Dolar kembali menguat terhadap hampir semua mata uang dunia, meneruskan penguatan sebelumnya didukung oleh permintaan akan aset safe haven seiring dengan gejolak geopolitik antara Rusia dengan dunia barat. Ukraina berhasil meluncurkan rudal ATACMS buatan AS ke wilayah Rusia dan respon Rusia dengan Presiden Putin menandatangani doktrin baru yang menurunkan ambang batas diperbolehkannya memanfaatkan senjata nuklir. Namun gejolak tersebut berhasil diredam setelah Menteri Luar Negeri Rusia - Sergei Lavrov yang mengatakan Rusia berupaya untuk sebisa mungkin menghindari peluang terjadinya perang nuklir sekaligus mengapresiasi langkah Jerman yang tidak memberikan akses rudal jarak jauhnya kepada Ukraina. Namun Ukraina malah memperkeruh suasana dengan meluncurkan lagi rudal yang berbeda yaitu Storm Shadow buatan Inggris ke wilayah Rusia. Wartawan dan pejabat Rusia yang tidak mau disebut namanya mengkonfirmasi serangan tersebut di wilayah Kursk. Berbeda dengan serangan pertama yang mendapat persetujuan langsung penggunaan rudal ATACMS oleh Presiden Biden dalam sisa 2 bulan masa jabatanya, penggunaan Shadow Storm diperbolehkan Inggris untuk digunakan didalam wilayah Ukraina. Sejauh ini pemerintah Inggris belum memberikan respon terhadap berita ini. Ukraina terus berupaya mendapatkan ijin untuk menggunakan rudal jarak jauh NATO seiring dengan rencana Rusia melatih dan mengirimkan 10.000 pasukan Korea Utara ke medan perang di Ukraina. Ketua intelejen luar negeri Rusia - Sergei Naryshkin mengatakan akan melakukan pembalasan terhadap pihak NATO yang memfasilitasi penggunaan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia. Akibatnya permintaan aset safe haven seperti dollar, yen dan franc swiss serta emas kembali meningkat yang biasa terjadi jika potensi peperangan meningkat. Presiden AS berikutnya Donald Trump dalam kampanyenya dulu berjanji akan mengakhiri perang di Ukraina, namun belum memberikan petunjuk bagaimana akan dilakukan. Kemungkinan perundingan damai sepertinya akan mengalami kesulitan seperti beberapa perundingan - perundingan sebelumnya. Trump sendiri sejak awal tidak mendukung upaya AS campur tangan di Ukraina. Sementara pasar juga menunggu penunjukan calon menteri keuangan yang akan mengisi kabinet Presiden terpilih Trump nantinya. Dan juga menteri perdagangan yang sejalan dengan visi dan misi mengenai agenda pengurangan pajak dan menaikkan tarif impor. Diperkirakan calon ini akan diungkapkan oleh Trump hari ini. Dengan semakin mendekati kenyataan akan dijalankannya agenda tersebut, semakin jauh harapan Fed akan secara agresif memangkas suku bunga acuannya. Seiring dengan agenda ekonomi Trump yang berpeluang untuk mendongkrak inflasi berlawanan dengan agenda Fed untuk perang melawan inflasi yang tinggi sejak pandemik. Spekulasi akan langkah Fed memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter FOMC di bulan Desember semakin menurun menjadi 52% lebih rendah dari level terendah sebelumnya menurut CME's FedWatch Tool. Hari ini akan dirilis data sektor tenaga kerja berupa laporan mingguan klaim pengangguran.
Yen kembali melemah terhadap dolar meskipun masih menjadi pilihan sebagai aset safe haven, hingga kembali mendekati level di mana peluang otoritas Jepang mungkin akan melakukan langkah drastis untuk menjaga nilai tukar mata uang Yen. Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) - Kazuo Ueda dijawalkan akan memberikan pidato hari ini, dalam pidato terdahulunya Ueda menyebutkan BOJ masih berencana menaikkan suku bunga acuannya namun tidak memberikan petunjuk kapan akan dilaksanakan. Diharapkan rencana tersebut akan diungkapkan dalam pidato hari ini. Dengan hanya menyisakan 1 kali kenaikan suku bunga acuan di akhir tahun ini. Membuat pasar sedikit pesimis langkah tersebut akan dilakukan pada pertemuan moneter di bulan Desember.
Euro juga masih tertekan selain karena penguatan mata uang dolar namun juga semakin besarnya peluang Bank Sentral Eropa (ECB) untuk kembali segera menurunkan suku bunga acuan. Kekhawatiran akan dampak dari kenaikan tarif impor dari pemerintahan AS yang baru, bahkan skenario terburuk pertumbuhan ekonomi akan menjadi negatif akibat agenda ekonomi AS di bawah kepemimpinan Trump. Dalam laporan stabilitas finansial yang dirilis kemarin, ECB menyatakan kondisi ekonomi dan moneter masih rentan dengan tekanan inflasi yang masih membandel seperti yang ditunjukkan oleh data inflasi CPI yang dirilis sehari sebelumnya. Presiden ECB - Christine Lagarde semalam tidak menyinggung kebijakan moneter apa yang akan diambil dalam pertemuan moneter di bulan Desember mendatang. Hari ini hanya ada data Kepercayaan Kosumen.
Poundsterling juga melemah terhadap penguatan mata uang dolar seiring dengan data inflasi yang masih cenderung naik berlawanan dengan harapan Bank Sentral Inggris (BOE). Inflasi CPI meningkat dari 1.7% menjadi 2.3% yang melampaui perkiraan hanya naik 2.2%. Dan data Core CPI yang tidak menyertakan komponen BBM, Bahan Pangan, Tembakau dan Alkohol juga mengalami kenaikan dari 3.2% menjadi 3.3% yang jauh meleset dari perkiraan turun 3.1%. Dengan inflasi yang kembali naik akan menyebabkan BOE akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dengan perkiraan mencapai 82,8% pada pertemuan moneter bulan depan. Hari ini akan dirilis data hutang sektor publik dan Industrial Order.
Cek info lain di: