Fundamental Ekonomi AS Masih Solid Dukung Penguatan Dolar Ditambah Meningkatnya Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah

Published on 10/07/2024


Dolar menguat terhadap semua mata uang lainnya seiring dengan data di sektor tenaga kerja di AS yang masih solid sehingga semakin mempermudah langkah Fed untuk terus melanjutkan menurunkan suku bunga acuan berikutnya. Data Non-Farm Payroll yang dilaporkan Jumat lalu menunujukkan terjadinya penambahan terisinya lapangan kerja sebanyak 254K yang lebih baik jauh diatas perkiraan hanya 147K dan data periode sebelumnya juga direvisi membaik menjadi 159K. Ini merupakan kenaikan terbanyak dalam 6 bulan terakhir dan angka di atas 200K menunjukkan kondisi sektor ini masih solid sesuai dengan pernyataan Ketua Fed – Jerome Powell paska pertemuan moneter FOMC beberapa waktu lalu. Data lain berupa tingkat pengangguran juga mulai menurun menjadi 4.1% yang lebih rendah dari perkiraan stagnan sama seperti periode sebelumnya 4.2%. Sedangkan upah rata-rata meski menurun 0.4% namun masih lebih baik dari perkiraan 0.3% sementara data periode sebelumnya juga direvisi meningkat menjadi 0.5%. Dengan data-data ini semakin kuat bahwa ekonomi di AS diyakini tidak akan terjadi resesi dan akan mengalami soft landing seperti yang diharapkan oleh Fed. Di sisi lain hal ini semakin mereduksi peluang Fed untuk memangkas suku bunga acuan jumbo seperti pada pertemuan moneter di bulan September lalu. Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Fed sebanyak 25 bps meningkat tajam menjadi 95% dibandingkan pekan lalu yang hanya 65% dan sisanya untuk pemangkasan jumbo 50 bps menurut CME’s FedWatch tool. Sementara itu gejolak geopolitik di Timur Tengah juga berpengaruh terhadap permintaan aset safe haven termasuk mata uang dolar yang menjadi aset paling likuid. Israel akhir pekan kemarin diberitakan kembali melakukan penyerangan di Jalur Gaza dengan lebih dari 180 rudal setelah sebelumnya menyerang basis Hizbullah di Lebanon. Menteri Pertahanan Israel menyatakan masih membuka peluang untuk menyerang kembali terhadap setiap sekutu Iran. Ketegangan di Timur Tengah akan berdampak pada harga minyak dunia yang juga berdampak langsung pada harga BBM di AS dan berpotensi menahan laju turun inflasi. Pekan ini akan dirilis data inflasi CPI dan juga nota minuta pertemuan moneter FOMC bulan September lalu yang akan diirlis pada hari Kamis nanti.

Yen melemah terhadap mata uang dolar hingga level terendah sejak 16 Agustus lalu seiring dengan data sektor tenaga kerja di AS yang positif dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang meningkat. Sementara itu langkah agresif Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan menghadapi pertentangan dari faktor politik. Perdana Menteri – Shigeru Ishiba mengatakan kondisi ekonomi Jepang saat ini masih belum siap untuk kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut. Hari ini akan dirilis data Leading Indikator dan tidak ada data penting hanya data minor yang akan dirilis sepanjang pekan ini.

Euro semakin melemah menyusul penguatan mata uang dolar karena faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas. Selain itu juga semakin besarnya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Dengan data ekonomi yang masih mixed, data Industrial Production di Prancis mengalami peningkatan tajam 1.4% jauh melampaui perkiraan 0.3% dan data periode sebelumnya juga direvisi membaik menjadi 0.2%. Sementara Retail Sales di Italia mengalami penurunan tajam dari 0.5% menjadi -0.5% yang jauh di bawah perkiraan hanya turun 0.2%. Data inflasi CPI yang sudah menurun di bawah target 2% membuka peluang bagi ECB untuk kembali memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan moneter pekan depan. Hari ini akan dirilis data Factory Order di Jerman dan data Retail Sales untuk Uni Eropa keseluruhan.


Poundsterling cenderung tertahan terhadap penguatan mata uang dolar karena fundamental ekonomi di Inggris yang terus positif. Data PMI di sektor konstruksi mengalami peningkatan tajam dari 53.6 menjadi 57.2 yang jauh di atas perkiraan mengalami penurunan 53.1. Data sektor perumahan juga positif. Ketua Ahli Ekonomi Bank Sentral Inggris (BOE) – Huw Pill juga mengatakan BOE perlu berhati-hati dalam melakukan pemangkasan suku bunga acuan. Peringatan tersebut diucapkan sehari setelah Gubernur BOE – Andrew Bailey mengatakan BOE bisa lebih agresif memangkas suku bunga jika tekanan inflasi terus menurun. Data penting pekan ini adalah pertumbuhan ekonomi GDP yang akan dirilis pada hari Jumat di penghujung pekan ini. Hari ini hanya ada data sektor perumahan dari Halifax.

Cek info lain di
https://agrodana-futures.com/
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial