Dolar mengalami koreksi terhadap sejumlah mata uang lainnya menjelang rilis data di sektor tenaga kerja Non-Farm Payroll (NFP) malam ini. Data-data di sektor tenaga kerja yang sudah dirilis sampai semalam menunjukkan tanda-tanda penurunan sehingga data NFP yang akan dirilis malam ini juga diperkirakan akan senada dengan data sektor tenaga kerja lainnya. Dengan laporan NFP malam ini akan mempermudah Fed menentukan kapan akan memulai untuk menurunkan suku bunga acuannya. Meski Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter FOMC pekan depan. Data klaim pengangguran baru mengalami kenaikan sebanyak 229K yang lebih banyak dari perkiraan 220K dan data periode sebelumnya juga direvisi naik dari 219K menjadi 221K. Sedangkan data PHK dari Challenger hanya sedikit mengalami penurunan dari 64.789K menjadi 63.816K atau hanya 1.5%. Namun jika dibandingkan dengan data periode yang sama tahun lalu terjadi penurunan cukup tajam dari -3.3% menjadi -20.3%. Meski demikian survey rencana rekrut pegawai baru oleh perusahaan mengalami penurunan tajam hanya sebanyak 4.326 yang merupakan jumlah terendah sejak Desember tahun 2023 lalu yang sebanyak 3.022. Dan jika dibandingkan dengan periode setahun lalu juga terjadi penurunan tajam hanya 50% dari 101.833 menjadi hanya 50.833. Berturut-turut data di sektor tenaga kerja sebelumnya berupa JOLTS dan ADP kesemuanya mendukung perkiraan data NFP malam ini akan turun lebih rendah dari perkiraan. Sedangkan komponen tenaga kerja dari data PMI di sektor jasa yang meskipun naik dari 45.9 menjadi 47.1 namun masih di bawah ambang batas ekspansif 50 sehingga masih belum sepenuhnya dapat dikatakan meningkat. Hanya komponen tenaga kerja dari data PMI di sektor manufaktur yang meningkat dari 48.6 naik masuk zona ekspansif 51.1 atau 2.5% berpotensi menjadikan data NFP semalam positif. Data NFP malam ini akan dirilis pada pukul 19:30 WIB dengan perkiraan meningkat dari 175K menjadi 182K meski meningkat namun masih di bawah 200K yang menjadi ambang batas yang menandakan sektor tenaga kerja dikategorikan solid. Bersamaan dengan itu juga akan dirilis data tingkat pengangguran yang diperkirakan flat 3.9% dan upah rata-rata diperkirakan mengalami kenaikan dari 0.2% menjadi 0.3%.
Yen rebound terhadap dolar selain karena koreksi mata uang dolar namun juga setelah pelaku pasar mencerna ucapan Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) – Kazuo Ueda yang mengatakan sudah waktunya BOJ mengurangi aksi beli obligasi yang diindikasikan sebagai langkah awal untuk mengakhiri stimulus moneter yang masif saat ini. Yen juga mendapat dukungan dari mata uang Peso Mexico yang melemah paska pemilu beberapa hari lalu. Pasangan mata uang peso terhadap yen merupakan transaksi favorit bagi pelaku carry trade. Carry Trade adalah strategi trading yang melibatkan peminjaman mata uang dengan suku bunga rendah untuk menginvestasikannya dalam mata uang dengan suku bunga yang lebih tinggi. Hari ini dirilis data anggaran belanja rumah tangga yang meningkat dari -1.2% menjadi 0.5% namun masih sedikit di bawah perkiraan naik hingga 0.6%. Selanjutnya akan dirilis data Leading Indicator.
Euro bergerak menguat tidak hanya terhadap dolar namun juga terhadap GBP paska pertemuan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) kemarin. Sesuai perkiraan ECB menyusul Bank Sentral Swiss(SNB), Bank Sentral Swedia (RiksBank) dan Bank Sentral Kanada (BOC) memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 bps dari 4.50% menjadi 4.25%. Ini merupakan penurunan suku bunga acuan pertama kali dalam 5 tahun terakhir seiring dengan inflasi yang sudah hampir mencapai target. Meski demikian ECB tidak memberikan sinyal bahwa langkah moneter berikutnya masih butuh waktu untuk melanjutkan dengan penurunan selanjutnya. Hal ini diungkapkan oleh Presiden ECB – Christine Lagarde dalam konferensi pers paska pertemuan moneter tersebut. ECB tidak bisa memberikan komitmen untuk meneruskan menurunkan suku bunga acuan mengingat kondisi ekonomi mendatang diperkirakan akan cukup sulit untuk dilalui. ECB perlu benar-benar memonitor perkembangan aktifitas ekonomi setelah ini dan baru akan mengambil keputusan berikutnya jika memang didukung oleh kondisi ekonomi yang memungkinkan. Data ekonomi yang dirilis beberapa saat sebelum pertemuan moneter ECB berakhir menunjukkan sektor ritel mengalami penurunan. Data Retail Sales turun -0.5% yang lebih jelek dari perkiraan hanya turun -0.2% dan data periode sebelumnya juga direvisi menurun dari 0.8% menjadi hanya 0.7%. Sedangkan data ekonomi di Jerman berupa factory order meski meningkat dari -0.4% menjadi -0.2% namun masih di bawah perkiraan naik hingga +0.6%. Hari ini akan dirilis data penting lainnya berupa Industrial Order dan Neraca Perdagangan di Jerman dan juga data revisi pertumbuhan ekonomi GDP serta data di sektor tenaga kerja. Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) sekaligus tokoh penting ECB – Joachim Nagel akan memberikan pandangannya malam ini perihal langkah ECB memangkas suku bunga acuan semalam.
Poundsterling nyaris flat terhadap dolar setelah mendapat tekanan dari mata uang Euro yang menguat setelah ECB memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter kemarin. Selain itu Bank Sentral Inggris (BOE) merilis hasil survey ekspektasi peningkatan upah oleh pelaku bisnis di Inggris yang menunjukkan penurunan tajam dari 4.6% menjadi hanya 4.1%. Begitu pula dengan rata-rata dalam 3 bulan terakhir turun dari 4.8% menjadi hanya 4.5%. Keduanya merupakan angka terendah sejak Mei 2022 yang lalu dan berpotensi menjadi inflasi tertekan dan mempermudah BOE untuk mulai memangkas suku bunga acuannya. Pertemuan moneter BOE dijadwalkan masih cukup lama yaitu pada 20 Juni mendatang. Dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya dan baru akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan September yang akan datang. Dari panggung politik peluang Partai Buruh memenangkan pemilu semakin besar seiring dengan semakin berkurangnya tingkat kepercayaan terhadap Partai Konservatif saat ini yang dinilai berkinerja buruk dalam 14 tahun terakhir. Partai Buruh memberikan harapan baru dengan potensi untuk meningkatkan anggaran belanja fiskal dan juga memperlancar negosiasi permasalahan yang terkait dengan Brexit dan meningkatkan hubungan baik dengan Uni Eropa. Sejauh ini suksesi di Inggris belum berdampak pada nilai tukar mata uang GBP.