Fed Masih Perlu Waktu Lebih Lama Untuk Dapat Menjaga Inflasi Tetap Terkendali

Published on 07/19/2024

Dolar rebound terhadap hampir semua mata uang lainnya meskipun prospek Fed memangkas suku bunga semakin besar. Menguatnya mata uang dolar disebabkan oleh sentimen ekonomi di wilayah lain yang tidak sebaik di AS.  Data di sektor tenaga kerja berupa laporan mingguan klaim pengangguran meningkat dari 223K menjadi 243K yang melampaui perkiraan hanya naik 229K. Data ini menambah prakiraan bahwa sektor tenaga kerja semakin melambat yang akan berdampak pada aspek ekonomi lainnya. Sehingga Fed perlu mengambil langkah moneter untuk mencegah agar pertumbuhan ekonomi tidak ikut melambat. Meskipun penambahan klaim tersebut diduga hanya bersifat musiman seperti yang biasa terjadi menjelang musim panas di AS. Data dari sektor manufaktur meningkat tajam dengan indeks manufaktur di Philadelphia melonjak dari 1.3 menjadi 13.9 yang jauh di atas perkiraan hanya naik 2.7. Sementara itu data lainnya berupa Leading Index yang merupakan komposit dari 10 indikator ekonomi juga meningkat menjadi -0.2% yang lebih baik dari perkiraan hanya naik -0.3% dan data periode sebelumnya juga direvisi membaik dari -0.5% menjadi 0.4%. Sedangkan pejabat Fed  yang sebelumnya cukup optimis inflasi segera  mencapai target dan bersiap untuk memangkas suku bunga acuan sedikit mengalami hambatan setelah Gubernur Fed San Fransisco – Mary Daly semalam mengatakan inflasi belum mencapai target yang diinginkan dan Fed perlu inflasi yang benar-benar stabil dan terkendali sebelum memutuskan untuk melakukan pemangkasan. Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Fed Chicago – Austan Goolsbee yang mengatakan perang melawan inflasi belum usai meski kondisi saat ini sudah lebih baik. Goolsbee menambahkan perlu beberapa bulan untuk dapat menjaga inflasi tetap terkendali. Fed dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter FOMC di akhir bulan ini namun hampir dipastikan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya meski inflasi sudah semakin turun. Seperti yang diungkapkan pejabat Fed, mereka perlu lebih yakin dengan data-data fundamental yang akan dirilis berikutnya di bulan Agustus untuk mengambil keputusan pada pertemuan moneter FOMC di bulan September mendatang. Mantan sekaligus calon kandidat Presiden AS – Donald Trump mengusulkan agar Fed tidak menurunkan suku bunganya sebelum pemilu November mendatang. Namun Ketua Fed – Jerome Powell mengatakan bahwa jajaran Fed akan mengambil keputusan tanpa pertimbangan dan campur tangan politik.  Hari ini tidak ada data ekonomi hanya pidato dari sejumlah pejabat Fed lainnya.

Yen kembali melemah seiring dengan menguatnya mata uang dolar setelah beberapa hari ini dibayangi oleh spekulasi akan langkah intervensi dari pemerintah Jepang. Dugaan intervensi dapat dilihat dari laporan harian Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menunjukkan terjadinya pengeluaran anggaran yang signifikan pada hari-hari dimana mata uang Yen menguat. Sepertinya otoritas keuangan Jepang membuat langkah strategis di saat mata uang dolar melemah akhir-akhir ini sehingga langkah intervensi menjadi efektif. Tidak seperti intervensi sebelumnya yang baru dilakukan setelah mata uang Yen sangat melemah. Data ekonomi yang dirilis pagi ini menunjukkan indikasi inflasi kembali meningkat dari data CPI yang naik dari 2.5% menjadi 2.6% meskipun di bawah perkiraan naik 2.7%. Dengan inflasi yang kembali naik semakin meyakinkan BOJ untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di akhir bulan ini sesuai rencana. Selain itu BOJ juga diharapkan melakukan tapering dengan memangkas neraca keuangan dalam pembelian kembali obligasi pemerintah hingga 50%.

Euro turun tajam terhadap dolar paska pertemuan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) kemarin. Sesuai perkiraan ECB tetap mempertahankan suku bunga acuannya dan tidak memberikan kisi-kisi akan langkah moneter yang akan diambil pada pertemuan moneter berikutnya. Hal ini mengecewakan pasar yang berharap ada petunjuk akan hal tersebut. Terlebih sejak pemilu di Prancis yang mengejutkan membuat ekspektasi akan langkah pemangkasan suku bunga ECB di bulan September mendatang menjadi tipis. Konferensi pers dari Presiden ECB – Christine Lagarde yang ditunggu-tunggu juga tidak secara gamblang menyebutkan langkah berikutnya membuat peluang tersebut semakin tipis. Berbeda dengan Fed yang sedang mempersiapkan untuk memangkas suku bunga dalam beberapa tahap, ECB kemungkinan akan lebih lama mempertahankan suku bunga saat ini selain karena inflasi yang masih cukup tinggi dan diperkirakan masih akan tetap di atas target hingga tahun depan. Hari ini akan dirilis data inflasi dari sisi produsen PPI di Jerman dan juga data neraca keuangan.

Poundsterling juga ikut melemah selain karena menguatnya mata uang dolar namun juga karena fundamental ekonomi yang menurun. Data sektor tenaga kerja di Inggris mulai menurun meski angka klaim pengangguran berkurang menjadi 32.3K yang tidak lebih baik dari perkiraan 23.4K dan data periode sebelumnya direvisi naik dari 50.4K menjadi 51.9K. Namun tingkat upah mengalami penurunan dari 5.9% menjadi 5.7% sesuai perkiraan dan tingkat pengangguran masih relatif sama seperti periode sebelumnya 4.4%. Ditambah data inflasi CPI yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan inflasi kembali cenderung naik membuat prospek langkah Bank Sentral Inggris (BOE) pada pertemuan moneter di bulan Agustus mendatang semakin pudar dan BOE akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama lagi. Data yang dirilis pagi ini menujukkan kepercayaan konsumen sedikit menurun dari -14 menjadi -13 yang masih lebih rendah dari perkiraan membaik hingga -12. Hari ini akan dirilis data penting berupa Retail Sales bersamaan dengan data Hutang Sektor Publik.