Dolar kembali cenderung menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan sentimen negatif di luar AS meskipun data ekonomi domestik relatif menurun. Data terisinya lapangan kerja swasta dari ADP mengalami penurunan menjadi hanya 146K yang lebih rendah dari perkiraan 150K dan data periode sebelumnya juga direvisi menurun dari 233K menjadi hanya 184K. Sementara data PMI di sektor jasa dari ISM juga mengalami penurunan dari rekor tertinggi sebelumnya sejak Agustus 2022 yang lalu yaitu 56.0 turun drastis menjadi 52.1 yang jauh di bawah perkiraan hanya turun 55.5. Komponen tenaga kerja dari data PMI juga mengalami penurunan menjadi 51.5 dari periode sebelumnya 53.0. Sebelumnya data dari JOLTS juga menunjukkan aktifitas di sektor tenaga kerja memberikan sinyal mulai menurun. Sehingga ekspektasi akan langkah Fed untuk kembali menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter pekan depan semakin meningkat. Gubernur Fed St. Louis - Alberto Musalem semalam mengharapkan Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan meski masih terbuka untuk opsi lain. Musalem belum menjadi anggota voting pertemuan moneter FOMC kali ini dan baru akan aktif pada tahun 2025 nanti. Sementara Ketua Fed - Jerome Powell semalam juga memberikan sinyal Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan dan menyambut baik penunjukkan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan yang akan datang. Powell menyebutkan tingkat pengangguran yang cukup rendah dan inflasi juga cenderung menurun menuju target Fed serta kondisi ekonomi masih kondusif sehingga tidak ada alasan Fed untuk tidak melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter. Jalan menuju suku bunga yang netral masih cukup panjang dan resiko ekonomi melemah semakin berkurang. Peluang akan langkah Fed memangkas lagi suku bunga acuan pada 2 pekan mendatang semakin meningkat dari sebelumnya 73% menjadi 78% dan peluang untuk mempertahankan semakin menurun dari 27% menjadi hanya 22% menurut CME FedWatch Tool. Hari ini akan dirilis data di sektor tenaga kerja lain berupa laporan mingguan Jobless Claim dan esok hari baru akan dirilis data penting yaitu Non-Farm Payroll (NFP).
Yen melemah terhadap dolar dengan tersebarnya laporan dari media yang meragukan ekspektasi pasar akan langkah moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan ini. BOJ diperkirakan baru akan menaikkan suku bunga acuan pada Januari mendatang guna memastikan data inflasi benar-benar naik setelah kenaikan data inflasi bulan lalu. Serta akan memantau dampak ekonomi dari stimulus pemerintah Jepang sebanyak $141 miliar yang dirilis bulan lalu. Sementara itu di Korea Selatan, President Yoon Suk Yeol menghadapi permakzulan setelah sebelumnya secara tidak terduga mengumumkan darurat militer meski beberapa jam kemudian mencabut deklarasi tersebut.
Euro melemah tajam terhadap dolar seiring dengan goncangan politik di Prancis. Mosi tidak percaya akan kepemimpinan Perdana Menteri - Michel Barnier paska mengajukan rencana kenaikan pajak dan pemotongan anggaran guna menutup defisit anggaran pemerintah Prancis. Rencana tersebut mendapat tentangan dari Parlemen baik partai oposisi maupun partai pendukungnya dengan mayoritas 331 suara. Barnier diminta untuk segera menyerahkan surat pengunduran diri dan memaksa Presiden - Emmanuel Macron untuk menunjuk perdana menteri baru. Hal ini menimbulkan ketidakstabilan politik di negara terbesar kedua di wilayah Uni Eropa ini. Sementara itu Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) - Christine Lagarde dalam dengar pendapat dengan parlemen kemarin mengatakan masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan, namun tidak menyebutkan seberapa laju akan diturunkan. ECB diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter pekan depan untuk ke-empat kalinya di tahun ini sebanyak 25 bps.
Poundsterling bergerak menguat terhadap dolar dan terangkat oleh cross rate terhadap Euro seiring dengan kondisi politik di Uni Eropa yang tidak stabil. Ekonomi di Inggris sendiri relatif lebih stabil dan lebih baik dibandingkan wilayah tetangganya itu. Tidak seperti Bank Sentral Eropa (ECB) yang sepertinya diharuskan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneternya, Bank Sentral Inggris (BOE) relatif hanya diharapkan akan memangkas suku bunga acuannya lebih moderat dan bahkan ada peluang akan tetap mempertahankan jika memang kondisi memungkinkan.
Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial