Dolar kembali menguat terhadap mata uang lainnya kecuali terhadap Yen dengan pasar kembali normal di AS. Kombinasi akan peritiwa-peristiwa terkini cenderung positif untuk mata uang dolar. Mulai dari ancaman Trump akan mengenakan kenaikan tarif impor 100% terhadap negara-negara anggota BRICS, kisruh politik di Prancis yang berpotensi memicu pemilu darurat dan juga spekulasi akan stimulus pemerintah China yang ingin mata uang yuan melemah sebelum dijalankannya kenaikan tarif impor dari agenda Trump tahun depan. Aliansi dagang BRICS yang diinisialisasi oleh Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan mengalami penambahan anggota tetap yaitu Iran, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab dan masih berniat mengajak negara lain untuk bergabung dalam kesepakatannya berencana menggantikan penggunaan mata uang dolar dalam transaksinya dengan mata uang lain. Dalam media sosialnya, Donald Trump menyampaikan ancaman tersebut yang mendapat respon dingin dari Rusia. Sebenarnya penggunaan mata uang lain untuk traksaksi perdagangan sah-sah saja dan ini berbeda dengan cadangan devisa. Namun Trump hanya menginginkan supremasi dolar untuk tetap dipertahankan sehingga ancaman ini menjadi sentimen positif untuk dolar. Sementara defisit anggaran berpotensi menyeret ekonomi di Prancis menjadi seperti kejadian yang dialami Yunani beberapa waktu lalu. Sedangkan data PMI China yang melampaui perkiraan membuka jalan untuk stimulus ekonomi berikutnya. Dan ini diharapkan memicu pelemahan mata uang Yuan lebih lanjut yang akan memberika keuntungan jika agenda kenaikan tarif impor Trump efektif mulai dijalankan. Fundamental ekonomi domestik AS sendiri di sektor manufaktur juga membaik dengan data PMI naik menjadi 49.7 yang lebih baik dari perkiraan stagnan sama seperti periode sebelumnya 48.8. Data yang sama dari ISM juga meningkat dari 46.5 menjadi 48.4 melampaui perkiraan hanya naik 47.7. Meskipun indeks harga mengalami penurunan dari 54.3 menjadi 50.3 jauh dibawah perkiraan naik 55.2. Data-data ini semakin membuka peluang bagi Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan moneter beberapa pekan mendatang. Gubernur Fed - Christopher Waller juga mendukung hal tersebut dengan mengatakan inflasi akan segera mencapai target 2% sehingga memungkinkan Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan. Ekspektasi akan langkah Fed memangkas sebanyak 25 bps pada pertemuan moneter nanti meningkat menjadi 75% dari sebelumnya 66%. Hari ini akan dirilis data sektor tenaga kerja berupa data tersedianya lowongan kerja dari JOLTS.
Yen masih cenderung menguat di tengah sentimen positif mata uang dolar. Peluang Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menaikkan suku bunga acuan yang semakin meningkat menjadi pemicu penguatan tersebut. Stimulus fiskal yang disetujui parlemen pekan lalu dan data inflasi yang naik melampaui perkiraan membuat peluang tersebut semakin besar. Gubernur BOJ - Kazuo Ueda di akhir pekan lalu juga memberikan petunjuk dengan mengatakan kenaikan suku bunga berikutnya selaras dengan data ekonomi yang sudah sejalan. Selain kenaikan suku bunga pada pertemuan moneter pada 18-19 Desember nanti, BOJ juga diperkirakan masih menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut pada pertemuan moneter di bulan Januari mendatang.
Euro melemah tajam selain karena penguatan mata uang dolar, namun juga karena kondisi politik di Prancis yang semakin memburuk. Defisit anggaran menjadi perdebatan serius hingga memicu mosi tidak percaya akan kepemimpinan Perdana Menteri - Michel Barnier yang dapat menyebabkan terjadinya pemilu darurat untuk menggantikannya. Defisit anggaran yang serius dapat berpotensi mengalami kejadian serupa di Yunani beberapa waktu yang lalu. Namun reaksi pasar masih tertuju pada tekanan terhadap Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga acuannya lebih lanjut. Dengan spekulasi di pasar kembali akan langkah ECB memangkas suku bunga jumbo sebanyak 50 bps pada pertemuan moneter 12 Desember mendatang kembali meningkat. Setelah pejabat ECB - Francois Villeroy de Galhau pada Kamis lalu mengatakan ECB masih terus membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga acuan yang lebih besar.
Poundsterling cukup tertahan oleh penguatan mata uang dolar karena mengalami penguatan terhadap mata uang Euro. Meskipun absennya fundamental ekonomi tidak membuat spekulasi ekspektasi akan langkah moneter Bank Sentral Inggris (BOE) berikutnya adalah memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya masih sama. Gubernur BOE - Andrew Bailey masih mengkhawatirkan resiko akan meningkatnya ketegangan geopolitik yang masih menjadi ancaman akan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Cek info lain di: