Dolar berlanjut menguat terhadap mata uang lainnya menyusul rencana sejumlah bank sentral yang akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan moneter masing-masing pekan ini. Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Kanada (BOC) dan Bank Sentral Swiss (SNB), ketiganya dijadwalkan akan kembali memangkas suku bunga acuan, meski dengan inflasi yang relatif masih tinggi dan bahkan SNB diperkirakan akan melakukan pemangkasan jumbo pada pertemuan moneter di hari Kamis nanti. Hari ini Bank Sentral Australia (RBA) mengadakan pertemuan moneter dengan perkiraan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk saat ini. Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu data inflasi CPI di AS yang akan dirilis esok malam. Data ini akan menentukan langkah yang akan diambil oleh Fed dalam pertemuan moneter pekan depan. Sebelumnya data di sektor tenaga kerja menunjukkan meski penambahan lapangan kerja meningkat, namun tingkat pengangguran juga bertambah sebanyak 4.2% yang mengindikasikan sinyal sektor ini mulai menurun. Sehingga memungkinkan bagi Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Ekspektasi Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps semakin meningkat hingga 85% dari sebelumnya di kisaran 70%. Sementara itu, pemerintah China untuk pertama kali menyinggung kebijakan moneter yang akan diadopsi dalam 14 tahun terakhir atau sejak tahun 2010 yang lalu, ikut mendorong sentimen di pasar. Otoritas moneter China mengatakan akan mengubah kebijakan moneter menjadi lebih longgar dibandingkan sebelumnya yang cukup ketat saat ini. Pemerintah China juga diperkirakan masih akan meluncurkan stimulus ekonomi lainnya mulai tahun depan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Sedangkan perkembangan geopolitik juga mendukung penguatan mata uang dolar sebagai salah satu aset safe haven. Runtuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al Assad di Syria di akhir pekan, ketegangan antara Ukraina vs Rusia dan juga kekhawatiran terhadap perang tarif di masa kepresidenan Trump yang akan datang membuat permintaan aset safe haven meningkat. Hari ini ada data minor yaitu Unit Labor Cost dan Non-Farm Productivity.
Yen masih menjadi aset safe haven bersama dengan mata uang dolar dan Swiss Franc, selain dengan peluang Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menaikkan suku bunga acuan pekan depan. Langkah BOJ ini mendapat dukungan dari partai oposisi di parlemen Partai Demokrasi Konstitusi Jepang seperti yang diungkapkan pimpinan partai tersebut - Yoshihiko Noda yang menyarankan BOJ untuk menaikkan suku bunga acuan secara bertahap. Dengan pertimbangan angka inflasi yang terus cenderung naik di atas 2% dan stimulus ekonomi yang beberapa waktu lalu diluncurkan yaitu senilai $141 miliar yang berpotensi meningkatkan angka inflasi lebih tinggi. Kondisi ekonomi juga memungkinkan untuk melakukan kenaikan suku bunga tersebut setelah angka pertumbuhan ekonomi GDP Q3 naik melampaui perkiraan. Hari ini akan dirilis data Machinery Tools Order.
Euro melemah terhadap dolar menjelang pertemuan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan pada hari Kamis nanti. Hampir dapat dipastikan ECB akan kembali memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada pertemuan tersebut seiring dengan kondisi ekonomi yang terus menurun dan inflasi yang semakin mendekati target 2%. Selain itu kondisi politik di Jerman dan Prancis yang masih belum menentu menjadi sentimen negatif di pasar. Presiden Prancis - Emmanuel Macron masih belum juga menentukan pengganti Perdana Menteri - Michel Barnier yang dilengserkan pekan lalu oleh mosi tidak percaya parlemen Eropa. Sementara pemecatan Menteri Keuangan di Jerman beberapa waktu lalu memicu diadakannya pemilu dini yang dijadwalkan pada Februari mendatang, membuat posisi jabatan tersebut menjadi vakum. Kondisi kedua negara ini menjadi tidak stabil dengan minimnya dukungan parlemen terhadap kepemimpinan di 2 negara tersebut. Hari ini ada data inflasi CPI di Jerman.
Poundsterling masih cenderung melemah terhadap dolar meskipun ekonomi di Inggris relatif lebih stabil dan lebih baik dibandingkan wilayah tetangganya Uni Eropa. Sehingga masih ada kemungkinan bagi Bank Sentral Inggris (BOE) untuk mempertahankan suku bunga acuannya, namun tidak menutup kemungkinan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya juga. Kekhawatiran akan diberlakukannya kenaikan tarif impor di masa kepemimpinan Presiden Trump mendatang masih membayangi industri di Inggris. Hari ini tidak ada data ekonomi yang akan dirilis di Inggris.
Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://t.me/AGROdanaOFFICIAL
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial