Wapres Kamala Harris Jadi Pengganti Biden Dalam Pilpres November Mendatang

Published on 07/23/2024

Dolar masih cenderung menguat terhadap semua mata uang lainnya seiring dengan kejelasan peta politik di AS paska pengunduran diri Joe Biden dari pencalonan presiden dalam pemilu di AS bulan November mendatang. Posisi tersebut diserahkan kepada Wakil Presiden – Kamala Harris yang mendapat sambutan baik dari anggota Partai Demokrat termasuk Ketua DPR – Nancy Pelosi. Pengunduran diri Biden sepertinya sudah diperkirakan pasar sehingga reaksi juga tidak terlalu bergejolak di pasar. Sementara itu hasil polling masih mengunggulkan mantan presiden Donald Trump karena siapapun yang akan menggantikan Biden sepertinya kebijakan ekonomi dan fiskal tidak akan jauh berbeda dengan program Presiden Biden saat ini. Pasar justru mengantisipasi kebijakan yang akan diambil oleh Trump jika kembali terpilih menjadi Presiden periode keduanya nanti. Dipastikan ketegangan akibat perang dagang akan kembali meningkat, kebijakan strong dolarnya dan juga kebijakan american first akan menjadi perhatian pasar. Setelah pergantian calon presiden dari Partai Demokrat tersebut, fokus pasar akan tertuju pada pertemuan moneter FOMC Fed dan juga pertemuan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) yang dijadwalkan hampir bersamaan di akhir bulan ini. Fed diharapkan akan menentukan kapan akan menurunkan suku bunga acuannya. Sedangkan BOJ diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya kedua kalinya setelah kenaikan pertama di bulan Maret lalu sekaligus mengakhiri kebijakan ultra longgarnya. Sementara itu langkah Bank Sentral China (PBOC) yang kemarin di luar dugaan memangkas suku bunga reverse repo 7 harinya sebanyak 10 bps dari 1.8% menjadi 1.7% dan diikuti dengan penurunan loan prime rate (LPR) untuk jangka 1 dan 5 tahun. Langkah ini dilakukan oleh PBOC untuk meningkatkan keterbukaan pasar dan mendukung ekonomi di sektor riil. Meski demikian reaksi pasar masih belum seperti yang diharapkan kemungkinan masih menunggu keputusan moneter dari Fed dan BOJ seperti yang disebut di atas. Setelah semalam absen dari data ekonomi, hari ini akan dirilis data di sektor perumahan dan indeks manufaktur negara bagian Richmond.

Yen beranjak menguat terhadap dolar seiring dengan semakin meningkatnya ekspektasi pasar akan langkah moneter dari Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk kedua kali seiring dengan angka inflasi yang berkecenderungan bergerak naik. BOJ menaikkan suku bunga untuk pertama kali pada bulan Maret lalu sekaligus mengakhiri kebijakan ultra longgarnya dan bersiap untuk mengubah menjadi kebijakan yang lebih ketat. Selain itu BOJ juga diharapkan akan menentukan program tapering dengan memangkas angaran belanja surat berharga guna menyeimbangkan neraca keuangannya. BOJ diperkirakan akan memangkas anggaran tersebut hingga 50% dari anggaran saat ini. Hari ini tidak ada data ekonomi akan dirilis.

Euro masih cenderung tertekan terhadap mata uang dolar dengan prospek akan penurunan suku bunga acuan berikutnya dari Bank Sentral Eropa (ECB). Meskipun belum dipastikan ECB akan melaksanakannya namun pendapat dari sejumlah pejabat ECB menyepakati bahwa ECB masih bisa menurunkan suku bunganya untuk kedua kali di tahun 2024 ini. Walaupun masih mewaspadai angka inflasi dari sektor jasa. Pasar akan mencermati pidato dari Presiden ECB – Christine Lagarde yang dijadwalkan akan memberikan pidato pada hari Kamis mendatang. Hari ini hanya ada data Kepercayaan Konsumen. Dan data penting berupa PMI di sektor manufaktur dan jasa baru akan dirilis esok hari.

Poundsterling bergerak menguat terhadap dolar seiring dengan memudarnya ekspektasi akan langkah Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menurunkan suku bunga acuannya setelah data di sektor ritel menunjukkan daya beli rakyat inggris mengalami penurunan tajam. Meskipun hal ini baik karena dapat menekan inflasi namun tidak seperti yang diharapkan karena BOE menginginkan inflasi turun tanpa membuat ekonomi melambat. Data tersebut berpotensi menahan BOE untuk segera menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan moneter di bulan Agustus mendatang. Data inflasi di Inggris sendiri juga relatif masih stagnan. Hari ini tidak ada data ekonomi.