Fed dan BOJ diperkirakan masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan moneter pekan ini

Published on 06/10/2024

Dolar rebound terhadap sejumlah mata uang lainnya paska rilis data di sektor tenaga kerja Non-Farm Payroll (NFP) Jumat lalu yang lebih baik dan melampaui perkiraan. Dalam laporan NFP menunjukkan terjadinya lapangan kerja terisi meningkat sebanyak 272K yang tidak hanya melampaui perkiraan 182K namun juga di atas ambang 200K yang menunjukkan sektor ini masih solid. Meskipun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 175K menjadi hanya 165K. Data lain berupa upah rata-rata juga meningkat 2 kali lipat dari 0.2% menjadi 0.4% yang melampaui perkiraan hanya naik 0.3%. Dan hanya tingkat pengangguran yang meningkat tipis 4.0% yang lebih tinggi dari perkiraan sama seperti periode sebelumnya 3.9%. Dan jika dibandingkan dengan data setahun yang lalu juga terjadi kenaikan 4.1% yang lebih baik dari perkiraan 3.9% dan juga data periode sebelumnya direvisi meningkat dari 3.9% menjadi 4.0%. Dengan kondisi sektor tenaga kerja yang masih solid ini berdampak pada inflasi yang berpotensi kembali naik sehingga membuat langkah Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan menjadi sulit. Dan menghapus harapan Fed untuk mengikuti langkah Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Kanada (BOC) yang pekan lalu sudah mulai menurunkan suku bunga acuannya. Paska data NFP, spekulasi di pasar mulai mengabaikan peluang pemangkasan pada pertemuan moneter di bulan September dengan peluang hanya dikisaran 50% dari sebelumnya mencapai 70%. Dan memperkirakan hanya ada 1 kali pemangkasan yaitu di bulan November atau di bulan Desember mendatang. Mulai Selasa esok hari Fed dijadwalkan akan memulai pertemuan moneter FOMC selama 2 hari dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuan saat ini mengingat inflasi yang cukup jauh dari yang ditargetkan. Pasar akan mencermati proyeksi ekonomi dan juga dot plot jika memang ada serta pidato dari Ketua Fed – Jerome Powell paska pertemuan tersebut berakhir. Pekan ini akan dirilis data inflasi CPI di hari Rabu menjelang hasil pengumuman pertemuan moneter FOMC tersebut. Disusul data inflasi dari sisi produsen PPI dan data dari University of Michigan berupa sentimen konsumen dan ekspektasi inflasi di hari Jumat nanti.

Yen terus tertekan seiring dengan penguatan mata uang dolar menjelang pertemuan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) di pekan ini. Pertemuan moneter BOJ dijadwalkan pada hari Jumat mendatang dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuan saat ini meski inflasi sudah turun di bawah 2%. Namun yang menjadi perhatian pasar adalah rencana BOJ untuk mengurangi pembelian bulanan obligasi pemerintah Jepang guna memperketat kondisi moneter yang masih cukup longgar saat ini. Jika yen terus tertekan hingga kembali menyentuh level 160 dimana BOJ menggelontorkan dana senilai ¥9.8 trilliun dalam 2 kali intervensi beberapa waktu lalu, bukan tidak mungkin BOJ akan bertindak drastis seperti sebelumnya. Seperti yang diperingatkan oleh pejabat otoritas Jepang sebelumnya. Hari ini akan dirilis data pertumbuhan ekonomi GDP yang masih stagnan -0.5% sesuai perkiraan sama seperti periode sebelumnya.

Euro turun tajam terhadap dolar tidak saja karena data NFP di AS yang bagus namun juga sentimen di Uni Eropa yang menjadi negatif setelah Perdana Menteri Prancis – Emmanuel Macron yang di luar perkiraan mengumumkan akan mengajukan pemilu di Prancis. Macron mengajukan pemilu lebih cepat 3 tahun dari masa baktinya setelah dikalahkan dalam pemungutan suara di Uni Eropa oleh kelompok sayap kanan. Dengan peluang Macron kehilangan jabatannya membuat situasi ekonomi akan menjadi tidak stabil dan akan digantikan oleh Marine Le Pen dari Partai sayap kanan National Rally (RN). Keputusan Macron ini dinilai beresiko tinggi karena Prancis sebagai negara terbesar kedua di Uni Eropa akan berpengaruh banyak terhadap negara anggota lainnya karena akan menambah ketegangan geopolitik yang sudah semakin memanas secara global saat ini. Pekan lalu Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya seiring dengan inflasi yang sudah mendekati target yang diinginkan. Namun ECB belum memberikan petunjuk bahwa langkah tersebut akan dipertahankan untuk waktu yang belum dapat ditentukan. Hari ini akan dirilis data kepercayaan konsumen dari Sentix dan data Industrial Production di Italia. Data berikutnya yang akan menjadi perhatian pasar adalah data inflasi CPI di Jerman dan di Prancis.

Poundsterling ikut melemah seiring dengan menguatnya mata uang dolar secara umum. Sedangkan terhadap Euro, GBP relatif menguat seiring dengan sentimen negatif setelah Perdana Menteri Prancis – Emmanuel Macron yang diluar perkiraan mengumumkan akan mengajukan pemilu di Prancis. Sementara Bank Sentral Inggris (BOE) diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya seiring dengan kenaikan tingkat upah dan potensi tekanan inflasi dari sektor jasa yang masih di atas zona nyaman bagi BOE meski inflasi secara umum sudah mulai turun. Sementara politik di Inggris lumayan bergejolak seiring dengan peluang Partai Buruh memenangkan pemilu semakin besar dengan semakin berkurangnya tingkat kepercayaan terhadap Partai Konservatif saat ini yang dinilai berkinerja buruk dalam 14 tahun terakhir. Partai Buruh diharapkan akan memberikan harapan baru dengan potensi untuk meningkatkan anggaran belanja fiskal dan juga memperlancar negosiasi permasalahan yang terkait dengan Brexit dan meningkatkan hubungan baik dengan Uni Eropa. Pekan ini ada 2 data penting yang akan dirilis yaitu data dari sektor tenaga kerja – Claimant Count dan data pertumbuhan ekonomi GDP.