Dolar rebound terhadap sejumlah mata uang lainnya kecuali terhadap Yen seiring dengan meningkatnya ekspektasi akan perubahan langkah moneter Fed menyusul jumlah data fundamental yang menunjukkan aktifitas ekonomi mulai menurun. Di sektor tenaga kerja data tersedianya lowongan kerja dari JOLTS mengalami penurunan ke 8.06M yang lebih rendah dari perkiraan 8.37M. Ini merupakan angka terendah dalam lebih dari 3 tahun terakhir atau sejak Februari 2021. Dan data periode sebelumnya juga direvisi menurun dari 8.49M menjadi hanya 8.36M sekaligus menunjukkan penurunan berturut-turut dalam 2 bulan terakhir. Data ini dikhawatirkan akan berpengaruh pada data sektor tenaga kerja yang lebih penting di pekan ini yaitu Non-Farm Payroll yang akan dirilis pada hari Jumat nanti. Data lain berupa Factory Orders meski naik 0.7% melampaui perkiraan 0.6%, namun data periode sebelumnya mengalami revisi menurun cukup tajam dari 1.6% menjadi hanya separuhnya 0.8%. Dan data optimisme ekonomi dari RCM/TIPP juga menurun dari 41.8 menjadi 40.5 yang jauh lebih jelek dari perkiraan meningkat 45.2. Dengan kondisi seperti ini berpotensi menekan inflasi turun dan kembali membuka peluang bahwa Fed perlu memangkas suku bunga acuannya. Terlebih didukung dengan data yang sudah rilis terlebih dahulu di sektor manufakur dan konstruksi yang terus cenderung menurun. Spekulasi di pasar sepertinya meyakini Fed setidaknya akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak 2 kali dengan peluang pemangkasan ketiga kali masih terbuka hingga akhir tahun ini. Inflasi yang sudah turun di bulan lalu masih belum cukup meyakinkan pejabat Fed untuk segera mengambil langkah moneter. Pejabat Fed perlu bukti lebih banyak yang menunjukkan inflasi betul-betul turun searah untuk mencapai target 2%. Hari ini masih akan ada data dari sektor tenaga kerja berupa penambahan lapangan kerja di sektor swasta ADP dengan perkiraan menurun dan data PMI di sektor jasa dari ISM dengan perkiraan meningkat. Bank Sentral Kanada (BOC) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter hari ini dan berpeluang untuk memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak pandemik tahun 2020 yang lalu sebanyak 25 bps dari 5.0% menjadi 4.75%.
Yen berlanjut menguat tajam hingga level tertinggi terhadap dolar dalam 3 pekan terakhir. Setelah Wakil Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) – Ryozo Himino kemarin mengatakan BOJ harus sangat peka terhadap fluktuasi mata uang Yen terhadap inflasi sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan moneter. Sementara media Bloomberg mengabarkan bahwa BOJ akan mengajukan penurunan pembelian obligasi pada pertemuan moneter selama 2 hari pekan depan yang akan mendorong kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut pada pertemuan selanjutnya di bulan Juli mendatang. Dengan kedua sentimen pasar tersebut sejumlah investor dan pelaku pasar kembali mengembalikan posisi transaksi carry trade sehingga mata uang Yen menguat.
Euro mengalami koreksi terhadap mata uang dolar menjelang pertemuan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) esok hari. ECB hampir dipastikan akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter tersebut. Pasar akan mencermati pernyataan dari Presiden ECB – Christine Lagarde dalam konferensi pers setelah pertemuan moneter tersebut berakhir. Selain itu komentar dari pejabat ECB lainnya juga akan menjadi perhatian pasar untuk mengetahui kapan kira-kira pemangkasan suku bunga acuan berikutnya akan dilaksanakan. Data tenaga kerja di Jerman juga semakin menurun dengan tingkat pengangguran meningkat tajam dari sebelumnya 10K menjadi 25K yang jauh berbeda 180 derajat dari perkiraan menurun 7K. Hari ini akan dirilis data PMI di sektor jasa dari ISM dengan perkiraan masih stabil 53.3 dan juga data inflasi dari sisi produsen PPI dengan perkiraan semakin menurun yang mendukung langkah pemangkasan suku bunga ECB esok hari.
Poundsterling juga mengalami koreksi tajam setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak pertengahan bulan Maret lalu sebelum akhirnya ditutup melemah. Sebelumnya GBP mendapat dorongan dari panggung politik seiring dengan majunya tokoh dibalik Brexit pemisahan ekonomi Inggris dari Uni Eropa – Nigel Farage berencana maju untuk menjadi kandidat Perdana Menteri menggantikan Perdana Menteri – Rishi Sunak yang hampir dapat dipastikan akan lengser seiring dengan tergerusnya tingkat kepercayaan terhadapnya. Sedangkan kondisi ekonomi relatif masih solid yang mendukung langkah Bank Sentral Inggris untuk segera melakukan pemangkasan suku bunga acuannya. Data ekonomi penting yang akan dirilis hari ini adalah data PMI di sektor jasa.