Weekly Newsletter Ed. 215

Published on 08/04/2024

What to Expect from OIL?

Harga minyak kembali jatuh karena kembalinya kekhawatiran tentang melemahnya tingkat permintaan. Hal ini juga didukung dengan tidak adanya eskalasi yang mendesak di Timur Tengah pasca pembunuhan pemimpin Hamas saat berkunjung ke Iran.

Pertemuan OPEC+ sendiri gagal memberikan kejutan pada pasar minggu lalu. Eskalasi ketegangan geopolitik yang tiba-tiba terjadi pasca serangan Israel di Libanon dan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran justru membuat harga minyak sempat melonjak. Akan tetapi tidak adanya balasan dari Iran dan kekhawatiran permintaan yang terus menerus akhirnya menyeret harga minyak kembali turun.

OPEC+ tetap berpegang teguh pada kebijakannya saat ini, sejalan dengan ekspektasi di mana pertemuan online para menteri OPEC+ di tanggal 1 Agustus tetap mempertahankan kebijakan kelompok produsen minyak saat ini dan para anggota yang berpartisipasi menegaskan kembali niat mereka untuk mulai mengurangi pemangkasan produksi sukarela mulai Oktober 2024 mendatang.

Minggu depan, pasar minyak akan tetap mencermati perkembangan lebih lanjut dari Timur Tengah, dan kekhawatiran resesi yang berpotensi memicu melemahnya permintaan. Jika tidak ada eskalasi ketegangan geopolitik, maka pasar akan kembali cermati ekonomi di mana kekhawatiran terhadap resesi di AS memicu kekhawatiran turunnya permintaan.

(oilprice)

Tingkat pengangguran bulan Juli melonjak ke 4.3%, ekonomi AS hanya menghasilkan 114K pekerjaan baru di bulan Juli berdasarkan data pemerintah, dan beberapa tanda-tanda perlemahan tersebut memicu kekhawatiran resesi pada ekonomi AS. Apakah ini pertanda baik untuk Emas?

Laporan Pekerjaan Melemah

Data ekonomi AS di hari Jumat menunjukkan angka pelemahan lebih lanjut. NFP dirilis 114K, di bawah ekspektasi 176K dan tingkat pengangguran AS naik ke level tertinggi hampir 3 tahun sebesar 4.3%. Laporan ini  mengejutkan para investor dan ekonom.

Di pertemuan terakhir minggu lalu Federal Reserve mengisyaratkan tentang potensi penurunan suku bunga di bulan September 2024, tapi hal tersebut tidak dijamin, kecuali jika data memang menunjukkan pelemahan yang berlanjut.

SAHM Rules: Tanda-tanda resesi terlihat?

Dengan tingkat pengangguran mencapai 4.3% di bulan Juli, rata-rata pergerakan tiga bulan dari tingkat pengangguran setidaknya 0.5 poin persentase di atas minimum rata-rata tiga bulan dari 12 bulan sebelumnya. Berdasarkan aturan SAHM, jika angka mencapai level 0.5%, maka terjadi resesi.

Pada dasarnya aturan tersebut menyebutkan saat tingkat pengangguran meningkat cukup cepat, maka ekonomi sedang melorot. Rata-rata 3 bulan penting karena aturan tersebut memberikan tanda-tanda saat ada keanehan yang hanya mempengaruhi tingkat pengangguran selama sebulan.

Aturan tersebut dinamakan sesuai nama mantan ekonom Fed Claudia Sahm karena cukup berhasil memberikan isyarat resesi di masa lalu. Lalu data dari BOA menunjukkan data sebelumnya dan keakuratan historisnya. Sebagian besar saat tingkat pengangguran naik sebesar 0.5 poin persentase, resesi sudah dimulai. Pengecualian pada resesi di tahun 1960, penurunan ekonomi dimulai 5 bulan kemudian.

Kondisi Saat Ini

Claudia Sahm mengatakan pada Wall Street Journal bahwa dia sebenarnya tidak berpikir ekonomi sedang dalam resesi. Alasannya adalah pasokan tenaga kerja pasca pandemi dan lonjakan imigrasi baru-baru ini membuat “SAHM rules” berkurang kegunaannya. Tapi dia khawatir tentang arah ekonomi AS dan Sahm sudah mengatakan sebelum keputusan Fed di hari Rabu bahwa bank sentral seharusnya sudah memangkas suku bunga.

Dan data yang dirilis selama 2 hari berturut-turut setelah pertemuan Fed menunjukkan bahwa bank sentral seharusnya mendengarkan saran tersebut. Imbal hasil obligasi turun drastis dan saham sudah merosot tajam.

Emas Berjangka Sudah Sentuh $2500?

Data COMEX menunjukkan harga emas berjangka (kontrak Des’24) sempat sentuh $2522, rekor tertinggi baru saat data ketenagakerjaan bulanan AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang memicu kekhawatiran resesi. Namun, harga kemudian bergerak lebih rendah setelah kenaikan di 3 sesi berturut-turut.

Laporan pekerjaan yang lemah membuka ruang Fed untuk menurunkan suku bunga lebih cepat daripada nanti, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco.com. Suku bunga yang lebih rendah bisa melemahkan dolar dan membuat emas lebih kompetitif terhadap aset lainnya. Bahkan permintaan emas sudah meningkat setelah gelombang data ekonomi AS di hari Kamis menunjukkan peningkatan klaim pengangguran mingguan dan juga aktivitas manufaktur yang lemah. Naeem Aslam, kepala investasi di Zaye Capital Markets mengatakan dengan angka-angka yang terlihat, sangat jelas bahwa Fed sudah melakukan kesalahan kebijakan lagi dan suku bunga seharusnya sudah dipangkas. Saat ini investor khawatir akan terjadinya resesi. (marketwatch)


Optimisme bergeser menjadi kepanikan terhadap resesi adalah penggerak utama di sesi perdagangan hari Jumat lalu pasca data NFP yang dirilis lebih lemah dari perkiraan. Kepastian Fed membuka peluang untuk penurunan suku bunga di bulan September awalnya menjadi optimisme bagi pasar, tapi setelah melihat data yang sangat lemah, pasar khawatir bahwa apa yang dilakukan Fed adalah terlambat dalam mengantisipasi tanda-tanda resesi tersebut. Hal ini akan menjadi menarik di tengah minimnya data ekonomi semua Kawasan minggu depan, dan hanya terfokus pada data inflasi China, dengan kekhawatiran baru tentang meluasnya konflik regional di Timur Tengah pasca tewasnya pemimpin Hamas minggu lalu. Hal ini tentunya akan menjadikan pasar yang lebih volatile minggu depan sehingga cukup menarik untuk dicermati.

Inflasi China dan PMI Services Semua Kawasan, Kekhawatiran Resesi AS dan Perkembangan Geopolitik Isu Utama!

Fokus Pekan ini:

Laporan pekerjaan AS yang lemah di hari Jumat ternyata memicu kekhawatiran terhadap resesi. Berdasarkan aturan SAHM yang digunakan untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal resesi bisa dilihat dari perubahan tingkat pengangguran.

Tingkat pengangguran naik menjadi 4.3%, sementara laporan NFP di angka 114K, meleset jauh di bawah ekspektasi, dengan revisi yang turun sekitar 29K selama 2 bulan terakhir. Dampaknya membuat pertaruhan penurunan suku bunga untuk AS menghadapi revisi yang signifikan karena kekhawatiran resesi yang membebani pasar global.

Seminggu ke depan menjanjikan minggu yang menarik dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini. Meningkatnya kekhawatiran resesi ditambah dengan komplikasi tambahan dari tanda-tanda meningkatnya ketegangan di Timur Tengah bisa memberi daya tarik aset-aset safe haven yang berpotensi menciptakan jarak dalam indeks dolar AS dan harga emas.

AS

Seminggu ke depan dari kawasan AS kemungkinan lebih banyak diisi oleh petunjuk dari para pembuat kebijakan The Fed pasca serangkaian data yang lemah baru-baru ini. Dengan kurangnya data berdampak tinggi sepertinya ketegangan geopolitik diperkirakan akan menjadi faktor yang berpotensi mempengaruhi pasar minggu depan.

Senin akan terfokus dengan data services PMI dari S&P Global maupun ISM. Sementara tengah malam akan fokus dengan pernyataan dari anggota FOMC Mary Daly.

Klaim pengangguran mingguan di hari Kamis praktis akan dicermati lebih lanjut untuk tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja.

Secara mingguan, dolar kemungkinan akan mengalami masa-masa krusial minggu depan setelah beberapa data yang melemah dan penyesuaian ekspektasi penurunan suku bunga. Kondisi geopolitik bisa saja sedikit menolong untuk dolar bertindak sebagai safe haven selain emas. Tapi secara umum ekspektasi penurunan suku bunga akan membuat imbal hasil Treasury cenderung turun sehingga dolar bisa saja lanjut melemah.

EU

Jerman dan zona Euro juga akan merilis data PMI services di hari Senin. Angka ini diharapkan menunjukkan kestabilan di kisaran zona ekspansi (di atas angka 50). Pelemahan di bawah 50 akan membuat kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di kawasan Eropa yang berarti ditandai dengan kontraksi pada sektor jasa.

Pesanan pabrik dari Jerman di hari Selasa, dilanjutkan dengan Industrial Production di hari Rabu, diakhiri dengan inflasi konsumen (CPI) Jerman di hari Jumat yang mengharapkan laporan yang juga stabil dari bulan sebelumnya 2.3% y/y dan 0.3% m/m.

Inggris

Kawasan ini juga akan merilis PMI services di hari Senin, dan angka diperkirakan stabil di kisaran 52.4, yang berarti tetap melaju di kisaran area ekspansi. Jika data turun drastis dan memasuki zona kontraksi di bawah 50, maka kepanikan juga kemungkinan akan muncul di kawasan Inggris.

PMI construction Inggris dirilis hari Selasa. Dan di sisa hari berikutnya cenderung sepi data ekonomi dari Inggris sehingga nasib Poundsterling akan kembali bergantung pada bagaimana pasar bereaksi pada perkembangan geopolitik dan juga kekhawatiran resesi AS.

China

Minggu depan diawali dengan rilis Caixin Services PMI di hari Senin. Laporan tersebut diperkirakan menunjukkan tanda-tanda sedikit kenaikan dibanding bulan sebelumnya, 51.4 vs 51.2.

Sementara data berikutnya di hari Rabu akan melihat neraca perdagangan China yang mungkin saja bisa memberikan sedikit gambaran tentang aktivitas ekonomi terkait permintaan China.

Data inflasi konsumen China di hari Jumat tentunya akan menjadi data yang paling menarik untuk lebih mengetahui gambaran secara umum dari permintaan domestik di China. Inflasi yang rendah tentunya mengindikasikan tingkat permintaan ataupun belanja konsumen China yang cenderung masih lemah, dan sebaliknya angka yang lebih tinggi berarti menunjukkan adanya tanda-tanda kebangkitan, meskipun masih terlalu dini untuk menganggap hal tersebut sebagai dampak dari suntikan dukungan yang dijanjikan pemerintah terhadap kebangkitan ekonomi domestik.

Jepang

Mata uang Yen terus menguat, bahkan berhasil sentuh level 146.400 di penutupan sesi perdagangan hari Jumat, menunjukkan performa terbaiknya sejak 11 Mei.

Flashback 3 minggu ke belakang, yen justru terlihat tak bergeming. USDJPY saat itu hanya berada sedikit di bawah 162, level tertinggi hampir 4 dekade. Dan sejak saat itu yen berhasil menguat luar biasa, termasuk di minggu lalu.

Penggeraknya adalah keputusan BOJ yang menaikkan suku bunga menjadi 0.25%. Meski suku bunga tetap di level rendah, tapi kenaikan kedua kalinya mengindikasikan bahwa BOJ perlahan melakukan pergeseran kebijakan ke arah normalisasi setelah beberapa dekade kebijakan akomodatif yang sangat longgar. Selain itu, BOJ juga mengumumkan akan mengurangi pembelian obligasi yang mendukung langkah pengetatan kebijakan.

Alasan lainnya adalah investor yang menjadi kurang antusias pada dolar AS karena potensi penurunan suku bunga di bulan September tampaknya sangat mungkin terjadi dan investor melirik tempat lain untuk menyimpan aset mereka. Ringkasan opini BOJ dirilis hari Senin, biasanya bukan data ekonomi penting, tapi ringkasan tersebut diperkirakan akan menarik lebih banyak perhatian daripada biasanya pasca kenaikan suku bunga BOJ minggu lalu. Pasar ingin mendengar rencana kenaikan lebih lanjut ataupun arah kebijakan BOJ mendatang.

(investing, marketpulse)

High Event Economic Calendar

SeninJPY Monetary Policy Meeting Minutes, CNY Caixin Services PMI, German Services PMI, EUR PMI Services, UK PMI Services, US PMI Services, US ISM Services PMI  
SelasaFOMC Member Daly speaks, UK BRC Retail Sales Monitor, JPY Household spending, RBA Interest Rate Decision, German Factory Orders, UK Construction PMI, US Trade Balance, EIA Short-term Energy Outlook
RabuAPI Weekly Crude Oil Stock, German Industrial Production, US Crude Oil Inventories               
KamisCNY Trade Balance, US Jobless Claims
JumatCNY CPI, German CPI, CAD Unemployment Rate      

FOREX

EURUSD: Weekly ditutup bullish setelah sesi perdagangan hari Jumat berhasil membalikkan tekanan menjadi dorongan naik yang tinggi memanfaatkan pelemahan dolar pasca data NFP yang dirilis lebih rendah dari perkiraan. Ini berarti juga membuka peluang untuk Euro kembali menguji resistance psikologis 1.10000, zona yang belum pernah muncul kembali sejak Desember 2023. Jika pelemahan dolar terus berlanjut, maka dorongan kenaikan bagi Euro berpotensi berlanjut minggu depan. Namun, resistance 1.09800 dan juga 1.10430 adalah zona resistance yang harus dihadapi lebih dulu untuk membuat bullish pada Euro semakin kuat dan melirik zona 1.11386 (high Des 2023). Sebaliknya, jika dolar berbalik menguat karena minat safe haven, maka Euro berpotensi berbalik turun dan support 1.07766 adalah zona yang patut diwaspadai sebagai tekanan bearish. Data ekonomi zona Euro relatif sepi sehingga potensi pergerakan relatif bergantung pada perkembangan lebih lanjut dari sisi geopolitik.

Resistance : 1.09800, 1.10320, 1.11000

Support :  1.07766, 1.05500, 1.04774

Outlook :  Bullish

INDEKS SAHAM ASIA

Hangseng: Candle weekly kembali ditutup bearish, tapi kali ini mirip dengan inverted hammer. Sayangnya pembalikan naik belum terlihat cukup kuat secara teknis sehingga perlu mewaspadai penurunan lanjutan dengan support 16340 berpotensi disentuh. Tapi jika dukungan stimulus China berhasil meredam kepanikan, maka peluang pembalikan bisa diharapkan untuk kembali mendorong harga di atas zona 17250. Kepanikan di Wall Street berimbas pada tekanan turun pasar ekuitas global dan kemungkinan masih membayangi beberapa waktu ke depan.

Resistance : 17250, 17430, 17600,

Support : 16700, 16350, 16000

Outlook : Bearish

Nikkei:  Weekly ditutup long bearish candle sehingga menandakan penurunan yang cenderung masih kuat. Tekanan berawal dari kenaikan suku bunga BOJ yang membuat investor beralih ke mata uang yen dan juga dipicu oleh kepanikan Wall Street terhadap potensi resesi. Area 33950 high Juni 2023 kemungkinan menjadi area yang dituju dalam waktu dekat. Sementara resistance ada di 35700

Resistance : 35280, 235700, 36000

Support : 34172, 33805, 33500

Outlook :  Bearish

CFD

Dow Jones: Weekly ditutup bearish engulfing sehingga membuka peluang untuk lanjutan penurunan minggu depan. Pola bearish divergence yang ditunggu-tunggu akhirnya berhasil menekan harga pasca menciptakan rekor tertinggi baru 2 minggu lalu. Secara teknis, peluang penurunan diperkirakan masih bisa terjadi dengan support terdekat melirik 39285, dan terjauh kemungkinan bisa saja menjangkau zona 38000-an jika kekhawatiran tentang resesi AS tetap mendominasi. Seiring tidak adanya data ekonomi yang terlampau signifikan minggu depan, pasar diperkirakan masih akan dihantui kekhawatiran tersebut, juga ditambah dengan perkembangan geopolitik yang tidak menentu. Namun, secara harian, zona 39100 kemungkinan bisa menjadi harapan untuk terjadinya pantulan lebih dulu. Dan laporan pendapatan dari beberapa perusahaan, termasuk ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dan lebih besar diharapkan bisa membuat penurunan tersebut bersifat sementara. Resistance akan berada di kisaran 40000-40100. Selama harga tidak mampu naik di atas zona tersebut, maka bullish akan kesulitan untuk mengambil alih tanpa adanya dorongan pendukung dari sisi fundamental.

Resistance : 39878, 40187, 40353  

Support : 39513, 39285, 38445

Outlook : Bearish

CRUDE OIL: Weekly ditutup bearish sehingga tekanan turun diperkirakan masih akan berlangsung minggu depan. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran melemahnya permintaan global yang dilatarbelakangi kekhawatiran resesi pasca data AS dirilis lebih lemah dari perkiraan dan pasar menilai Fed terlambat beraksi untuk menurunkan suku bunga. Pasar juga akan tetap memantau perkembangan geopolitik. Tapi selama tidak ada eskalasi yang signifikan, maka tekanan turun akan terus dibayangi oleh efek kekhawatiran resesi. Zona 70.66-71.00 adalah zona yang perlu dicermati minggu depan. Penurunan di bawah zona tersebut akan memicu oil lanjut turun hingga kisaran $65-67/barel. Di sisi lain, rebound perlu mendapat dorongan untuk kembali di atas zona 77/78, meskipun strong bullish diperkirakan baru akan muncul jika harga mampu naik di atas $80 per barel.

Resistance : 75.28, 78.85, 80.18

Support : 73.00, 70.60, 68.00

Outlook :Bearish

manufacturing-worker-activity

GBPUSD: MA 200 Weekly ditembus, Pelemahan Dolar Tidak Bantu Banyak?

Poundsterling ditutup di bawah MA 200 Weekly yang berada di 1.28473. Penurunan nampaknya bisa saja berlanjut karena minimnya data pendukung yang membuat pound bisa menguat lebih lanjut. Meski BOE tidak menjanjikan untuk pemangkasan lanjutan, tapi kekecewaan pasar terhadap ekonomi Inggris masih membayangi. Secara teknis, MA 200 akan menjadi resistance acuan untuk dorongan naik kembali. Selama tidak tembus, maka tekanan turun lebih dominan. Semantara MA 50 Weekly 1.25849 akan menjadi area support yang diperkirakan menjadi tujuan penurunan lanjutan. Selama area ini tidak ditembus, maka ada harapan pelemahan pound relatif mulai terbatas. Waspadai data Services PMI Inggris, juga perkembangan geopolitik Timur Tengah!

Resistance :  1.29330, 1.30000, 1.31411

Support  :  1.27769, 1.26145, 1.24791

Outlook : Bearish

GOLD: Kekhawatiran Resesi Buka Peluang Kenaikan Lanjutan!

Weekly candle ditutup bullish, dan secara teknis cukup dekat dengan area tertinggi sepanjang masa 2483.55. Secara teknis ini berarti sinyal untuk dukungan kenaikan lanjutan. Tapi divergence bearish bisa mengganggu untuk beberapa waktu ke depan sehingga peluang koreksi turun di bawah 2400 bisa saja kembali terjadi. Support psikologis akan berada di kisaran 2410-2415. Jika tembus, maka zona 2388 dan 2366 akan kembali dilirik. Tapi selama tidak terjadi penembusan 2410, maka peluang kenaikan tetap dominan. Resistance terdekat diharapkan mampu mendorong di atas 2477 dan 2483. Jika ini konfirm, maka zona 2522 dan 2550 akan menjadi area yang paling memungkinkan untuk dorongan kenaikan lanjutan . Kekhawatiran resesi pasca data NFP yang lemah dan lonjakan tingkat pengangguran membayangi pasar ekuitas sehingga emas berpotensi dilirik sebagai safe haven. Efek geopolitik kemungkinan juga membantu, tapi dampaknya akan relatif bersifat sementara daripada efek yang berkaitan pada ekspektasi cut rate Fed ke depan. Dengan ancaman resesi yang terjadi, pasar akan lebih yakin bahwa cut rate semakin terbuka di bulan September.   

Resistance :  2462.14, 2483.55, 2422.00

Support :   2410.95, 2388.53, 2366.10

Outlook : Bullish

USDJPY: ‘Safe Haven’ dan Kenaikan Suku bunga BOJ Bantu Tekan USDJPY!

Weekly candle ditutup long bearish sehingga peluang penurunan lanjutan diperkirakan bisa terjadi. Namun, penurunan perlu mewaspadai support trendline weekly di area 144. Jika berhasil tembus, maka penurunan akan berlanjut, tapi jika gagal tembus, kemungkinan akan rebound. Di sisi lain kekhawatiran resesi pasca data AS yang melemah membuat keuntungan bagi Yen untuk diincar sebagai safe haven, seperti halnya dolar maupun emas.

Resistance :  148.528, 151.089, 153.660

Support : 145.359, 143.400, 140.237

Outlook : Bearish

FOREXLatestEnd of Last Week3-months Ago1 -year Ago
GBPUSD1.280231.286321.249301.28333
EURUSD1.090991.085431.066641.09962
USDJPY146.529153.768157.696142.240
AUDUSD0.650950.654570.647420.67158
Commodities
XAUUSD2442.432386.972286.071965.34
CLSCID74.1276.4281.5281.74
Indeks Saham
DJI39767408453796335706
HSI16958170191771620194
NKI34695380903830033305
NASDAQ18511.5019171.5017512.0015868.50