun semakin menjauh dari ambang batas zona ekspansif 50 dari 49.2 menjadi 48.7 yang lebih jelek dari perkiraan meningkat 49.8. Begitu pula dengan data PMI di sektor konstruksi hanya sedikit mengalami peningkatan dari -0.2% menjadi -0.1% yang cukup jauh dari perkiraan meningkat +0.2%. Meski demikian indeks harga dari data PMI di sektor manufaktur mengalami penurunan cukup tajam dari 60.9 menjadi 57 yang jauh lebih rendah dari perkiraan hanya turun 60.0 memperlihatkan potensi inflasi cenderung menurun sehingga Fed memiliki peluang lebih besar untuk menjalankan rencana pemangkasan suku bunga acuan di tahun ini. Di dukung data-data di sektor manufaktur sebelumnya seperti Chicago PMI dan data indeks manufaktur di negara bagian Dallas, Philadelphia dan New York yang masih terus cenderung turun. Dengan semakin besarnya peluang Fed menurunkan suku bunga acuan, maka yield obligasi pemerintah AS juga ikut turun hingga level terendah dalam 2 pekan terakhir setelah sempat naik selama 2 hari sebelumnya. Yield obligasi pemerintah AS jangka 10 tahun turun 11 bps hingga sempat menyentuh level terendah sejak 16 Mei lalu  dan yield jangka 2 tahun turun 7 bps hingga menyentuh level terendah sejak 21 Mei yang lalu. Spekulasi akan langkah pemangkasan suku bunga acuan oleh Fed pada bulan September mendatang juga semakin meningkat mendekati 60% dari pekan lalu yang hanya 55% menurut LSEG’s. Sedangkan menurut CME Fed Watch Tools probabilitasnya juga naik dari 47% menjadi 51.3%. Pertemuan moneter FOMC terdekat dijadwalkan pada 13 Juni pekan depan dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuan saat ini. Sementara Bank Sentral Kanada (BOC) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter pada esok hari dengan perkiraan akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps dengan peluang mencapai 80%, menyusul langkah moneter Bank Sentral Swiss (SNB) dan Bank Sentral Swedia (RiksBank) yang sudah terlebih dahulu memangkas suku bunga acuannya. Hari ini akan dirilis data sektor tenaga kerja pertama di pekan ini yaitu data lowongan kerja dari JOLTS dan juga data Factory Orders serta Optimisme Ekonomi dari RCM/TIPP.

Yen rebound terhadap dolar hingga level tertinggi dalam 2 pekan terakhir setelah beberapa hari sebelumnya cenderung tertekan. Data ekonomi berupa PMI di sektor manufaktur relatif masih membaik dengan hanya turun sedikit 50.4 dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 50.5. Dengan peluang Fed memangkas suku bunga acuan semakin besar maka perbedaan tingkat suku bunga acuan kedua negara ini semakin menyempit. Dan ini akan semakin mempersempit ruang bagi pelaku carry trade. Hari ini tidak ada data penting.

Euro berlanjut menguat terhadap dolar hingga sempat menyentuh level tertinggi dalam 3 pekan terakhir menjelang pertemuan moneter Bank Sentral Eropa (ECB). Pertemuan moneter ECB dijadwalkan pada hari Kamis 2 hari lagi dengan perkiraan hampir dapat dipastikan akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps dari 4.50% menjadi 4.25%. Seiring dengan inflasi yang sudah semakin mendekati target 2%. Yang akan menjadi perhatian pasar adalah langkah moneter yang akan diambil oleh ECB berikutnya. Diperkirakan ECB masih akan terus menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 2 kali lagi hingga akhir tahun ini. Petunjuk akan rencana langkah tersebut akan didapat dari konferensi pers dari Presiden ECB dan juga pidato atau wawancara dengan pejabat ECB lainnya paska pertemuan moneter tersebut. Data ekonomi yang dirilis berupa PMI di sektor manufaktur hanya sedikit menurun dari 47.4 menjadi 47.3. Dengan hampir merata negara di kawasan ini masih berada dalam zona kontraksi kecuali Spanyol yang terus naik di atas ambang batas ekspansif 50, naik dari 52.2 menjadi 54.0 yang lebih baik dari perkiraan hanya naik 52.5. Hari ini akan dirilis data sektor tenaga kerja di Spanyol dan Jerman serta data neraca keuangan di Prancis.

Poundsterling juga berlanjut menguat seiring dengan melemahnya mata uang dolar. Data PMI di sektor manufaktur di Inggris hanya sedikit mengalami penurunan dari 51.3 menjadi 51.2 dan masih berada dalam zona eskpansif di atas ambang 50. Masih menunjukkan kondisi ekonomi yang relatif solid sehingga mendukung langkah Bank Sentral Inggris untuk melakukan pemangkasan suku bunga acuannya. Data ekonomi penting selanjutnya baru akan dirilis esok hari berupa data PMI di sektor jasa. Selain itu GBP juga menguat setelah Nigel Farage, tokoh dibalik Brexit pemisahan ekonomi Inggris dari Uni Eropa berencana maju untuk menjadi kandidat Perdana Menteri dalam pemilu bulan depan. Hal ini akan menjadi pukulan berat bagi Perdana Menteri – Rishi Sunak yang sudah semakin tidak populer saat ini. Data Retail Sales monitor dari BRC yang dirilis pagi ini menunjukkan aktifitas di sektor ritel juga meningkat dari -4.4% menjadi +0.4% walau tidak sebaik dari yang diperkirakan meningkat hingga +1.2%.