Dolar terus menguat terhadap mata uang lainnya hingga level tertinggi dalam 7 bulan terakhir atau sejak 16 April lalu seiring dengan data inflasi yang kembali naik sesuai perkiraan yang akan menahan langkah Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Departemen tenaga kerja AS melaporkan inflasi CPI bulan Oktober masih stagnan 0.2% sama seperti periode bulan sebelumnya dan sesuai perkiraan. Begitu pula dengan data Core CPI yang tidak menyerakan komponen BBM dan bahan pangan masih stagnan 0.3% sesuai perkiraan. Sementara jika dibandingkan dengan periode setahun yang lalu terjadi kenaikan dari 2.4% menjadi 2.6% sesuai perkiraan, sedangkan data Core CPI masih stagnan 3.3% sesuai perkiraan. Inflasi dikhawatirkan akan terus naik seiring dengan agenda ekonomi dari Donald Trump yang akan kembali menduduki jabatan kepresidenan secara resmi pada Januari mendatang. Potensi inflasi kembali naik akan menahan langkah Fed untuk menjalankan rencana pemangkasan suku bunga di akhir tahun ini dan sepanjang tahun 2025 mendatang. Ekspektasi akan Fed melanjutkan pemangkasan suku bunga diperkirakan akan berhenti pada Januari 2025 tepat sebelum pelantikan Trump. Hal tersebut semakin ditegaskan oleh komentar dari Gubernur Fed St. Louis - Alberto Musalem yang mengatakan Fed berada di titik akhir melawan inflasi meski data terbaru memunculkan resiko inflasi akan melambat atau bahkan akan kembali berbalik. Agenda ekonomi utama Trump berupa kenaikan tarif impor, pengurangan pajak dan pelonggaran aturan industri diperkirakan akan kembali memicu inflasi. Dengan Partai Republik menguasai Kongres AS akan semakin memuluskan agenda tersebut. Setelah menguasai mayoritas di Senat, akhirnya Partai Republik mendapatkan 218 kursi sebagai syarat minimum mayoritas di DPR AS dan masih bisa bertambah, sementara Partai Demokrat tetap bertahan dengan hanya 208 kursi. Meski inflasi kembali naik, Gubernur Fed Minneapolis – Neel Kashkari masih cukup yakin bahwa inflasi akan mencapai target Fed. Selain itu Kashkari juga mengkhawatirkan agenda aturan imigrasi yang ketat dapat berdampak buruk pada sektor tenaga kerja. Sebaliknya Gubernur Fed Dallas – Lorie Logan meminta Fed untuk lebih berhati-hati akan langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Hari ini akan dirilis data inflasi dari sisi produsen PPI dan juga laporan mingguan klaim pengangguran. Bitcoin akhirnya menembus level $90.000 membuat rekor tertinggi baru hingga $93.404,95 seiring dengan euphoria akan rencana Trump menjadikan AS sebagai ibukota crypto.
Yen masih cenderung melemah seiring dengan penguatan dolar terhadap semua mata uang dunia. Terpilihnya Perdana Menteri Shigeru Ishiba untuk meneruskan masa kepemimpinan di Jepang membuat keraguan akan rencana BOJ untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya. Hal ini juga tercermin pada nota pertemuan moneter bulan lalu yang baru-baru ini dirilis yang menunjukkan sejumlah pejabat BOJ sendiri juga ragu seiring dengan kembalinya Trump terpilih menjadi Presiden AS berikutnya. Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) – Kazuo Ueda paska pertemuan moneter pekan lalu mengatakan terdapat ruang bagi kenaikan pada pertemuan moneter berikutnya. Data inflasi dari sisi produsen PPI menunjukkan potensi inflasi terus bergerak naik membuat peluang tersebut terbuka. Inflasi PPI bulan lalu naik 0.2% yang lebih tinggi dari perkiraan 0% dan data periode sebelumnya direvisi naik dari 0.0% menjadi 0.3%. Dan jika dibandingkan dengan data setahun sebelumnya juga terjadi kenaikan menjadi 3.4% yang jauh lebih tinggi dari perkiraan 2.9% dan data periode sebelumnya juga direvisi naik dari 2.8% menjadi 3.1%. Namun dengan kembalinya Ishiba yang beberapa waktu lalu meminta BOJ untuk menunda kenaikan suku bunga, akan mengulang kembali permintaan tersebut.
Euro berlanjut melemah terhadap penguatan mata uang dolar dan masih dibayangi akan terjadinya pelambatan ekonomi seiring dengan agenda Trump untuk menaikkan tarif impor ke AS sebanyak 10% untuk semua negara asing dan 60% terhadap China. Hal ini dinilai oleh Gubernur Bank Sentral Jerman (BundesBank) – Joachim Nagel akan mengakibatkan output ekonomi Jerman setidaknya sebanyak 1% dan berpotensi lebih parah dengan kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang negatif. Gubernur Bank Sentral Austria (OeNB) - Robert Holzmann mengatakan Eropa harus bersiap menghadapi kebijakan tersebut yang kemungkinan berakibat lebih buruk daripada masa kepemimpinan Trump sebelumnya. Trump pernah memberikan peringatan kepada Uni Eropa yang dinilai tidak cukup seimbang dalam neraca perdagangan dengan AS terutama menyerap mobil-mobil buatan AS. Suasana politik di Jerman juga semakin tidak menentu dengan sisa waktu hingga jadwal pemilu dini yaitu pada 23 Februari mendatang. Keputusan Kanselir Jerman - Olaf Scholz untuk mengadakan pemilu dini ini terjadi untuk membuktikan tingkat kepercayaan terhadap kepemimpinan Kanselir Scholz. Hari ini sejumlah data akan dirilis yaitu data dari sektor tenaga kerja dan data pertumbuhan ekonomi GDP. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) - Christine Lagarde dijadwalkan akan memberikan pidato malam nanti
Poundsterling juga berlanjut melemah terhadap mata uang dolar hingga level terendah sejak Agustus lalu selain karena penguatan dollar namun juga karena data di sektor tenaga kerja di Inggris yang melemah. Sedangkan data inflasi yang terus menurun semakin memperbesar peluang Bank Sentral Inggris (BOE) untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga acuannya. Pekan lalu BOE melakukan pemangkasan untuk kedua kalinya dan masih membuka peluang untuk melakukan pemangkasan berikutnya pada pertemuan moneter MPC di bulan Desember mendatang. Menteri Keuangan – Rachel Reeves dijadwalkan akan memberikan pidato pertamanya di depan pelaku bisnis dan industri keuangan hari ini di Mansion House. Selain itu Gubernur BOE - Andrew Bailey dijadwalkan akan memberikan pidato malam ini.
Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial